Wednesday 14 May 2008




PERCINTAAN ANGIN



“Usia memang fana namun cinta itu baka”



Cerpen-cerpen dalam buku ini adalah pertaruhan romantik, Satu segi dari perjalanan kepengarangan saya di dunia sastra. Demikian tulis Korrie di sampul halaman belakang kumpulan cerpen ini.


Sengaja dipilih dan dikumpulkan cerpen-cerpen dengan aliran yang demikian, sebagai tanda suatu faset idealisasi yang merekam humanisasi cinta dan takdir sebagai pusat tema.


Korrie Layun Rampan

Korrie Layun Rampan lahir di Samarinda, Kalimantan Timur, 17 Agustus 1953. Selama kuliah di Yogyakarta bergabung dengan Persada Studi Klub - sebuah klub sastra - yang diasuh penyair Umbu Landu Paranggi. Di dalam grup ini telah lahir sejumlah sastrawan ternama seperti Emha Ainun Nadjib, Linus Suryadi AG, Achmad Munif, Arwan Tuti Artha, Suyono Achmad Suhadi, R.S. Rudhatan, dan lain-lain. Sejak 1978 bekerja di Jakarta sebagai wartawan dan editor buku untuk sejumlah penerbit. Pernah beberapa tahun mentiar di RRI dan TVRI Studio Pusat, Jakarta, mengajar, dan terakhir menjabat Direktur Keuangan merangkap Redaktur Pelaksana Majalah Sarinah, Jakarta. Sejak maret 2001 menjabat Pemimpin Utama/Pemimpin Redaksi Koran Sentawar Pos yang terbit di Barong Tongkok, Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur.


KESAN Helvy Tiana Rossa Tentang Korrie Layun Rampan :
[Ditulis di blognya-red]

Ia menulis segala: novel, cerpen, puisi, esai, cerita anak, karya terjemahan, kritik sastra, dan lain-lain. Ia juga menjadi pengamat setia karya-karya sastra terdahulu dan yang muncul kemudian. Tak seorang pun penikmat dan pemerhati sastra Indonesia yang tak mengenal nama lelaki itu.


Saya mengenalnya secara pribadi baru sekitar tahun 2000. Saat itu ia masih tinggal di Jakarta dan selalu hadir pada setiap acara sastra di Jabotabek. Tadinya saya tak mengira, orang yang suka memotret wajah tiap sastrawan, tua-muda usia itu---adalah dia. Rajin betul, pikir saya. Ternyata ia memang ingin menapaki jejak HB Jassin, mengumpulkan, mengoleksi naskah dan foto sembari mengikuti, mengkritisi karya para sastrawan yang muncul.


Salah satu ciri khasnya adalah cara bicara. Ia sangat ramah menyapa siapa saja. Jika berbicara tak pernah terdengar nada-nada tinggi dan sangat terjaga. Tak satu kalimat pun yang pernah saya dengar keluar dari mulutnya, yang menunjukkan dirinya sebagai senior dalam bidang sastra.


Akhir September lalu digelar acara mengenai karya-karyanya di TIM. Saya berdecak mengetahui fakta itu: 300 buku lebih ia hasilkan pada usianya yang ke 52, tahun 2005 ini! Beberapa di antaranya memenangkan sayembara tingkat nasional. Ia adalah maestro, mungkin juga menjelang legenda. Namun, ada hal lain yang tak mungkin saya lupakan malam itu, ketika lelaki asal Kutai Barat tersebut menutup pidato pendek tentang diri dan karyanya. Korrie Layun Rampan berkata: “Sungguh saya bersyukur Tuhan masih memberi saya waktu untuk terus belajar menulis. Ya, belajar menulis….”




Judul : Percintaan Angin - Kumpulan Cerpen
Penulis : Korrie Layun Rampan
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Harga : Rp 25.000

No comments: