Wednesday 23 September 2020

RENSTRA TOR

1. Latar Belakang A. LINGKUNGAN HIDUP Makhluk hidup membutuhkan lingkungan untuk kelangsungan hidupnya. Sebagai tempat tinggal, tempat berlangsungnya interaksi antar sesama makhluk hidup, sebagai tempat untuk bertahan hidup, sebagai tempat untuk berlindung, dan lain-lain. Lingkungan bukan lagi menjadi salah sati hal yang terpenting bagi makhluk hidup. Tetapi, lingkungan sudah menjadi hal yang terpenting bagi makhluk hidup untuk kelangsungan hidupnya. Mulai dari manusia, hewan, hingga tumbuhan. Namun, dewasa ini, pada kenyataannya lingkungan masih dianggap sebagai salah satu hal terpenting. Bisa dilihat dari banyaknya kerusakan lingkungan, bencana alam, dan lain-lain. Kita semua tidak bisa menuduh siapapun atau menyuruh siapapun untuk bertanggung jawab kecuali kita semua menyadari kesalahan yang telah kita perbuat terhadap lingkungan. Sebagai makhluk yang dikatakan paling sempurna di antara makhluk lain seperti hewan dan tumbuhan, manusialah yang paling bertanggung jawab atas semua ini. Manusia memiliki akal dan pikiran. Semua itu diciptakan untuk melindungi dan melestarikan lingkungan kita. Namun, mengapa akal dan pikitan itu disalah gunakan untuk merusak lingkungan? Pembalakan liar, asap pabrik, asap kendaraan bermotor, pencemaran air sungai, membuang sampah di sembarang tempat, dan lain-lain adalah merupakan ulah manusia. Karena hal itulah mengapa dewasa ini banyak terjadi masalah-masalah lingkungan seperti bencana alam, perubahan cuaca, banjir, sampai pemanasan global, yang kesemuanya itu kemudian berpontensi besar mendatangkan penyakit bagi makhkuk hidup. Bahkan dengan halnya pemanasan global, sudah mulai dirasakan oleh seluruh makhluk hidup di seluruh dunia. Kerusakan lingkungan yang diakibatkannya pun berdampak negatif pada beberapa spesies hewan dan tumbuhan misalnya, yang sudah mulai punah secara drastis. Kemudian di berbagai daerah terjadi bencana alam yang merenggut banyak nyawa manusia. Jadi siapakah yang harus bertanggung jawab atas semua ini? Kita tidak bisa saling menuduh. Tetapi, kita harus saling bekerjasama untuk melestarikan lingkungan hidup kita. Karena masalah lingkungan hidup adalah urusan kita semua. B. FORUM KOMUNIKASI MEDIA TRADISIONAL (FK METRA) Modernisasi yang bertumpu pada ilmu pengetahuan dan teknologi, tidak serta merta menjadikan sesuatu yang tradisional hilang. Tetapi pada banyak fenomena sosial justru memperlihatkan adanya trend kerinduan untuk kembali pada nilai-nilai substamsial yang terkandung dalam suatu tradisi. Sehingga tradisi ditempatkan sebagai kekayaan bangsa yang perlu dijaga kelangsungan hidupnya. Salah satu media yang perlu dijaga kelestariannya adalah Media Tradisional (Metra). Dipergunakannya Media Tradisional yang komunikatif sebagai media penyampai informasi ditengah-tengah pesatnya kemajuan teknologi komunikasi dan informasi mengingat berbagai keunggulan tersendiri yang dimilikinya. Sekalipun perkembangan teknologi sedemikian pesat namun terdapat suatu kondisi dimana media modern tidak bisa menggantikan peran Media Tradisional sebagai media komunikasi dalam masyarakat. Media Tradisional selain sarana hiburan juga sangat dapat berperan sebagai penyampai informasi dan pendidikan kepada masyarakat. Apalagi bentuk penyajian, bahasa dan materi yang terkandung di dalam pertunjukan rakyat (sebagai akar/kekuatan pada Metra) sudah sedemikian akrabnya dengan budaya penonton sehingga tetap menjadi suatu media komunikasi yang menarik dan efektif. Forum Komunikasi Media Tradisional (FK METRA) sebagai organisasi kemasyarakatan yang bersifat terbuka, non diskriminatif, non politik yang menampung keanekaragaman potensi bangsa di bidang Media Tradisional bertekad melestarikan karya budaya luhur bangsa sebagai kekayaan dan aset bangsa yang harus terus dipelihara, diberdayakan dan dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kesejahteraan rakyat dengan mendayagunakannya dalam penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan. Demikianlah segenap paparan yang kemudian melatarbelakangi kami dari Forum Komunikasi Media Tradisional Sumatera Utara (FK METRA-SUMUT) tertarik bekerjasama dengan Badan Lingkungan Hidup Sumatera Utara (BLH-SU) untuk mengadakan Pergelaran Pertunjukan Rakyat berthema “Pengrusakan Lingkungan Hidup” dan sub thema “Lingkungan Hidup yang Baik, Bersih dan Sehat adalah Urusan Kita Semua”. 2. Analisa Masalah dan Justifikasi Kegiatan (Rationale) Kerusakan lingkungan hidup, berdasarkan faktor penyebabnya, dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu bentuk kerusakannya akibat peristiwa alam dan karena faktor manusia. Berbagai bentuk bencana alam yang akhir-akhir ini banyak melanda Indonesia telah menimbulkan dampak rusaknya lingkungan hidup. Dahsyatnya gelombang tsunami yang memporak-porandakan bumi Serambi Mekah dan Nias, serta gempa 5 skala Ritcher yang meratakan kawasan Daerah Istimewa Yogyakarta dan sekitarnya, merupakan contoh fenomena alam yang dalam sekejap mampu merubah bentuk muka bumi. Peristiwa alam lainnya yang berdampak pada kerusakan lingkungan hidup antara lain letusan gunung berapi, gempa bumi, angin topan, dan lain-lainya. Manusia sebagai penguasa lingkungan hidup di bumi berperan besar dalam menentukan kelestarian lingkungan hidup. Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang berakal budi mampu merubah wajah dunia dari pola kehidupan sederhana sampai ke bentuk kehidupan modern seperti sekarang ini. Namun sayang, seringkali apa yang dilakukan manusia tidak diimbangi dengan pemikiran akan masa depan kehidupan generasi berikutnya. Banyak kemajuan yang diraih oleh manusia membawa dampak buruk terhadap kelangsungan lingkungan hidup. Beberapa bentuk kerusakan lingkungan hidup karena faktor manusia, antara lain terjadinya pencemaran (pencemaran udara, air, tanah, dan suara) sebagai dampak adanya kawasan industri, terjadinya banjir, sebagai dampak buruknya drainase atau sistem pembuangan air dan kesalahan dalam menjaga daerah aliran sungai dan dampak pengrusakan hutan, terjadinya tanah longsor, sebagai dampak langsung dari rusaknya hutan. Kemudian beberapa ulah manusia yang baik secara langsung maupun tidak langsung membawa dampak pada kerusakan lingkungan hidup antara lain penebangan hutan secara liar (penggundulan hutan), perburuan liar, merusak hutan bakau (mangrove), penimbunan rawa-rawa untuk pemukiman, pembuangan sampah di sembarang tempat, bangunan liar di daerah aliran sungai, pemanfaatan sumber daya alam secara berlebihan di luar batas, dan lain-lainnya. Terinspirasi dari masalah pengrusakan lingkungan hidup itu kami dari FK METRA-SUMUT berkepentingan untuk merapatkan diri dengan pihak terkait, yang dalam hal ini kami pilih BLH-SU yang tugas pokok dan fungsinya secara umum adalah menyusun, merumuskan, melaksanakan, memfasilitasi, memberdayakan, serta menyelenggarakan program-program ataupun kegiatan-kegiatan yang bersinggungan dengan lingkungan hidup, untuk mengadakan sosialisasi tentang lingkungan hidup melalui Pertunjukan Rakyat (Petra). Alhamdulillah, keinginan kami untuk ‘campur tangan’ itu disambut baik oleh pihak BLH-SU, karena memang effektivitas Pergelaran Petra dalam menyampaikan pesan-pesan lingkungan hidup ini sangatlah teruji dikarenakan media penyampai ini berkomunikasi langsung dengan publik atau penontonnya melalui dialog-dialog yang disampaikan para pelakunya, tanpa dibatasi oleh layar kaca pada pesawat televisi, atau layar lebar pada bioskop. Dan hal ini pun telah terbukti dan dapat dibuktikan di banyak Pergelaran Petra yang sudah dilakukan FK METRA SUMUT di berbagai kesempatan dan tempat. 3. Maksud dan Tujuan Pergelaran Maksud dan tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan pergelaran pertunjukan rakyat ini adalah : a) Meningkatkan keterpaduan, kemitraan dalam pemanfaatan pertunjukan rakyat sebagai proses komunikasi informasi. b) Ikut serta dalam berbagai kegiatan pemerintah khususnya dalam melaksanakan pelestarian, pengembangan, pendidikan dan pemanfaatan komunikasi informasi melalui pertunujukan rakyat. c) Meningkatkan fungsi dan keberadaan pertunjukan rakyat dalam proses pelestarian, pengembangan pendidikan dan pemanfaatan komunikasi informasi. 4. Sasaran Pergelaran a) Pertunjukan rakyat selain menjadi sarana hiburan juga dapat menyampaikan informasi dan pendidikan kepada masyarakat. b) Pertunjukan rakyat yang komunikatif sebagai media penyampaian informasi ditengah-tengah pesatnya kemajuan teknologi komunikasi dan informasi mengingat berbagai keunggulan yang dimilikinya. c) Bahasa dan materi yang terkandung didalam pertunjukan rakyat akrab dengan budaya penonton sehingga tetap menjadi suatu media komunikasi yang menarik dan efektif. 5. Hari/Tanggal/Waktu/Tempat Pergelaran - Hari Sabtu tanggal 22 Desember 2012 - Dimulai pukul 20.00 Wib - Di Garuda Plaza Hotel Medan 6. Sasaran/Target Audiens - Semua umur dan kalangan 7. Durasi - Alokasi waktu 60 menit

No comments: