Tuesday 22 September 2020

MEMANEN PEDIH

SAJAK-SAJAK M. RAUDAH JAMBAK MEMANEN PEDIH air mata memang tak pernah minta ditumpahkan sederas apapun sebuah kepedihan, bersebab bendungan hati telah lama retak dindingnya menambah deburnya (Sisa-sisa hujan memberikan kabar duka di sudut matamu Dengan sisa-sisa amplop merah jambu di sisa-sisa Perjalanan rindu yang tak sempat kau simpan Pada sisa-sisa lembar diari hatimu yang kosong dan Dikotori sisa-sisa debu cintamu) air mata memang tak pernah ingin dialirkan dari suasana yang bagaimanapun tetapi, nganga luka begitu terasa pedihnya mengiris di jiwa (Sisa-sisa kabar duka memberikan hujan di sudut matamu Dengan sisa-sisa perjalanan rindu yang tak sempat kau Kirimkan lewat sisa-sisa amplop merah jambu dari Kotornya sisa-sisa debu cintamu yang berdebu di lembar Diari hatimu) air mata memang tak pernah ingin lahir dari rahim dendam manapun (Sisa-sisa lembar diari hatimu yang berdebu memberikan sisa-sisa Perjalanan rindu yang tak sempat kau catat pada sudut matamu Yang menyimpan sisa-sisa amplop merah jambu sekotor sisa-sisa Debu cintamu dan tak pernah pernah berhenti menurunkan kabar duka Di sisa-sisa hujan matamu) air mata tak pernah meminta apapun (dan kau bagai petani yang tak pernah letih menghitung keuntungan yang berlebih) Medan, 2011 SOULMATE Selalu saja kau berdiri di depan pintu menatap langit yang tertutup mendung Dan katanya akan segera menumpahkan hujan begitu saja berharap seseorang Akan berlari memelukmu lalu mengajakmu ke peraduan basah sebasah Hasrat penantian namun sedikit berdebu Padahal angin selalu datang dan pergi laksana tetamu yang memeriahkan Sebuah pesta pernikahan dengan hidangan penuh rasa dan aroma, menembus Di setiap pintu dan jendela Selalu saja kau berdiri di depan pintu menikmati hijau daun-daun yang bediri Berbanjar seolah serdadu siap tempur demi sebuah penantian rindu seindah Pelangi di lengkung sunyi Sementara kursi dan meja kau biarkan sendiri, juga lilin melepuh bagai Penari-penari yang kehilangan irama musik dalam setiap nadanya lenyap Perlahan begitu saja tanpa kau sadari Dan selalu saja kau berdiri di depan pintu sampai malam diam-dian datang bertandang lalu mendekapmu tanpa sempat kau memberikan perlawanan Medan, 2011 TENTANG SEBUAH KISAH /1 ada yang terlupa tentang kicau burung di balik rimbunan hijau pepohonan tentang kisah daun-daun gugur tentang cerita akar di perut bumi tentang hikayat air mengalir mungkin karena kita selalu disibukkan dengan dongeng pencakar langit, pun rumah-rumah kaca, atau anak-anak yang sering lupa kisah-kisah pengantar sebelum tidur waktu sepertinya memang ujung anak panah yang melesat secepat kilat, lalu menancap entah ke dada siapa dan burung-burung yang telah lama kehilangan kicaunya bersebab bumi dan udara berlomba menghadirkan bara pada anak cucu kita TENTANG SEBUAH KISAH /2 kita tidak tahu memang apa yang akan terjadi esok tetapi hari ini sudah memberikan tanda-tanda bahwa kita harus selalu membawa cermin ke mana pun berada, sekadar memberi kabar tentang sebuah kesadaran dan penyadaran garis-garis wajah yang sering kita abaikan kita tidak tahu memang apa yang akan terjadi esok tetapi anak cucu kita akan bercerita tentang sebuah kisah entah berakhir sedih dan bahagia. Atau sebuah penyesalan sepanjang umur yang mungkin di wariskan ke anak cucu mereka nanti pada setiap sejarah yang terus berulang kita tidak tahu memang apa yang akan terjadi esok tetapi hari ini hidup akan terus bercerita pada lembar sejarah di setiap episodenya, maka cerminan kita hari ini adalah masa depan anak-cucu kita kemana mereka harus melangkah, bagaimana harus berbenah TENTANG SEBUAH KISAH /3 aku bukanlah kau, anakku tetapi kau adalah darah dagingku yang harus kuajari bagaimana harus menata hidup. Bukan dengan larik setiap puisi yang kulahirkan, tetapi dengan hati dan cinta pada sesama aku bukanlah kau, anakku sebab kau punya hak untuk melangkah ke arah mana yang akan kau tuju, tetapi aku adalah anakku yang harus kuperjuangkan dari setiap titik keringatku bagaimana kau harus mencatat sejarah dalam setiap lembar kehidupan aku bukanlah kau kau bukanlah aku tapi aku wariskan cinta maka, jagalah, anakku TENTANG SEBUAH KISAH / 4 Mungkin setelah lotus bertunas pada hati kita Tak ada ketakutan selain cinta berwarna merah muda Yang terus membawa harumnya kemana-mana Ia menjadi sebuah kekuatan yang mengagumkan Ia menjadi keberuntungan yang menyadarkan Dan ia menjadi hidup di setiap kematian kita Maka, setelah lotus lahir dari hati kita Kemanapun melangkah tak ada lagi jarak Ruang maupun waktu yang berdetak Sedegup jantung. Selalu berbinar Seterang matahari, seindah bulan Lalu, apa arti cinta sesungguhnya bagimu Apakah ia laksana kuda jantan yang terengah-engah, Ataukah ia seindah kelopak teratai merah yang terbuka? TENTANG SEBUAH KISAH / 5 Dengan segenap keyakinan, aku bertandang Kuharap kau sedang menungguku di ruang tamu Tempat biasa kita berbagi cerita dan cinta Jangan lagi kau sulam amarah, dari sisa kebencian Sehabis hujan deras semalam. Sebab, aku sendiri Gamang apakah itu yang dinamakan cinta Aduh. Getar dada ini semakin debar. Tetapi, Dengan setangkai mawar ini kita akan raup Aroma rindu di taman hatimu yang penuh warna BIODATA M. Raudah Jambak, S. Pd, lahir di Medan, 5 Januari 1972. Pernah bersinggungan di Komunitas Forum Kreasi Sastra, Komunitas Seni Medan, Komunitas Garis Lurus, Himpunan Sarjana Kesusastraan Indonesia, Komunitas Sastra Indonesia, Seniman Indonesia Anti Narkoba,dll. Guru Bahasa dan Sastra Indonesia SMK, Dosen Ilmu Komunikasi Filsafat Panca Budi Medan. Alamat tugas : Jalan Jenderal Gatot Subroto km 4,5 Medan, Sumatera Utara. Alamat Rumah: Jalan Murai Batu Kompleks Rajawali Indah E-10 Medan, Sumatera Utara. Hp. 085830805157. Kontak Person TBSU- Jl. Perintis Kemerdekaan, no. 33 Medan. Saat ini sebagai Direktur Komunitas Home Poetry. Kegiatan terakhir mengikuti Temu Sastrawan III di Tanjung Pinang. Cukup banyak kegiatan yang digeluti sejak SD yang berkaitan dengan seni, sastra dan budaya. Lokal, nasional, maupun Asia Tenggara. Secara nasional dimulai pada event PEKSIMINAS di Jakarta (Teater, 1995), LMCP_LMKS di Bogor (sampai 2008), MMAS Guru-guru se-Indonesia di Bogor (200&), work shop cerpen MASTERA, di Bogor (2003), Festival Teater Alternatif GKJ Awards, di Jakarta , TSI 1-3, Juara Unggulan 1 Tarung Penyair Se-Asia Tenggara di Tanjung Pinang, Nominasi cipta Puisi nasional Bentara, Bali, dll. No. Rek BNI : 0208306885. a.n. MUHAMMAD RAUDAH JAMBAK. Kancab. USU MEDAN

No comments: