Drama
Anak-anak
M. Raudah Jambak,
S. Pd
INDAHNYA SALING MEMAAFKAN
ADEGAN Satu
RUANG KELAS
Anak-anak sedang sibuk di ruang kelas. Ada
yang membaca. Ada yang bercerita. Ada yang sedang menghapus papan tulis. Mereka
lalu sibuk ketika Bu Elvi datang.
Andana : Ssst, Bu Elvi datang
Andana : Ssst, Bu Elvi datang
Bu Elvi : Selamat pagi,
Anak-anak?
Siswa : Selamat pagi,
Bu?
Bu Elvi : Anak-anak, kemarin Ibu memberikan
tugas Bahasa Indonesia membuat pantun, semua sudah mengerjakan?
Siswa : Sudah, Bu….
Bu Elvi : Andana, coba kamu
bacakan pantun yang kamu buat.
Andana : Iya, Bu. (Membaca) Apa tanda kota
belawan/ Lampu merah sebelah kanan/Apa
tanda kita berkawan/Saling
bantu dalam kesusahan
Bu Elvi : Bagus. Kalau kamu Nauval? Sudah
siap?
Nauval : Sudah, Bu. Jalan-jalan kegunung
jati/Hati-hati meniti titi/Apa tanda manusia sejati/
Bila berjanji harus ditepati
Bu Elvi : Sekarang giliranmu, Thariq......
Thariq : Baik, Bu. Awas tertusuk paku
berkarat/ Paku berkarat disamping papan/ Mau
selamat dunia akherat/
Sholat wajib jangan tinggalkan
Bu Elvi : Pintar semua. Sekarang kamu, Alvin. Apakah kamu sudah
membuat pantun?
Alvin : Sudahlah, Bu.
Bu Elvi : Coba kamu bacakan
untuk teman-temanmu…
Alvin : (sambil tersenyum mengejek) Jalan ke hutan melihat salak /Ada pula
pohon-pohon tua /Ayam jantan terbahak-bahak /Lihat Farah giginya dua....
Siswa : (Tertawa)
Bu Elvi : Alvin, kamu nggak boleh seperti
itu sama temannya. Kekurangan orang lain itu bukan untuk ditertawakan. Coba
kamu buat pantun yang lain.
Alvin : Iya, Bu....
ADEGAN Dua.
HALAMAN SEKOLAH.
Alvin sedang berjalan dengan teman-temannya. Farah
dan Humaira datang mendekati.
Farah : (Wajah cemberut) Alvin, kenapa
sih kamu selalu usil? Kenapa
kamu selalu meng
ejek aku? Memangnya
kamu suka kalau diejek?
Alvin :
(tertawa) Aduh…maaf lah, Farah.
Andana :
(Ikut tertawa) Wah, Farah marah, Vin.
Nauval :
(tertawa juga) Wah, bisa gawat kalau Farah marah.
Alvin :
(tertawa) Kamu marah ya, Farah?
Farah : Iya lah. Habis…kamu nakal. Kamu
memang sengaja mengejek aku kan, biar anak-
anak sekelas
mentertawakan aku.
Alvin :
Wah…jangan marah lah, aku kan cuma bercanda.
Andana : Iya, kan cuma bercanda.
Nauval : Iya, Farah. Alvin kan cuma
becanda kok.
Alvin : Sudahlah, Farah. Eh, katanya
marah itu bisa menghambat pertumbuhan badan lho,
nanti kamu badannya
pendek terus, hahaha…
Farah : Huh! kalian jahat! (Berteriak)
Aku nggak mau cakap lagi sama kalian!
Humaira : (menenangkan) Sudahlah Farah, nggak
usah dipikirin. Alvin kan
memang usil dan nakal. Nanti kalau kita marah, dia malah tambah senang. Kita
diamkan saja anak itu sama kawan-kawannya (mengajak pergi) Yok, kita pergi....
Thariq : Ya, sudahlah, Farah. Orang-orang
seperti itu tidak usah diurusin.
Alvin : Ya, pergi yang jauh. Nanti
dikejar kucing (tertawa meledek).
Andana : Jangan lupa, permisi sama mama,
hahaha....
Nauval : Eee, merajuk ni yeee....hahaha
Thariq : (mendekat) Sekali lagi kalian
bicara.....?!
Alvin : Kenapa? Ha?! Kalau kami sekali lagi bicara kenapa?!
Farah : Sudahlah, Thariq. Kan kamu
sendiri yang bilang orang-orang seperti mereka tidak usah diurusin.
Thariq : Tapi, Farah. Mereka sudah
keterlaluan.
Farah : Sudahlah. Ayo....
Humaira :
Ya, Thariq. Sudahlah. Kita tidak akan pernah menang dengan orang-orang
seperti ini.
Farah, Thariq dan Humaira pergi meninggalkan Alvin
dan kawan-kawan yang masih terus tertawa.
ADEGAN Tiga
RUANG KELAS
Alvin sedang bercanda dengan teman-temannya. Farah dan Humaira masuk
ke dalam kelas.
Alvin :
(mendekati Humaira) Rah, nama kamu kok bagus sih. mengeja nama Farah itu
kekmana?”
Farah :
Apa sih, kamu mau mengganggu lagi ya? Beraninya cuma sama anak perempuan…
Alvin :
Yah…aku kan cuma bertanya, mengeja nama Farah itu kekmana. Masak gitu aja
Farah...eh,
marah....
Farah :
Memangnya kenapa sih? (Curiga) Farah ya mengejanya F-A-R-A-H lah!
Alvin : Haaa…kamu itu gimana sih, Rah.
Udah kelas empat kok belum bisa mengeja nama
sendiri
dengan benar. Farah itu mengejanya Parah. Itu lho kayak
pemotong kayu, hahaha….
Andana : Itu parang, namanya, hahahaha.....
Alvin : Parang? O, yang dipohon itu, ya, hahaha......
Nauval : Itu, batang. Bukan parang,
hahaha…..
Alvin : O, Batang. Ucapan yang selalu
diletakkan dekat pintu masukkan? Selamat Batang,
hahaha..............
Humaira :
Sudahlah, Alvin, kamu selalu begitu! Bisa nggak sih, sehari tanpa berbuat
nakal?
Lagian kamu cuma
berani nakalin anak perempuan. Dasar!
Thariq : Sudahlah. Mereka tidak usah kita
ladeni.
Alvin :
Eh, ada orang rupanya.
Thariq :
Kamu pikir kami ini apa?! (marah)
Alvin : Nggak, ah. Kami pikir hari gini
kok ada alien, alias makhluk angkasa luar, hahaha...
Humaira : Sudahlah, yok….
Thariq : Kali sudah tidak bisa dibiarkan.
Farah : Thariq. Kamu sahabatku yang
paling penyabar. Jangan rusak kesabaranmu dengan
hal-hal sepele
seperti ini.
Thariq : Ya, aku mengerti. (Kepada Alvin)
Hei, kalian. Kalau bukan karena
Farah. Sudah
habis kalian kubuat.
Alvin :
Terimakasih, Pahlawanku. Terimakasih atas pengampunannya, hahaha....
Alvin
dan kawan-kawan tertawa terbahak-bahak. Farah dan kawan-kawannya segera
menyibukkan diri dengan pelajaran. Anak-anak yang lain sedang sibuk juga
di ruang kelas. Ada
yang membaca. Ada
yang bercerita. Ada
yang sedang menghapus papan tulis. Mereka lalu sibuk ketika Bu Elvi datang.Bel Berbunyi….
ADEGAN Empat.
DI RUMAH FARAH
Suasana di rumah Farah terlihat sibuk. Bu Astuti, Ibu Farah sibuk
mempersiapkan segala keperluan sekolah Farah. Sementara Farah, hanya terduduk
di kursi ruang tamunya.
Bu Astuti : Sudah jam berapa
ini, Nak? Ayo cepat. Nanti kamu terlambat....
Farah : Malas, Ma....
Bu Astuti : Lho, Anak Mama.
Kamu tidak boleh bicara seperti itu.
Farah : Farah malas
sekolah hari ini, Ma.
Bu Astuti : Kamu tidak biasanya
seperti ini. Biasanya kamu selalu bersemangat jika hendak
berangkat ke sekolah. Ayo, cerita ke
Mama. Ada apa sebenarnya?
Farah : (menggeleng)
Bu Astuti : O, Mama mengerti.
Kamu belum dapat uang jajan dari papa, ya?
Farah : (menggeleng)
Bu Astuti : Jadi apa, sayang?
Kamu belum siap PR, ya? Sudahlah biara Mama telpon gurumu...
Farah : (menggeleng)
Bu Astuti : Dimarahi Ibu Guru
ya, di sekolah? Atau, Hm, Mama tahu kamu berekelahi dengan
temanmu
kan?
Farah : Alvin, Ma?
Bu Astuti : Alvin?
Farah : (mengangguk)
Bu Astuti : Teman sekelasmu?
Farah : (mengangguk)
Bu Astuti : Hm, anak mama. Sudah mulai hm, hm ya...
Farah : Iiih, Mama.
Farah masih kecil tahu. Farah masih mau belajar….
Bu Astuti : Jadi apa, Sayang? Mama nggak ngerti kalau kamu nggak cerita
ke Mama. Ayolah...
Farah : (menggeleng)
Bu Astuti : Berarti kamu
mengganggu Alvin, ya?
Farah : Alvin yang
mengganggu Farah (menangis)
Bu Astuti : Lho, anak Mama. Kok
ditanya malah menangis?
Farah : Alvin yang
mengganggu Farah, Ma (menangis)
Bu Astuti : Ya, tapi kamu
jangan menangis. Sudah. Tuh, cantiknya bisa hilang lho. Eh, anak
Mama. Cepat
berangkat ke sekolah ditungguin Papa tuh...
Farah masih menangis. Bu Astuti berusaha
membujuknya. Pada saat itu Papa masuk.
Papa :
Aduh, Anak Papa. Ditungguin kok masih di sini? Lho, Anak Papa kenapa
menangis? Kenapa, Ma?
Bu Astuti :
Biasa, Pa. Anak-anak. Farah
nggak mau sekolah. Malas katanya.
Papa :
Aduh, Anak Papa. Kalau nggak sekolah, cantiknya bisa berkurang lho.
Farah :
Biarin...
Bu Astuti :
Sayang, Mama. Nggak boleh bicara seperti itu sama Papa, ya....
Papa :
Ada apa sebenarnya, Ma?
Bu Astuti :
Ini lho, Pa. Katanya Farah
digangguin sama temannya. Siapa namanya, Sayang?
Farah :
Alvin...
Bu Astuti :
Ya, Alvin...
Papa :
Mungkin kamu buat salah?
Farah :
Alvin yang salah, Papa?! (menangis)
Bu Astuti :
Papa...
Papa :
Ya, sudah. Nanti Papa
beritahu guru kamu....
Farah :
Jangan...
Bu Astuti :
Atau ke Mama Alvin
Farah :
Jangan....
Bu Astuti :
Kenapa, Sayang?
Farah :
Nanti Alvin Nakalin Farah lagi?
Papa :
Jangan kuatir. Papa akan membujuk Alvin supaya nggak nakal lagi ke kamu,
Sayang.
Farah :
Benar, Pa?
Papa :
Iya, Sayang...
Farah :
Papa janji?
Papa :
Papa janji...
Bu Astuti :
Nah, sekarang diam, ya. Ayo berangkat ke sekolah. Nanti kamu terlambat.
Papa :
Ayo...
Bu Astuti :
Sayang. Bilang apa?
Farah :
Farah ke sekolah, Ma (cium tangan) Assalammualaikum…
Papa :
Papa pergi dulu ya, Ma. Assalammualaikum…
Bu Astuti :
Ya, Pa. Waalaikummussalam…..
ADEGAN Lima.
HALAMAN SEKOLAH.
Alvin
dan kawan-kawannya sedang bermain sepeda. Farah dan Humaira sedang berjalan
kaki menuju sekolah. Tiba-tiba di belakang mereka
terdengar bunyi bel sepeda berdering-dering.
Alvin :
Hoi…minggir…minggir…. Pangeran Alvin yang ganteng ini mau lewat. Rakyat
jelata diharap
minggir.
Farah :
Hei hati-hati…
Farah,
Humaira dan Thariq cuma menoleh kesal. Alvin melewati mereka dengan tertawa
keras. Tahu-tahu…gubrak! Karena kurang hati-hati, sepeda
Alvin menabrak sesuatu yang ada di
pinggir jalan.
Humaira :
Rasain kamu! (berteriak). Makanya kalau naik sepeda itu lihat depan.
Thariq :
Hore....Makhluk alien jatuh.....
Farah :
Iya. Makanya kalau sama anak
perempuan jangan suka nakal. Sekarang kamu kena
batunya.….
Alvin :
Aduh…tolong dong. Aku nggak bisa bangun nih?
Humaira : Ngapain ditolong. Dia kan suka nggangguin
kita. Biar tahu rasa
sekarang. Lagian,
paling dia cuma
pura-pura. Nanti kita dikerjain lagi.…
Alvin : Aduh…aku nggak pura-pura. Kakiku sakit sekali,(merintih) aku janji nggak
akan
ngerjain kalian lagi.
Farah :
Ditolong yuk, Humaira …
Humaira :
Tapi…
Farah :
Sudahlah, kita kan nggak boleh dendam sama orang lain. Bagaimanapun, Alvin kan
teman kita juga.….
Humaira mengangguk. Kedua anak itu lalu mendekati
Alvin. Alvin kesakitan....
Farah :
Apanya yang sakit, Vin?
Alvin :
(Meringis kesakitan) Aduh…kakiku sakit sekali. Aku nggak kuat berdiri nih.
Farah :
Gini aja Humaira, kamu ke sekolah cari Pak Yan yang jaga sekolah. Pak Yan kan
punya kendaraan bermotor.
Nanti Alvin biar diantar pulang sama Pak Yan.
Sekarang aku di sini
menemai Alvin!
Humaira :
Ide yang bagus ….
Humaira semangat. Ia segera berjalan cepat-cepat
menuju ke tempat penjaga sekolah yang masih kelihatan dari tempat itu.
Alvin :
Farah…(lirih) Maafkan aku ya. Aku sering nggangguin kamu, Humaira, Thariq,
dan teman-teman yang
lain.
Farah :
Makanya kamu jangan suka ngerjain orang, apalagi mengolok-olok kekurangan
mereka. Jangan suka
meremehkan anak perempuan. Nyatanya, kamu membutuhkan
mereka juga kan?
Alvin :
Iya lah, aku janji nggak akan ngerjain kalian lagi.
Farah :
Lagian kalau kamu nggak nakal, sahabatmu
pasti tambah banyak. Juga, punya
banyak sahabat itu
menyenangkan kok. Kalau mereka ulang tahun kan aku jadi
sering ditraktir,
hihihi….
Tidak
berapa lama Kepala Sekolah, Bu Ida, melintas dan melihat kejadian itu.
Bu Ida :
Kamu lagi. Kamu lagi.
Alvin : E, anu, Bu...
Bu Ida : Tidak ada anu,
anu. Alvin, Berapa kali Ibu bilang. Jangan lagi kamu membuat
ulah....
Alvin : Tapi, Bu....
Bu Ida :
Kamu tidak apa-apa Farah....
Farah :
Maaf, Bu. Saya tidak apa-apa....
Bu Ida :
Benar?
Farah :
Benar, Bu....
Tidak
berapa lama Humaira dan Thariq kembali.
Humaira :
Pak Yan, sakit.
Thariq : Sudah kita gotong aja....
Bu Ida : Ada apa...
Humaira :
Alvin jatuh dari sepeda, Bu...
Thariq :
Iya, Bu....
Bu Ida :
Bukannya Alvin yang nakal sama kalian...
Thariq :
Awalnya, ya, Bu....
Humaira : Tapi, Alvin sudah minta maaf kok, Bu…
Bu Ida :
Betul itu, Alvin?
Alvin :
Iya, Bu.
Bu Ida :
Kamu Andana, Nauval?
Andana :
Saya juga, Bu.
Nauval : Saya menyesal, BU.
Bu Ida :
Syukurlah. Lebih baik berteman daripada bermusuhan, ya?!
Semua :
Ya, Bu...
SELESAI
MEDAN,
2011
No comments:
Post a Comment