Wednesday, 23 September 2020
NASKAH : DRAMA CKS
Naskah dRAMA
Cinta Keranjang Sampah
P E L A K U :
1. RINDA : Isteri-muda, 24 tahun.
2. ANTON : Pembantu Basron, 28 tahun.
3. BASRON : Saudagar 52 tahun, suami Rinda.
4. DARMI : Pembantu, 35 tahun.
5. LELAKI : Polisi; pakaian preman
6. KOMANDAN POLISI
7. POLISI - I.
8. POLISI - II.
9. POLISI - III.
S I N O P S I S :
Basron, saudagar tua, selalu berdagang ke luar kota meninggalkan isteri-mudanya di rumah bersama ayah dan pembantu-pembantunya.
Anton pembantu Basron yang tampan dan muda, tergiur dan tergoda kecantikan Rinda. Memahami kesepian Rinda dan ditekan oleh kesepiannya sendiri, akhirnya dia memberanikan diri menemui Rinda di kamarnya.
Dua hati yang kesepian, akhirnya berselingkuh dan bersekongkol untuk menguasai harta-kekayaan Basron, dengan membunuh dan menguburnya di gudang belakang.
Namun, rahasia cinta-durjana ini terbongkar, atas laporan polisi yang mengawal Basron pulang ke rumahnya. Setelah digledah, ternyata mereka telah membunuh dan mengubur Basron.
Akhirnya mereka digiring ke kantor polisi untuk menjalani pemeriksaan dan proses hukum.
C I N T A - D U R J A N
Sanduran : Barani Nasution
RUMAH PAK BASRON, SEORANG SAUDAGAR BERUSIA 52 TAHUN, SELALU KELUAR KOTA MENINGGALKAN ISTERINYA RINDA 24 TAHUN.
SORE INI TAMPAK PAK BASRON SEDANG DUDUK DI RUANG TAMU, SEDANG BERPIKIR-PIKIR DAN ASYIK MEMAINKAN CANGKLONGNYA.
BASRON
( MEMASANG KACAMATANYA, LALU MEMBACA DAN MEMBALIK-BALIK BUKU CATATAN DI ATAS MEJA. )
RINDA
( MASUK MEMBAWA SEGELAS KOPI, DAN MELETAKKANNYA DI ATAS MEJA ) Ini kopinya, Pak. Silahkan minum…
BASRON
( GEMBIRA ) Waah… ini baru sedap…! ( MINUM)
RINDA
Manis, pak?
BASRON
Ya. Enak, dan pas manisnya. Tapi …
RINDA
Tapi apa, pak?
BASRON
( MEMUJI ) Tapi… kau tetap paling manis buat bapak!
RINDA
( MALU ) Akh,.. Bapak… Ada-ada saja!
BASRON
( TIBA - TIBA SADAR ) Naah… ada kurangnya…!
RINDA
Apa, pak?
BASRON
Lampiran kopinya, mana?
RINDA
Tukang kuenya belum lewat, pak …
BASRON
Oh, ya? Sudah! Kalau begitu, kau saja lampirannya.
Kemari dekat bapak!
( RINDA PINDAH DUDUK KESAMPING BASRON, MEMELUK DAN MENAMPAR-NAMPAR BAHUNYA )
Bagaimana? Sudah jadi kau beli kalung-mas itu?
( RINDA MENGANGGUK )
Mana?
RINDA
Rinda simpan di lemari, pak…
BASRON
Oh, ya. Nanti, kalau kepingin apa-apa, katakan saja pada bapak, ya?
RINDA
Memang ada yang sudah lama Rinda idam-idamkan, Pak…
BASRON
Apa itu? ( PAUSE ) Katakan saja!
RINDA
( MENGAYUN-AYUNKAN TANGAN DI DEPAN DADANYA TANDA MENGGENDONG BAYI )
BASRON
Oh… itu? ( ANGGUK-ANGGUK) … Sabar… Sabar…
Buat apa cepat-cepat repot mengurus bayi, iya kan?
Nikmati saja dulu masa mudamu sepuas-puasnya.
RINDA
Lama-lama… nanti tak dapat, Pak….
BASRON
Bisa diatur… tak usah takut! Iya kan?
RINDA
Habis… kalau seperti semalam terus, bagaimana?
BASRON
( TERDIAM SEJENAK ) Iya, ya…! Barang kali karena bapak terlalu capek, ya? Tapi jangan kuatir… kan ada Irex?! ( PAUSE. BASRON MENGELUS-ELUS RAMBUT RINDA )
RINDA
Jam berapa bapak berangkat?
BASRON
Jam setengah delapan, malam nanti. Tas bapak sudah kau siapkan?
RINDA
Sudah pak! ( PAUSE ) Tapi… Pulangnya jangan lama-lamalah, Pak. Rinda kan bisa kesepian sendiri….
BASRON
Kalau tak ada halangan, biasanya kan cuma seminggu. Lagipula, disini banyak pembantu kita jadi temanmu.
RINDA
Teman ngobrol banyak, pak. Tapi di kamar… ditempat tidur…? Kan sendiri!
BASRON
Ya… Ya… bapak tidak akan lama-lama. ( MELIHAT JAM TANGAN )
Sekarang ambilkan tas bapak, sudah pukul 5.
( RINDA MASUK, DAN KEMBALI MEMBAWA TAS, TRAVEL-BAG DAN JAS. TERDENGAR KETUKAN DI PINTU, ANTON MASUK )
ANTON
Selamat sore, pak…
BASRON
Selamat sore. Kemari kau dulu Anton. ( ANTON DUDUK )
Bapak berangkat lagi malam ini ke luar kota.
Seperti biasa, jangan lupa mengawasi lingkungan rumah dan gudang kita, ya?
ANTON
Iya, pak. Anjing penjaga, tetap saya lepaskan kalau malam.
Sampai saat ini, mudah-mudahan aman-aman saja, pak…
BASRON
Ya, bagus. ( KEPADA RINDA ) kakek, urus dan Bantu kalian keperluannya. Jangan sia-siakan…
RINDA
Iya. Pak. ( MEMBERIKAN ) ini jas-nya, Pak.
BASRON
( MEMAKAI JAS ) Nah, bapak berangkat sekarang. ( MENYALAMI DAN MENCIUMI PIPI RINDA ) Ayo Anton, berangkat…..
( ANTON MEMBAWA KEDUA TASNYA, DAN MEREKAPUN KELUAR. TAMPAK RINDA BERDIRI MENGIRINGKAN MEREKA HINGGA KE BIBIR PINTU DAN MENATAP MEREKA BEBERAPA SAAT.
LAMPU PENTAS MAKIN REDUP HINGGA
BLACK - OUT
FADE - IN :
TAMPAK RINDA DI DEPAN MEJA MAKE-UP DALAM KAMARNYA. IA MEMAKAI DASTER, DAN SEDANG MEMANDANGI WAJAHNYA DI DEPAN CERMIN.TERDENGAR KETUKKAN PINTU DAN LONCENG JAM SEPULUH
ANTON
( KETUKAN PINTU ) Nyonya….
RINDA
( TERKEJUT ) Siapa?
ANTON
Saya, Nya…. Anton….
RINDA
Ada apa Anton?
ANTON
Ada yang perlu saya tanyakan pada nyonya. Izinkan saya masuk, nyonya. Sebentar saja…
RINDA
( BANGKIT DAN MEMBUKA PINTU, LALU ANTON MASUK ) ada apa Anton?
ANTON
Saya mau tanya, apa nyonya punya buku-buku cerita yang bisa saya pinjam?
RINDA
Aku tak punya buku-buku, Anton. Lagipula, aku tak suka membaca… ( PAUSE )
ANTON
( KESAL ) Akh…. Sunyi sekali disini, nyonya! Menjemukan!
RINDA
Baru kau yang mengatakannya dengan terus terang!
ANTON
Sungguh, nyonya! Keadaan seperti ini benar-benar menyedihkan buat saya. Kenapa tidak? Saya, kan masih muda, tinggal di tempat yang lebih sunyi dari kuburan…. Tampak tak ada kehidupan disini, kecuali sunyi dan sepi.
RINDA
Mengapa kau tak kawin saja?
ANTON
Mengatakan yang lebih muda daripada melakukannya, nyonya… siapalah yang mau menikah denganku? Aku bukan orang penting, gadis-gadis kaya pasti tak mau. Sedangkan gadis-gadis miskin… nyonya tau sendiri. Mereka mengharapkan orang kaya. Tapi apakah mereka tau tentang cinta suci dan murni?
Dan bagaimana pula pendapat orang-orang kaya? Seperti nyonya misalnya, dapat membahagiakan lelaki lain yang memiliki rasa cinta…. ( SADAR )…
Tapi, suamimu menyekapmu disini, seprti burung dalam sangkar…
RINDA
Ya, memang. Menjemukan sekali tinggal disini…!
ANTON
Nyonya sendiri tantu sudah cukup mengalaminya selama ini. Andainya nyonya menemukan orang lain sebagai suami……
tapi nyonya tak mungkin punya peluang menemukkan orang lain.
RINDA
Andainya aku sudah punya anak, mungkin aku bisa berbahagia dengan suamiku….
ANTON
Tapi nyonya, tentu harus ada caranya untuk dapat melahirkan anak. Bayi tentu tidak lahir begitu saja. ( PAUSE )
Hidup bertahun-tahun dengan beberapa majikan, aku banyak melihat penderitaan isteri-isteri saudagar.
Aku juga maklum, seperti kata nyanyian : “ HIDUP TERASA HAMPA, BILA KEKASIH SEDANG PERGI….”
Karena memaklumi perasaanmu itulah Rinda, memaklumi kesepianmu, maka…. ( PAUSE )
Sebenarnya aku bisa membantu menlenyapkan kesepianmu itu jika kau mau. Itu tak sulit bagiku!
RINDA
Mengapa kau menceritakan perasaanmu seperti itu padaku. Itu tak ada hubungannya dengan diriku. Keluarlah kau…..
ANTON
( BERDIRI DAN MENDEKATI RINDA ) Maafkan aku, nyonya….
Aku melihat dan memahami penderitaanmu, dan membuat aku jatuh cinta padamu. Aku tahu, kau tidak lebih bahagia dari aku saat ini. Sekarang, saat ini, semuanya ada di tanganmu… ada dalam kekuasaanmu…
RINDA
Kau bicara apa ini? Mengapa kau datang padaku?
ANTON
( MEMEGANG TANGAN RINDA ) Aku merasa, kaulah seluruh hidupku sekarang. ( MEMELUK RINDA DAN BERBISIK )
Mengapa aku merasakan perasaan seperti itu? ( MENCIUMI RINDA )
RINDA
( BERUPAYA MENOLAK ) Oh,… oh,… lepaskan aku, lepaskan…
ANTON
( LALU MENGGENDONG RINDA KE TEMPAT TIDUR )
LAMPU PENTAS TIBA-TIBA GELAP.
HANYA TERDENGAR SUARA JANGKRIK DAN DETAK JAM DINDING DAN LOLONGAN ANJING.
SETELAH BEBERAPA SAAT, LAMPU SPOT REMANG ( MINIM ) HIDUP. TAMPAK RINDA MEMBETULKAN RAMBUTNYA YANG KUSUT MASAI, DAN ANTON DUDUK BERSANDAR MENYULUT ROKOKNYA!
RINDA
( SAMBIL MEMATUT RAMBUT ) Cepatlah kembali ke kamarmu…
ANTON
Mengapa harus pergi sekarang?
RINDA
Bapak mertuaku, akan segera mengunci semua pintu-pintu.
ANTON
Kekasihku sayang… betapa bodohnya orang-orang disini. Jika mereka pikir dapat menyelamatkan seorang wanita dengan pintu-pintu. Untuk menemui kau, aku bisa keluar-masuk sesukaku. Dimana ada pintu bagiku, juga dalam hatimu… iya kan? ( MENCIUM RINDA DAN KELUAR )
LAMPU PENTAS GELAP TOTAL
BEBERAPA SAAT KEMUDIAN, TERDENGAR KETUKAN PINTU :
DARMI
Tehnya sudah siap dimeja taman, nyonya.
LAMPU PENTAS TERANG KEMBALI PERLAHAN-LAHAN
TAMPAK DARMI SEDANG MELETAKKAN TEKO DAN CANGKIR DI ATAS SEBUAH MEJA KECIL.
NYONYA RINDA DATANG MEMAKAI HOUSECOAT LALU DUDUK DI KARPET.
RINDA
Rupanya, aku ketiduran, Darmi… ( MEMINUM TEHNYA ) Apa artinya itu, Darmi, ya?
DARMI
Apa artinya apa, nyonya?
RINDA
Aku jelas belum tidur, dan kurasa aku bukan mimpi tapi satu kenyataan. Seekor kucing besar-hitam datang ke tempat tidurku… lalu mengelus-eluskan badan dan kepalanya dan dadaku. Apa kira-kira artinya itu, ya?
DARMI
Akh, nyonya ini cerita yang nggak-nggak saja!
RINDA
Sungguh, Darmi! Aku tak bohong. Seekor kucing datang ke tempat tidurku. Aku heran juga : “Darimana datangnya kucing ini, pikirku.” Tak pernah-pernah kucing masuk ke kamarku, iya kan? Kucing itu terus juga menciumi aku, lalu… kupukul! Tiba-tiba kucing itu hilang jadi asap…. !
DARMI
( TAKUT ) Waah… itu sungguh-sungguh aneh, nyonya….
RINDA
Itulah yang jadi pikaranku sekarang….
DARMI
Aku yakin, pasti ada seseorang yang ingin dekat dengan nyonya atau semacamnya, atau barangkali... Itu tanda akan ada orang datang pada nyonya.
RINDA
( BERPIKIR-PIKIR ) Tapi… Siapa… ?!
DARMI
Apa atau siapa?
Apa atau siapa secara pasti, tak ada yang dapat memastikannya nyonya. Tapi rasanya, sesuatu pasti akan terjadi.
RINDA
Dan sebelumnya Darmi, aku selalu melihat bulan dalam mimpi-mimpiku. Lalu… sore ini datang pula seekor kucing aneh…
DARMI
Kalau melihat bulan… itu artinya akan melahirkan ( RINDA TAMPAK TERKEJUT ) Saya akan panggilkan Anton kemari nyonya?
RINDA
Entah… oh, ya.. ya… pergilah panggil dia. Biar dia ikut minum disini.
DARMI
Itulah maksudku, nyonya. Dia akan kusuruh segera kemari. ( DARMI MASUK KE RUMAH, RINDA BERDIRI, LALU JALAN-JALAN, SEBENTAR KEMUDIAN ANTON MASUK )
ANTON
Darmi sudah cerita padaku…. ( RINDA MENOLEH ). Kurasa, itu cuma mimpi disiang bolong.
RINDA
Tapi mengapa sebelumnya aku tak pernah mimpi-mimpi seperti itu, Anton?
ANTON
Banyak kejadian yang tak pernah kita impikan sebelumnya, Rinda. Aku hanya bisa merasa dapat bulan setiap kali aku melihatmu habis dandan. Dan sekarang bagaimana?
Ternyata seluruh tubuhmu yang indah ini sudah jadi milikku. ( MERANGKUL RINDA )
RINDA
( MENGHINDAR ) Aduh, kau membuat aku pusing. ( DUDUK KE KURSI ) Anton, kemarilah dekat aku…. (MENGGELIATKAN BADANNYA DENGAN INDAH, ANTON DATANG DAN DUDUK DISAMPINGNYA )
Apakah kau selalu merindukan aku, Anton….. ?
ANTON
Ya… Tentu saja aku selalu merindukanmu……
RINDA
Bagaimana rasanya rindu itu Anton, cobalah katakan padaku….
ANTON
Apalah akan kukatakan? Bagaimana aku bisa menjelaskan apa arti dan rasanya rindu? Aku sedih…..
RINDA
Lalu…. Mengapa aku tidak bisa merasakannya Anton? Mengapa aku tidak tahu, bahwa kau mengimpikan diriku?
Kata orang, kita bisa merasakan jika seseorang merindukan kita. ( ANTON TETAP DIAM, MENGELUS-ELUS RAMBUT RINDA ).
Kalau benar kau selalu merindukanku, kenapa kau selalu menyanyikan lagu-lagu di gudang?
ANTON
Kanapa rupanya kalau aku menyanyi? Apakah kau kira nyamuk mendegungkan hidupnya, karena dia bahagia?
( HENING BEBERAPA SAAT, TERDENGAR SUARA PETIKAN GITAR DARI JAUH )
RINDA
( MENUNJUK KE LANGIT ) Lihat Anton, betapa indahnya,…. Malam yang indah, sunyi yang damai, bulan naik ke singgasananya, dan harum melati menyebar menggetar jiwa…
( ANTON DIAM MEMPERHATIKAN SEKELILING, DENGAN MANJA )
Anton, mengapa kau begitu murung, sayang? Apakah sudah bosan dengan cintaku?
ANTON
Mengapa kau berbicara se-bodoh itu?
RINDA
Aku tahu, kau tidak sungguh-sungguh mencintaiku…. Kau hanya main-main.
ANTON
Yakh…. Aku tak bisa marah, biarpun kau berkata begitu.
RINDA
Lalu…. Mengapa kau menciumi aku seperti itu?
ANTON
Ya, begitulah ciuman seorang suami terhadap isterinya. Begitulah caranya mereka memuaskan rindu-dendam mereka. Kau harus menciumiku lagi, biar bunga-bunga mekar indah malam ini.
RINDA
( MERANGKUL DAN MENCIUM ANTON ) begini….? begini…? ( PAUSE ). Tapi…. Anton, mengapa mereka menyebutmu si RAJAGODA? Mengapa mereka menyebut kau begitu?
ANTON
Siapa yang menyebut aku demikian?
RINDA
Ya, begitulah kata mereka?
ANTON
Ya, barangkali karena aku pernah gabung dengan perempuan-perempuan yang kurang sopan.
RINDA
Mengapa pula kau terlalu bodoh, mau gabung dengan perempuan seperti itu? Mestinya kau tidak patut mencintai perempuan yang seperti itu.
ANTON
Enak saja berkata begitu. Apakah semua perbuatanmu, betul-betul kau sadari? Kita sering tergoda, kan? Itulah soalnya. Berbuat dosa dengan seorang perempuan itu gampang.
Misalnya, seorang gadis melemparkan tubuhnya kepelukanku dan merangkul leherku…. Begitulah misalnya.
RINDA
Dengar Anton…. Aku tidak pernah tau dan tidak mau tau, soal hubunganmu dengan perempuan lain. Tapi yang jelas, kau sendiri yang membuat aku hanyut dengan cinta ini.
Dan kau sendiri tau, bagaimana aku menetapkan keinginan bebasku, dan betapa besar godaan yang harus kau lakukan padaku.
Jadi Anton, kalau kau tinggalkan aku, jika kau memutuskan cinta kita karena perempuan lain, ingatlah…. Aku akan bunuh diri.
ANTON
Aku tidak mungkin meninggalkan kau Rinda. Kau adalah segalanya bagiku. Namun begitu, cobalah menyadari keadaan kita. Kau bilang, kau tau bahwa aku ingin mrung hari ini. Tapi kau tidak mau tau apa sebabnya.
RINDA
Katakan padaku Anton…. Apa yang kau risaukan, sayang….?
ANTON
Cepat atau lambat, suamimu akan pulang, maka… habislah cintaku padaku. Aku akan kembali ke kamarku didekat gudang, menatap cahaya lampu dari jendela kamarmu saat kau bercumbu dengan suamimu yang sah : Tuan Basron !
RINDA
( MENGGOYANG-GOYANG TELAPAK TANGANNYA ) Tidak, itu tidak akan terjadi lagi.
ANTON
Kenapa tidak? Menurutku, kau tidak akan dapat berbuat apa-apa untuk mencegah itu. Namun, aku juga punya firasat bahwa aku akan segera menghadapi kesulitan besar.
RINDA
( MANJA ) Sudahlah…. Tak usah lagi kita bicarakan soal itu ( MENCIUMI ANTON )
ANTON
( MENARIK WAJAHNYA DARI RINDA ) Soalnya, aku harus mengatakannya padamu terus terang, bahwa aku berada dalam satu posisi yang sulit, yang mengharuskan aku berpikir 10 kali… aku tak bisa sembarangan…. ( PAUSE )
Andainya, katakanlah…. Kita setarap, andainya aku orang kaya atau berpangkat, maka… tak akan pernah timbul keinginan untuk berpisah dengan kau. Namun kau harus menyadari, betapa keadaanku untuk hidup bersamamu. ( PAUSE )
Bila kulihat lelaki tua itu merangkulmu dan membawamu ke kamar tidur, rasanya hatiku menanggung beban-berat seumur hidup.
Aku tak seperti lelaki lain, yang sudah merasa puas dengan memperoleh kebutuhannya dari seorang wanita. Aku merasa paham dengan makna cinta-sejati, aku merasakan gigitannya didalam hatiku….
RINDA
Mengapa kau ceritakan semua ini padaku?
ANTON
Rinda, apalagi yang dapat kulakukan selain dari menceritakannya padamu? Bagaimana aku bisa mendiamkannya….? ( PAUSE )
Barangkali, telah diceritakan orang semua pada suamimu dan semua rinciannya. Mungkin bukan lagi satu saat nanti, bahkan besok-pun tidak,… aku harus membereskannya dan tak boleh lagi ada tanda-tanda dirinya yang terkesina di rumah ini.
RINDA
Tidak! Tidak! Aku tidak akan pernah mau berpisah denganmu. Jika harus kutempuh… Apakah dia yang mati atau aku, namun…. Aku harus tetap memilikimu!
ANTON
Itu tak akan kubiarkan terjadi, Tentu saja ada caranya, Rinda. Andainya aku tidak mencintai seseorang diatas derajatku, tentu aku sudah berbahagia sekarang. ( PAUSE )
Apakah kau pikir, kau masih selalu dapat bercinta denganku dibelakang suamimu, Rinda? Apakah itu merupakan kehormatan bagimu, bila kau tetap jadi majikanku?
Aku ingin jadi suamimu dan menikahimu dengan sah, walaupun nanti akan selalu merasa diriku ada dibawahmu………
Tapi paling tidak, aku dapat mengatakan kepada dunia, betapa aku menghormati isteriku….
RINDA
Aku tahu sekarang, bagaimana aku membuatmu menjadi seorang saudagar kaya dan hidup denganmu secara layak.
Cuma, jangan buat aku sedih, sebelum tiba waktu yang tepat.
( MERANGKUL DAN MENCIUMI ANTON ) Ayolah… kita pergi tidur sekarang….
( MEREKA BANGKIT, ANTON MENGGULUNG KARPET, LALU MENGIRINGKAN RINDA MASUK RUMAH )
LAMPU PENTAS MATI ( BLACK-OUT )
MALAM YANG SEPI, LAU TERDENGAR SUARA DERIK PINTU PERLAHAN- LAHAN, KEMUDIAN TERDENGAR SUARA KUCING MENGEONG…. NGEONG….
LAMPU REDUP/SAMAR HIDUP DIATAS TEMPAT TIDUR. TAMPAK RINDA DAN ANTON SEDANG TIDUR. SEEKOR KUCING BERJALAN-JALAN DIATAS TUBUH RINDA. SEKALI-SEKALI DIA MENGEONG…NGEONG…NGEONG.
OFF STAGE :
RINDA
( BERGUMAM ) Kucing apa pula yang masuk ke kamar ini? Pintu kamar sudah betul-betul kukunci tadi, aku sendiri yang menguncinya. Jendela sudah kututup rapat-rapat, tapi kucing ini masih juga masuk. ( PAUSE ) Biar kulemparkan kucing ini keluar…. ( KUCING ITU MENGEONG…. LALU TERDENGAR SUARA :
KUCING
Kucing macam apakah aku ini, Rinda? Mengapa kau menyebutku kucing? Betapa liciknya kau Rinda, menyebutku kucing…. Padahal kau tahu “ aku adalah roh mertuamu”. ( PAUSE )
Karena aku sakit hati, hatiku hancur-luluh karena perlakuanmu maka aku jadi kecil…. Dan aku kelihatan seperti kucing bagi mereka yang kurang mengenal aku.
Apa kabarmu, rinda? Betapalah kesetiaanmu dimata Hukum dan Agama?
Aku datang dari kuburan, khusus melihat kau dan Anton, menghangatkan tempat tidur suamimu dengan cinta-durjana.
( NGEONG… NGEONG…. NGEONG )
Apakah kau takut padaku, Rinda? Lihatlah mataku, tinggal rongga karena makanan beracun yang kau berikan padaku.
( RINDA MENATAP MATANYA…. LALU MENJERIT. ANTON TERJAGA DAN MENAMPAR-NAMPAR RINDA. RINDA DUDUK DAN MEMANDANGI SEKELILINGNYA….
KEMUDIAN RINDA MENDENGAR ORANG MEMBUKA PINTU PAGAR BESI DI LUAR DAN GONGGONGAN ANJINGNYA, KEMUDIAN TERDENGAR SUARA PUTARAN KUNCI DI PINTU DEPAN….
OFF STAGE :
RINDA
Apakah aku ini bermimpi, ataukah suamiku yang pulang…… dan membuka pintu dengan kunci cadanagnnya?
( MEMBANGUNKAN ANTON ) Bangun, bangun Anton…. Dengar…!
( TERDENGAR SUARA LANGKAH ORANG DI LUAR. RINDA CEPAT BANGKIT DARI TEMPAT TIDUR, LALU MEMBUKA JENDELA KAMAR PELAN-PELAN, LALU MENYURUH ANTON KELUAR DARI JENDELA DENGAN HANYA MEMAKAI CAWAT ) RINDA BERBISIK :
Tidak, jangan… jangan! Baring saja disini dan jangan kemana-mana. ( RINDA MELEMPARKAN PAKAIAN ANTON DAN SEPATUNYA LEWAT JENDELA. RINDA KEMBALI KE TEMPAT TIDUR, BERSELIMUT KEMBALI DAN MENUNGGU. KEMUDIAN TERDENGAR KETUKAN DI PINTU ) Siapa itu?
BASRON
Aku! Buka pintunya…..
RINDA
Bapak, ya?
BASRON
Ya, aku. Tak kau kenal suaraku? ( RINDA BANGKIT BERKUMUL SELIMUT, MEMBUKA PINTU DAN KEMBALI KE TEMPAT TIDUR, BASRON MASUK )
RINDA
Udara dingin sekali menjelang subuh begini…….
( BASRON MENYALAKAN LAMPU DAN MEMANDANGI SEKELILING )
BASRON
Apa kabarmu selama aku pergi?
RINDA
Baik-baik, pak. ( PAUSE ) kumasakkan air buat teh, pak ya?
BASRON
Suruh saja Darmi memasaknya. ( RINDA KELUAR, DAN LAMA TAK KEMBALI. BASRON MEMBUKA DAN MENGGANTUNG JASNYA, LALU DUDUK DI KURSI. SEMENTARA ITU TERDENGAR PERCAKAPAN BERBISIK : )
OFF STAGE : -----
RINDA
( BERBISIK ) Tetap saja tinggal disini.
ANTON
Untuk berapa lama, Rinda?
RINDA
Kau tak mengerti juga! Kau tetap saja disini sampai kupanggil. ( TAMPAK RINDA MASUK KE KAMAR KEMBALI ).
BASRON
Mengapa kau begitu lama?
RINDA
Aku menjerangkan air di dapur, pak. ( BASRON MASUK KE KAMAR MANDI )
BASRON
( TERDENGAR DIA BERKUMUR-LUMUR, BATUK-BATUK DAN MENCUCI MUKA ). Bagaimana kau menguburkan ayah ketika dia meninggal?
RINDA
Ya, namanya jenazah… ya, kami kubur seperti biasa.
BASRON
Tak adakah kau lihat yang aneh-aneh.
RINDA
Tak ada. Semuanya biasa dan tak ada yang mencurigakan.
BASRON
( BERJALAN MONDAR-MANDIR DALAM KAMAR )
Apa yang kau kerjakan, untuk melewatkan hari-harimu selama ini?
RINDA
Tidak kemana-mana, kecuali menonton teater satu kali.
BASRON
Tampaknya, kau tidak begitu gembira menyambut suamimu pulang,….
RINDA
Kita kan tidak muda lagi pak, yang senang bertingkah gila-gilaan setiap kali bertemu.
Apa lagi yang bapak inginkan? Aku tetap siap untuk mengerjakan apa yang bapak inginkan….
( RINDA KELUAR LAGI. LAU TERDENGAR : )
OFF STAGE :
RINDA
( TETAP WASPADA, ANTON )
BASRON BERDIRI, MELANGKAH KE TEMPAT TIDURNYA. IA MENEMUKAN SEBUAH JAM TANGAN LAKI-LAKI DAN SEBUAH IKAT PINGGANG DI ATAS TEMPAT TIDUR. IA MEMPERHATIKANNYA DENGAN CURIGA.
RINDA MASUK KEMBALI MEMBAWA TEKO DAN CANGKIR DI ATAS BAKI. DAN MELETAKKANNYA DIATAS MEJA. BASRON MENDEKATI RINDA )
BASRON
Mengapa kau gabung dua tempat tidur itu, padahal kau cuma sendirian saja?
RINDA
Aku selalu menunggu dan mengharapkan kedatanganmu setiap saat.
RINDA
Oh, begitu?! Terima kasih atas kerinduanmu……. ( PAUSE )
Mengapa benda-benda ini ada di tempat tidur? Siapa punya?
RINDA
Kudapat dihalaman, lalu kubuat pengikat rok-ku.
BASRON
Ya! ( PAUSE ). Aku juga ada mendengar kabar tentang rokmu itu.
RINDA
( CURIGA ) apa yang bapak dengar?
BASRON
Semua yang terjadi disini.
RINDA
Tak ada terjadi apa-apa disini, pak….
BASRON
Akan kuselidiki nanti…. Aku akan tau tentang itu nanti…. ( DIAM )
Semua yang terjadi tentang dirimu. ( PAUSE ) Akan kita bawa dan lihat dibawah sinar matahari.
RINDA
Rinda tidak akan takut….. aku sungguh-sungguh tidak akan takut tentang hal itu.
BASRON
( TERSINGGUNG ) apa? Apa yang kau bilang!
RINDA
Itu tak berarti apa-apa bagiku…..
BASRON
Aaa,… begitu?! Lihatlah…! Kau sudah terlalu pandai bicara selama aku pergi.
RINDA
Mengapa pula aku harus jadi pendiam!?
BASRON
Mestinya kau harus jaga dirimu baik-baik.
RINDA
Aku tak perlu jaga diriku sendiri. Belum cukup rupanya panjang-lidah itu menceritakan skandal padamu, yang ujung-ujungnya mengancam aku?!
BASRON
Tak ada hubugannya dengan orang panjang-lidah.
Aku sendiri sudah tau kebenaran skandal-cintamu.
RINDA
( MEMBANTAH ) skandal cinta apa?
BASRON
Aku sudah tau semua itu.
RINDA
Jika memang sudah tau, coba katakan terus-terang.
BASRON
( MANAMPAR PIPI RINDA )…. Tak ada yang perlu dibicarakan lagi!
RINDA
( MELEMPARKAN SENDOK KE TAPAK TEH BASRON )
Ayolah, katakan apa yang diceritakan si-pelapor itu padamu. Siapa kekasihku yang kau tau itu.
BASRON
Kau akan tau waktunya nanti, tak usah telalu buru-buru.
RINDA
Mereka cerita bohong padamu soal Anton, iya kan?
BASRON
Akan kuselidiki… akan kuselidiki Rinda. Tak seorang pun mengambil-alih kekuasaanmu atas dirimu…. Tak seorangpun…. Aku akan membuatmu mengatakannya sendiri….
RINDA
Aalah… aku sudah muak dengan semua ini. ( BERDIRI DAN KELUAR, LALU MASUK LAGI BERSAMA ANTON )
Ini dia orangnya,… ternyata dia dan aku, tentang apa yang sudah kau tahu.
Barangkali, kau akan perlu juga mengetahui sesuatu yang tak perlu kau tanya-tanya lagi.
( DUDUK DI PINGGIR TEMPAT TIDUR, BASRON MEMANDANG ANTON DI PINTU )
BASRON
Apa yang kau lakukan dengan isteriku, hei ular berbisa?
RINDA
Tanyakan pada kami, tentang apa yang sudah kau tahu kebenaran itu! Kau pikir, kau bisa menakut-nakuti aku dengan ocehan orang?
Namun, itu semua tidak akan pernah terjadi.
Barangkali, aku tahu apa yang harus aku lakukan sebelum kau memberikan janji-janjimu. Bagaimana juga…. Aku akan selamanaya.
BASRON
Apa kau bilang? ( MARAH ) Keluar kau!
RINDA
( MEMBANTAH ) mana bisa begitu! ( CEPAT-CEPAT BERDIRI DAN MENGUNCI PINTU KAMAR DAN MENGATONGI KUNCINYA, DAN DUDUK KEMBALI KE TEMPAT TIDUR )
Kemari Anton…. Mari kemari, sayangku! ( ANTON DATANG DAN DUDUK DI SAMPING RINDA )
BASRON
Ya,… Tuhan…. Tuhan Yang Maha Suci! Apa yang kau lakukan ini? Apa yang membuat kau begini biadab!
RINDA
Katakan sekarang… tidak hebatkah ini? Lihat…. Lihatlah, betapa tampannya kekasihku ini? ( TERTAWA DAN MENCIUMI ANTON BERULANG-ULANG DIDEPAN MATA SUAMINYA )
BASRON
( MARAH DAN BANGKIT, LALU MENAMPAR PIPI RINDA )
Kurang ajar! Biadab! ( LALU PERGI KE JENDELA )
Oh… begitu? Baiklah tua-bangka, terima kasih…..
Itulah yang kutungggu-tunggu. Sekarang aku tahu sudah…. Sekarang bukan lagi kemauanmu, tapi kemauanku….
( DENGAN SENTUHAN CEPAT DIA DORONG ANTON. MENDEKATI BASRON, RINDA LANGSUNG MENDEKAPNYA DARI BELAKANG DAN MEMBANTINGNYA KE LANTAI. ANTON LANGSUNG MENUNGGANGI TUBUH BASRON DAN MENCEKIK LEHER BASRON )
ANTON
Pegang tangannya…..!!!
( RINDA CEPAT MELEPASKAN CEKAMAN TANGAN BASRON DARI RAMBUT ANTON, LALU ANTON MENCEKIK KERONGKONGAN BASRON HINGGA IA TAK BERDAYA DAN MATI………
MEREKA BERDIRI, LALU MENGANGKAT TUBUH BASRON KE DALAM UNTUK MEREKA KUBURKAN DI GUDANG )
LAMPU PENTAS : BLACK-OUT ( MATI )
LAMPU PENTAS HIDUP KEMBALI PERLAHAN
( TAMPAK RINDA DAN ANTON SEDANG DUDUK BERDAMPINGAN MINUM TEH SORE )
RINDA
( AGAK CEMAS ) Anton, bagaimana kalau hal ini ketahuan nanti?
ANTON
Tak akan ada yang tahu itu, sampai hari-kiamat, sayang……
RINDA
Kalau begitu, kau akan segera kujadikan seorang saudagar kaya…. ( MENCIUMI PIPI ANTON BERULANG-ULANG)
ANTON
Maksudmu, bagaimana?
RINDA
Dalam waktu dekat, aku akan segera menjadi saudagar-kaya, lalu kita-pun akan hidup bahagia….
( TIBA-TIBA TERDENGAR KETUKAN DI PINTU. RINDA BANGKIT DAN MEMBUKANYA. MASUK SEORANG LAKI-LAKI BERJACKET )
LELAKI
Selamat sore, nyonya….
RINDA
Selamat sore. Silahkan masuk….!
( SETELAH DUDUK ) ada yang dapat saya bantu, pak?
LELAKI
Tidak, nyonya. Saya hanya mau bertemu Pak Basron.
RINDA
Oh, Pak Basron…. Bapak belum pulang, pak…. Sudah hampir 3 bulan ke luar kota….
LELAKI
Belum pulang kata nyonya? ( HERAN ) aneh….
RINDA
Apanya yang aneh, Pak?
LELAKI
Tapi,… tapi,… aku sendiri yang mengantarkan tadi pagi-pagi, kira-kira pukul 04.00…. sampai ke pintu gerbang depan.
RINDA
( PURA-PURA TAK PERCAYA ) Akh, masyakh ….?
LELAKI
Benar, nyonya. Sungguh! Beliau menjanjikan oleh-oleh buat saya, sebuah jam tangan Titus, dan menyuruh saya mengambilnya sore ini.
RINDA
Oh, begitu? Tapi Pak Basron belum sampai ke rumah, Pak. Apa bapak tidak keliru?
RINDA
Keliru bagaimana nyonya? Aku kenal baik dengan Pak Basron. Kami ketemu di stasiun-bus. Karena dia sampai larut-malam, dia minta aku mengawalnya sampai ke rumah ini.
RINDA
Kalau begitu, kemana, ya….
LELAKI
Baiklah, nyonya. Kalau begitu, saya permisi dulu.
RINDA
Ya…. Ya…. Silahkan…. ( LELAKI ITU KELUAR )
LELAKI
( BERDIRI ) Kau percaya itu?
RINDA
Bahwa dia mengantar Pak Basron? Mungkin saja…. Tapi, mungkin juga dia mau merampok kemari. Tak mustahil jika dia tahu Pak Basron sudah lama di luar kota.
ANTON
Ya, mungkin juga.
RINDA
Apa yang harus kita lakukan sekarang?
ANTON
Kupikir kau haus lapor ke polisi, bahwa Pak Basron sudah 3 bulan tak pulang dan tak ada kabar.
RINDA
Untuk apa dilapor?
ANTON
Untuk minta surat-Kuasa untuk bertindak atas nama Pak Basron,…. Mengurus dan meneruskan perusahaanya.
RINDA
( GEMBIRA ) Tepat sekali! Satu langkah yang sangat tepat! Dan setelah itu… baru kita menikah, setuju?
ANTON
Tentu saja setuju, sayang… ( MENCIUM PIPI RINDA. TERDENGAR KETUKAN DI PINTU. MEREKA SALING BERPANDANGAN CURIGA. RINDA BERDIRI DAN MEMBUKA PINTU. TAMPAK SEORANG PERWIRA POLISI MASUK )
PERWIRA
Selamat sore, nyonya….
RINDA
Selamat sore, ada apa, pak?
PERWIRA
Saya dari kepolisian kota, nyonya.
RINDA
Maksudnya, Pak?
PERWIRA
Saya dapat perintah dari atasan, untuk memeriksa dan mengledah rumah nyonya… maaf, nyonya ( MENUNJUKKAN SURAT PERINTAH )
( MEMBERI ABA-ABA KEPADA ANAK BUAHNYA, LALU MASUK 3 ORANG POLISI )
Tuan dan nyonya, harap tetap di tempat. Silahkan duduk.
( PADA ANAK BUAHYA ) periksa semua kamar dan tempat-tempat yang mencurigakan.
( KETIKA POLISI ITU MASUK, TAK BERAPA KELUAR DARMI )
DARMI
( KETAKUTAN ) ada apa, nyonya?
PERWIRA
Kau siapa?
DARMI
Saya…. Saya pembantu di rumah ini, Pak…
PERWIRA
Baik! Duduk disitu…. Jangan pergi kemana-mana….!
RINDA
Kenapa rumah saya di gledah pak?
PERWIRA
Kami akan mengadakan penyelidikan pertama, nyonya….
RINDA
Apa maksudnya? Pak!
PERWIRA
Anak buahku melaporkan, bahwa dia mengawal dan mengantarkan Pak Basron tadi pagi. Tapi ternyata, nyonya bilang belum sampai di rumah ….
( SALAH SEORANG POLISI ITU KELUAR UNTUK MELAPOR )
POLISI - I
Di temukan kain berlumur darah, Pak. ( MENUNJUKKAN )
POLISI - II
Lapor pak. Di temukan sebuah lobang panjang galian baru dalam gudang. Ternyata sebuah kuburan berisi mayat, Pak.
PERWIRA
OK! Tahan orang ini, dan bawa ke kantor!
POLISI - II
Siap, Pak. ( LALU MEMBORGOL ANTON DA N RINDA DARMI )
PERWIRA
( PADA POLISI - III ) Bapak tinggal disini. Jaga dan awasi rumah ini dan orang-orang yang ada disini.
Akan saya kirim petugas untuk mengangkat mayat dari lobang itu.
POLISI - III
( MEMBERI HORMAT ) siap komandan!
PERWIRA
Ayo! Bawa mereka :
( POLISI - I DAN II, MENCABUT PISTOLNYA MASING-MASING )
POLISI - I
Ayo,….! Maju!
( RINDA, ANTON DAN DARMI DIGIRING POLISI KELUAR, POLISI - III TAMPAK SIAP MENJAGA )
LAMPU PENTAS MATI PERLAHAN-LAHAN
T.A.M.A.T
Medan,2007
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment