Wednesday 23 September 2020

Pendidikan peningkatan kualitas siswa

Siswa dan Budaya Ilmiah “Kegiatan yang berbau ilmiah sejalan dengan rencana strategis pengembangan dan pembangunan sektor pendidikan di Kota Medan,” kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Medan M. Rajab Lubis, pertengahan pekan ini. Menurut dia salah satu lokomotif kemajuan sebuah negara modern, adalah terciptanya masyarakat yang berpengetahuan dan inovatif. Untuk menjadi SDM yang berkualitas, diperlukan nilai tambah dan nilai tambah ini makin tinggi jika ilmu pengetahuan dan teknologi yang dikuasai juga makin tinggi. Oleh karena itu untuk menghadapi persaingan di masa depan yang makin keras, generasi muda harus dipersiapkan sejak dini , sehingga pada akhirnya bangsa ini dapat sejajar dengan bangsa bangsa lain yang sudah maju. Remaja yang pada umumnya peka dan terbuka bagi “sesuatu yang baru” serta dapat lebih mudah menyerap hal-hal yang baru itu. Apabila siswa dibina kearah kegiatan ilmiah tentulah mereka akan menjadi SDM yang potensial untuk pembangunan bangsa dan negara. Oleh karena posisi remaja yangsangat strategis untuk diarahkan menuju kejayaan bangsa, maka mereka perlu dibina secara terencana dan terpadu. Melalui berbagai kegiatan ilmiah , para para remaja dapat dipenuhi rasa keingintahuannya dan meningkatkan kreatifitas, sistematika berfikir, serta nalar mereka. “Kegiatan-kegiatan yang mengarah pada bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan sains melalui lomba-lomba ilmiah perlu lebih digiatkan lagi. Dengan demikian budaya ilmiah dapat dibentuk dan berakar kuat pada remaja Indonesia,” katanya. Untuk mencapai lulusan yang berkualitas, Dinas Pendidikan Kota Medan juga akan menerapkan program “English Day” di tingkat Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas, sebagai salah satu upaya meningkatkan keterampilan para siswa dalam berbahasa Inggris. Rencana tersebut juga telah diajukan Disdik Medan dalam rencana program pendidikan Kota Medan 2013. Melalui program itu sekolah menetapkan satu atau dua hari dalam seminggu, siswa dan guru wajib menggunakan Bahasa Inggris dalam berkomunikasi di lingkungan sekolah. “Jika DPRD (Dewan Perwakilan Rakyat Daerah) setuju, pada tahun pelajaran 2013 program ini akan dilaksanakan, bersamaan dengan penerapan kurikulum 2013,” kata Rajab Lubis. Penerapan program ini akan dikelola oleh guru Bahasa Inggris yang dipantau oleh pengawas Bahasa Inggris serta Kepala Sekolah. Ke depan, sambung dia, bukan hanya Bahasa Inggris, siswa juga diharapkan mampu menggunakan dua bahasa universal lainnya yang dipakai dalam sidang PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa), yakni Bahasa Mandarin dan Bahasa Arab. Selain program English Day, ada empat program lainnya yang diajukan oleh Disdik Medan kepada DPRD Medan melalui Pemko untuk program tahun ajaran 2013. Diantaranya pengajuan pembangun laboratorium micro teaching untuk peningkatan kualitas guru. Selain itu merancang dan mengajukan Perda Pendidikan untuk panduan seluruh stake holder agar memiliki rambu-rambu dalam pelaksanaan pendidikan kota Medan. “Kita juga mengajukan pembangunan laboratorium science yang bisa dimanfaatkan oleh siswa, serta seleksi dan pelatihan calon kepala sekolah yang bersertifikasi dari tingkat SD hingga SMA sederajat,” katanya. Ketua Dewan Pendidikan Kota Medan Mutsyuhito Solin, mengatakan rencana penerapan English Day tersebut cukup bagus. Namun, dia meminta sebelum dilaksanakan program ini dikemas dengan cermat dan lebih baik sehingga lebih efektif. “Saya mendukung setiap program yang mendukung pembelajaran siswa menuju ke arah yang positif, termasuk program English Day ini. Akan tetapi, harus diperhatian dan diawasi pelaksanaannya, jangan sampai program ini malah membebankan siswa secara finansial,” katanya. Dinas Pendidikan Sumatera Utara kini memiliki program tersendiri untuk meningkatkan kualitas siswa, salah satunya dengan memperbanyak kompetisi antarsiswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). “Melalui kompetisi antarsiswa, baik yang berupa lomba sains terapan, seni dan olahraga, diharapkan akan semakin memacu siswa untuk terus belajar demi meningkatkan pengetahuan dan keterampilan siswa dalam menghadapi era globalisasi,” kata Sekretaris Disdik Sumut Bahauddin Manik. Menurut Bahauddin, kegiatan seleksi siswa berprestasi bagi siswa SMK tingkat provinsi Sumut tahun ini merupakan salah satu bentuk kompetisi antarsiswa, dan menjadi ajang tahunan demi peningkatan dan percepatan keterampilan siswa. “Perkembangan teknologi dan ekonomi yang begitu cepat memerlukan kemampuan yang cukup tinggi. Untuk itu penguasaan sains terapan, bahasa, seni dan olahraga merupakan langkah strategis untuk dapat beradaptasi dengan berbagai perubahan teknologi dan tantangan di pasar kerja mendatang,” katanya. Tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan motivasi dan kemampuan peserta didik SMK dalam penguasaan bidang masing-masing sesuai dengan kompetensinya, meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap keberadaan dan potensi SMK sebagai tempat pendidikan dan latihan yang berkualitas. Selain itu kegiatan ini dapat mempererat tali persahabatan antargenerasi muda khususnya di Sumut, meningkatkan citra SMK melalui unjuk kemampuan dalam bidang sains terapan, dan terseleksinya siswa SMK yang akan mengikuti kegiatan lomba sejenis di tingkat nasional tahun depan. “Kami sangat mengharapkan ini dapat memacu SMK dalam meningkatkan proses dan hasil pembelajarannya. Dengan demikian siswa dan lulusannya mampu memenangkan persaingan dan berkiprah di era global baik pada skala nasional maupun internasional,” katanya. Pelaksana Tugas Gubernur Sumatera Utara Gatot Pujo Nugroho meminta kalangan industri dan usahawan yang ada di daerah itu untuk melakukan mitra binaan pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). “Dengan adanya mitra binaan terhadap SMK, diharapkan akan terciptanya simbiosis mutualisme atau saling membutuhkan antara perusahaan industri dengan para siswa lulusan SMK,” katanya pada suatu kesempatan saat membuka Lomba Teknologi Inovasi dan Seni Siswa SMK di Sumatera Utara. Ia mengatakan, dewasa ini masalah kualitas atau mutu pendidikan telah lama menjadi bahan perbincangan bagi kalangan dunia industri, karena masih banyak yang mengeluhkan mutu tamatan sekolah yang tidak sesuai dengan kebutuhan dunia industri. “Jadi dengan melakukan binaan maka akan tercipta sebuah simbiosis mutualisme, dimana satu sisi perusahaan industri akan memperoleh tenaga kerja berkualitas dan pada sisi lainnya sekolah maupun siswa SMK akan termotivasi untuk meningkatkan kualitas pendidikan,” katanya. Menurut dia, masalah efisiensi dan relevansi dunia pendidikan dengan dunia kerja berdampak langsung pada kualitas pendidikan. “Pemprov Sumut juga mengalokasikan anggaran khusus hingga ke desa-desa dengan harapan agar permasalahan-permasalahan pada setiap jenjang pendidikan dapat diminimalkan sehingga mampu menghasilkan lulusan yang siap pakai oleh dunia usaha dan dunia industri,” katanya. (/berbagai sumber)

No comments: