M.Raudah Jambak
Cinta
Keranjang Sampah
P E
L A K
U :
- RINDA : Isteri-muda, 24 tahun.
- ANTON : Pembantu Basron, 28 tahun.
- BASRON : Saudagar 52 tahun, suami Rinda.
- DARMI : Pembantu, 35 tahun.
- LELAKI : Polisi; pakaian preman
- KOMANDAN POLISI
- POLISI - I.
- POLISI - II.
- POLISI - III.
S I
N O P
S I S :
Basron, saudagar
tua, selalu berdagang
ke luar kota
meninggalkan isteri-mudanya di
rumah bersama ayah
dan pembantu-pembantunya.
Anton pembantu
Basron yang tampan
dan muda, tergiur
dan tergoda kecantikan
Rinda. Memahami kesepian
Rinda dan ditekan
oleh kesepiannya sendiri,
akhirnya dia memberanikan
diri menemui Rinda
di kamarnya.
Dua
hati yang kesepian,
akhirnya berselingkuh dan
bersekongkol untuk menguasai
harta-kekayaan Basron, dengan
membunuh dan menguburnya
di gudang belakang.
Namun, rahasia
cinta-durjana ini terbongkar,
atas laporan polisi
yang mengawal Basron
pulang ke rumahnya.
Setelah digledah, ternyata
mereka telah membunuh
dan mengubur Basron.
Akhirnya mereka
digiring ke kantor
polisi untuk menjalani
pemeriksaan dan proses
hukum.
Cinta
Keranjang Sampah
Naskah
M.Raudah Jambak
RUMAH PAK
BASRON, SEORANG SAUDAGAR
BERUSIA 52 TAHUN,
SELALU KELUAR KOTA
MENINGGALKAN ISTERINYA RINDA
24 TAHUN.
SORE INI
TAMPAK PAK BASRON
SEDANG DUDUK DI
RUANG TAMU, SEDANG
BERPIKIR-PIKIR DAN ASYIK
MEMAINKAN CANGKLONGNYA.
BASRON
( MEMASANG
KACAMATANYA, LALU MEMBACA
DAN MEMBALIK-BALIK BUKU
CATATAN DI ATAS
MEJA. )
RINDA
( MASUK MEMBAWA SEGELAS
KOPI, DAN MELETAKKANNYA
DI ATAS MEJA
) Ini kopinya,
Pak. Silahkan minum…
BASRON
(
GEMBIRA ) Waah…
ini baru sedap…!
( MINUM)
RINDA
Manis, pak?
BASRON
Ya.
Enak, dan pas
manisnya. Tapi …
RINDA
Tapi apa,
pak?
BASRON
(
MEMUJI ) Tapi…
kau tetap paling
manis buat bapak!
RINDA
(
MALU ) Akh,..
Bapak… Ada-ada saja!
BASRON
(
TIBA - TIBA
SADAR ) Naah…
ada kurangnya…!
RINDA
Apa, pak?
BASRON
Lampiran kopinya,
mana?
RINDA
Tukang kuenya
belum lewat, pak …
BASRON
Oh,
ya? Sudah! Kalau
begitu, kau saja
lampirannya.
Kemari dekat
bapak!
( RINDA
PINDAH DUDUK KESAMPING
BASRON, MEMELUK DAN
MENAMPAR-NAMPAR BAHUNYA )
Bagaimana? Sudah
jadi kau beli
kalung-mas itu?
( RINDA
MENGANGGUK )
Mana?
RINDA
Rinda simpan
di lemari, pak…
BASRON
Oh,
ya. Nanti, kalau
kepingin apa-apa, katakan
saja pada bapak,
ya?
RINDA
Memang ada
yang sudah lama
Rinda idam-idamkan, Pak…
BASRON
Apa
itu? ( PAUSE
) Katakan saja!
RINDA
(
MENGAYUN-AYUNKAN TANGAN DI
DEPAN DADANYA TANDA
MENGGENDONG BAYI )
BASRON
Oh…
itu? ( ANGGUK-ANGGUK) …
Sabar… Sabar…
Buat apa
cepat-cepat repot mengurus
bayi, iya kan?
Nikmati saja
dulu masa mudamu
sepuas-puasnya.
RINDA
Lama-lama… nanti
tak dapat, Pak….
BASRON
Bisa diatur…
tak usah takut!
Iya kan?
RINDA
Habis… kalau
seperti semalam terus,
bagaimana?
BASRON
( TERDIAM
SEJENAK ) Iya,
ya…! Barang kali
karena bapak terlalu
capek, ya? Tapi
jangan kuatir… kan ada
Irex?! ( PAUSE.
BASRON MENGELUS-ELUS RAMBUT
RINDA )
RINDA
Jam
berapa bapak berangkat?
BASRON
Jam
setengah delapan, malam
nanti. Tas bapak
sudah kau siapkan?
RINDA
Sudah pak!
( PAUSE )
Tapi… Pulangnya jangan
lama-lamalah, Pak. Rinda kan bisa
kesepian sendiri….
BASRON
Kalau tak
ada halangan, biasanya
kan cuma
seminggu. Lagipula, disini
banyak pembantu kita
jadi temanmu.
RINDA
Teman ngobrol
banyak, pak. Tapi
di kamar… ditempat
tidur…? Kan
sendiri!
BASRON
Ya…
Ya… bapak tidak
akan lama-lama. (
MELIHAT JAM TANGAN
)
Sekarang ambilkan
tas bapak, sudah
pukul 5.
(
RINDA MASUK, DAN
KEMBALI MEMBAWA TAS,
TRAVEL-BAG DAN JAS.
TERDENGAR KETUKAN DI
PINTU, ANTON MASUK
)
ANTON
Selamat sore,
pak…
BASRON
Selamat sore.
Kemari kau dulu
Anton. ( ANTON
DUDUK )
Bapak berangkat
lagi malam ini ke luar kota.
Seperti biasa,
jangan lupa mengawasi
lingkungan rumah dan
gudang kita, ya?
ANTON
Iya, pak.
Anjing penjaga, tetap
saya lepaskan kalau
malam.
Sampai saat
ini, mudah-mudahan aman-aman
saja, pak…
BASRON
Ya,
bagus. ( KEPADA
RINDA ) kakek,
urus dan Bantu
kalian keperluannya. Jangan
sia-siakan…
RINDA
Iya. Pak.
( MEMBERIKAN ) ini jas-nya,
Pak.
BASRON
(
MEMAKAI JAS )
Nah, bapak berangkat
sekarang. ( MENYALAMI
DAN MENCIUMI PIPI
RINDA ) Ayo
Anton, berangkat…..
( ANTON
MEMBAWA KEDUA TASNYA,
DAN MEREKAPUN KELUAR.
TAMPAK RINDA BERDIRI
MENGIRINGKAN MEREKA HINGGA
KE BIBIR PINTU
DAN MENATAP MEREKA
BEBERAPA SAAT.
LAMPU PENTAS
MAKIN REDUP HINGGA
BLACK - OUT
FADE -
IN :
TAMPAK RINDA
DI DEPAN MEJA
MAKE-UP DALAM KAMARNYA.
IA MEMAKAI DASTER,
DAN SEDANG MEMANDANGI
WAJAHNYA DI DEPAN
CERMIN.TERDENGAR KETUKKAN PINTU
DAN LONCENG JAM
SEPULUH
ANTON
(
KETUKAN PINTU )
Nyonya….
RINDA
(
TERKEJUT ) Siapa?
ANTON
Saya, Nya….
Anton….
RINDA
Ada
apa Anton?
ANTON
Ada
yang perlu saya
tanyakan pada nyonya.
Izinkan saya masuk,
nyonya. Sebentar saja…
RINDA
(
BANGKIT DAN MEMBUKA
PINTU, LALU ANTON
MASUK ) ada
apa Anton?
ANTON
Saya mau
tanya, apa nyonya
punya buku-buku cerita
yang bisa saya
pinjam?
RINDA
Aku
tak punya buku-buku,
Anton. Lagipula, aku
tak suka membaca…
( PAUSE )
ANTON
(
KESAL ) Akh….
Sunyi sekali disini,
nyonya! Menjemukan!
RINDA
Baru kau
yang mengatakannya dengan
terus terang!
ANTON
Sungguh, nyonya!
Keadaan seperti ini
benar-benar menyedihkan buat
saya. Kenapa tidak?
Saya, kan masih
muda, tinggal di
tempat yang lebih
sunyi dari kuburan….
Tampak tak ada
kehidupan disini, kecuali
sunyi dan sepi.
RINDA
Mengapa kau
tak kawin saja?
ANTON
Mengatakan yang
lebih muda daripada
melakukannya, nyonya… siapalah
yang mau menikah
denganku? Aku bukan
orang penting, gadis-gadis
kaya pasti tak
mau. Sedangkan gadis-gadis
miskin… nyonya tau
sendiri. Mereka mengharapkan
orang kaya. Tapi
apakah mereka tau
tentang cinta suci
dan murni?
Dan bagaimana
pula pendapat orang-orang
kaya? Seperti nyonya
misalnya, dapat
membahagiakan lelaki lain
yang memiliki rasa
cinta…. ( SADAR
)…
Tapi, suamimu
menyekapmu disini, seprti
burung dalam sangkar…
RINDA
Ya,
memang. Menjemukan sekali
tinggal disini…!
ANTON
Nyonya sendiri
tantu sudah cukup
mengalaminya selama ini.
Andainya nyonya menemukan
orang lain sebagai
suami……
tapi nyonya
tak mungkin punya
peluang menemukkan orang
lain.
RINDA
Andainya aku
sudah punya anak,
mungkin aku bisa
berbahagia dengan suamiku….
ANTON
Tapi nyonya,
tentu harus ada
caranya untuk dapat
melahirkan anak. Bayi
tentu tidak lahir
begitu saja. (
PAUSE )
Hidup bertahun-tahun dengan beberapa
majikan, aku banyak
melihat penderitaan isteri-isteri
saudagar.
Aku juga
maklum, seperti kata
nyanyian : “
HIDUP TERASA HAMPA,
BILA KEKASIH SEDANG
PERGI….”
Karena memaklumi
perasaanmu itulah Rinda,
memaklumi kesepianmu, maka….
( PAUSE )
Sebenarnya aku
bisa membantu menlenyapkan
kesepianmu itu jika
kau mau. Itu
tak sulit bagiku!
RINDA
Mengapa kau
menceritakan perasaanmu seperti
itu padaku. Itu
tak ada hubungannya
dengan diriku. Keluarlah
kau…..
ANTON
( BERDIRI
DAN MENDEKATI RINDA
) Maafkan aku,
nyonya….
Aku melihat
dan memahami penderitaanmu, dan
membuat aku jatuh
cinta padamu. Aku
tahu, kau tidak
lebih bahagia dari
aku saat ini.
Sekarang, saat ini,
semuanya ada di
tanganmu… ada dalam
kekuasaanmu…
RINDA
Kau
bicara apa ini?
Mengapa kau datang
padaku?
ANTON
( MEMEGANG
TANGAN RINDA ) Aku merasa,
kaulah seluruh hidupku
sekarang. ( MEMELUK
RINDA DAN BERBISIK
)
Mengapa aku
merasakan perasaan seperti itu?
( MENCIUMI RINDA
)
RINDA
(
BERUPAYA MENOLAK )
Oh,… oh,… lepaskan
aku, lepaskan…
ANTON
(
LALU MENGGENDONG RINDA
KE TEMPAT TIDUR
)
LAMPU PENTAS
TIBA-TIBA GELAP.
HANYA TERDENGAR
SUARA JANGKRIK DAN
DETAK JAM DINDING
DAN LOLONGAN ANJING.
SETELAH BEBERAPA
SAAT, LAMPU SPOT
REMANG ( MINIM
) HIDUP. TAMPAK
RINDA MEMBETULKAN RAMBUTNYA
YANG KUSUT MASAI,
DAN ANTON DUDUK
BERSANDAR MENYULUT ROKOKNYA!
RINDA
(
SAMBIL MEMATUT RAMBUT
) Cepatlah kembali
ke kamarmu…
ANTON
Mengapa harus
pergi sekarang?
RINDA
Bapak mertuaku,
akan segera mengunci
semua pintu-pintu.
ANTON
Kekasihku sayang…
betapa bodohnya orang-orang
disini. Jika mereka
pikir dapat menyelamatkan
seorang wanita dengan
pintu-pintu. Untuk menemui
kau, aku bisa
keluar-masuk sesukaku. Dimana
ada pintu bagiku,
juga dalam hatimu…
iya kan? (
MENCIUM RINDA DAN
KELUAR )
LAMPU PENTAS
GELAP TOTAL
BEBERAPA SAAT
KEMUDIAN, TERDENGAR KETUKAN
PINTU :
DARMI
Tehnya sudah
siap dimeja taman,
nyonya.
LAMPU PENTAS
TERANG KEMBALI PERLAHAN-LAHAN
TAMPAK DARMI
SEDANG MELETAKKAN TEKO
DAN CANGKIR DI
ATAS SEBUAH MEJA
KECIL.
NYONYA RINDA
DATANG MEMAKAI HOUSECOAT
LALU DUDUK DI KARPET.
RINDA
Rupanya, aku
ketiduran, Darmi… (
MEMINUM TEHNYA )
Apa artinya itu,
Darmi, ya?
DARMI
Apa
artinya apa, nyonya?
RINDA
Aku jelas
belum tidur, dan
kurasa aku bukan
mimpi tapi satu
kenyataan. Seekor kucing
besar-hitam datang ke
tempat tidurku… lalu
mengelus-eluskan badan dan
kepalanya dan dadaku.
Apa kira-kira artinya
itu, ya?
DARMI
Akh, nyonya
ini cerita yang
nggak-nggak saja!
RINDA
Sungguh, Darmi!
Aku tak bohong.
Seekor kucing datang
ke tempat tidurku.
Aku heran juga
: “Darimana datangnya
kucing ini, pikirku.”
Tak pernah-pernah kucing
masuk ke kamarku,
iya kan?
Kucing itu terus
juga menciumi aku,
lalu… kupukul! Tiba-tiba
kucing itu hilang
jadi asap…. !
DARMI
(
TAKUT ) Waah…
itu sungguh-sungguh aneh,
nyonya….
RINDA
Itulah yang
jadi pikaranku sekarang….
DARMI
Aku yakin,
pasti ada seseorang
yang ingin dekat
dengan nyonya atau
semacamnya, atau barangkali...
Itu tanda akan
ada orang datang
pada nyonya.
RINDA
(
BERPIKIR-PIKIR ) Tapi…
Siapa… ?!
DARMI
Apa
atau siapa?
Apa atau
siapa secara pasti,
tak ada yang
dapat memastikannya nyonya.
Tapi rasanya, sesuatu
pasti akan terjadi.
RINDA
Dan sebelumnya
Darmi, aku selalu
melihat bulan dalam
mimpi-mimpiku. Lalu… sore
ini datang pula
seekor kucing aneh…
DARMI
Kalau melihat
bulan… itu artinya
akan melahirkan (
RINDA TAMPAK TERKEJUT
) Saya akan
panggilkan Anton kemari
nyonya?
RINDA
Entah… oh,
ya.. ya… pergilah
panggil dia. Biar
dia ikut minum
disini.
DARMI
Itulah maksudku,
nyonya. Dia akan
kusuruh segera kemari.
( DARMI MASUK
KE RUMAH, RINDA
BERDIRI, LALU JALAN-JALAN,
SEBENTAR KEMUDIAN ANTON
MASUK )
ANTON
Darmi sudah
cerita padaku…. (
RINDA MENOLEH ).
Kurasa, itu cuma
mimpi disiang bolong.
RINDA
Tapi mengapa
sebelumnya aku tak
pernah mimpi-mimpi seperti
itu, Anton?
ANTON
Banyak kejadian
yang tak pernah
kita impikan sebelumnya,
Rinda. Aku hanya
bisa merasa dapat
bulan setiap kali
aku melihatmu habis
dandan. Dan sekarang
bagaimana?
Ternyata seluruh
tubuhmu yang indah
ini sudah jadi
milikku. ( MERANGKUL
RINDA )
RINDA
( MENGHINDAR
) Aduh, kau
membuat aku pusing.
( DUDUK KE
KURSI ) Anton,
kemarilah dekat aku….
(MENGGELIATKAN BADANNYA DENGAN
INDAH, ANTON DATANG
DAN DUDUK DISAMPINGNYA
)
Apakah kau
selalu merindukan aku,
Anton….. ?
ANTON
Ya… Tentu
saja aku selalu
merindukanmu……
RINDA
Bagaimana rasanya
rindu itu Anton,
cobalah katakan padaku….
ANTON
Apalah akan
kukatakan? Bagaimana aku
bisa menjelaskan apa
arti dan rasanya
rindu? Aku sedih…..
RINDA
Lalu…. Mengapa
aku tidak bisa
merasakannya Anton? Mengapa
aku tidak tahu,
bahwa kau mengimpikan
diriku?
Kata orang,
kita bisa merasakan
jika seseorang merindukan
kita. ( ANTON
TETAP DIAM, MENGELUS-ELUS
RAMBUT RINDA ).
Kalau benar
kau selalu merindukanku,
kenapa kau selalu
menyanyikan lagu-lagu di gudang?
ANTON
Kanapa rupanya
kalau aku menyanyi?
Apakah kau kira
nyamuk mendegungkan hidupnya,
karena dia bahagia?
( HENING
BEBERAPA SAAT, TERDENGAR
SUARA PETIKAN GITAR
DARI JAUH )
RINDA
( MENUNJUK
KE LANGIT )
Lihat Anton, betapa
indahnya,…. Malam yang
indah, sunyi yang
damai, bulan naik
ke singgasananya, dan
harum melati menyebar
menggetar jiwa…
( ANTON
DIAM MEMPERHATIKAN SEKELILING,
DENGAN MANJA )
Anton, mengapa
kau begitu murung,
sayang? Apakah sudah
bosan dengan cintaku?
ANTON
Mengapa kau
berbicara se-bodoh itu?
RINDA
Aku
tahu, kau tidak
sungguh-sungguh mencintaiku…. Kau
hanya main-main.
ANTON
Yakh…. Aku
tak bisa marah,
biarpun kau berkata
begitu.
RINDA
Lalu…. Mengapa
kau menciumi aku
seperti itu?
ANTON
Ya, begitulah
ciuman seorang suami
terhadap isterinya. Begitulah
caranya mereka memuaskan
rindu-dendam mereka. Kau
harus menciumiku lagi,
biar bunga-bunga mekar
indah malam ini.
RINDA
( MERANGKUL
DAN MENCIUM ANTON
) begini….? begini…?
( PAUSE ).
Tapi…. Anton, mengapa
mereka menyebutmu si
RAJAGODA? Mengapa mereka
menyebut kau begitu?
ANTON
Siapa yang
menyebut aku demikian?
RINDA
Ya,
begitulah kata mereka?
ANTON
Ya, barangkali
karena aku pernah
gabung dengan perempuan-perempuan yang
kurang sopan.
RINDA
Mengapa pula
kau terlalu bodoh,
mau gabung dengan
perempuan seperti itu?
Mestinya kau tidak
patut mencintai perempuan
yang seperti itu.
ANTON
Enak saja
berkata begitu. Apakah
semua perbuatanmu, betul-betul
kau sadari? Kita
sering tergoda, kan? Itulah
soalnya. Berbuat dosa
dengan seorang perempuan
itu gampang.
Misalnya, seorang
gadis melemparkan tubuhnya
kepelukanku dan merangkul
leherku…. Begitulah misalnya.
RINDA
Dengar Anton….
Aku tidak pernah
tau dan tidak
mau tau, soal
hubunganmu dengan perempuan
lain. Tapi yang
jelas, kau sendiri
yang membuat aku
hanyut dengan cinta
ini.
Dan kau
sendiri tau, bagaimana
aku menetapkan keinginan
bebasku, dan betapa
besar godaan yang
harus kau lakukan
padaku.
Jadi Anton,
kalau kau tinggalkan
aku, jika kau
memutuskan cinta kita
karena perempuan lain,
ingatlah…. Aku akan
bunuh diri.
ANTON
Aku tidak
mungkin meninggalkan kau
Rinda. Kau adalah
segalanya bagiku. Namun
begitu, cobalah menyadari
keadaan kita. Kau
bilang, kau tau
bahwa aku ingin
mrung hari ini.
Tapi kau tidak
mau tau apa
sebabnya.
RINDA
Katakan padaku
Anton…. Apa yang
kau risaukan, sayang….?
ANTON
Cepat atau
lambat, suamimu akan
pulang, maka… habislah
cintaku padaku. Aku
akan kembali ke
kamarku didekat gudang,
menatap cahaya lampu
dari jendela kamarmu
saat kau bercumbu
dengan suamimu yang
sah : Tuan
Basron !
RINDA
( MENGGOYANG-GOYANG TELAPAK
TANGANNYA ) Tidak,
itu tidak akan
terjadi lagi.
ANTON
Kenapa tidak?
Menurutku, kau tidak
akan dapat berbuat
apa-apa untuk mencegah
itu. Namun, aku
juga punya firasat
bahwa aku akan
segera menghadapi kesulitan
besar.
RINDA
( MANJA
) Sudahlah…. Tak
usah lagi kita
bicarakan soal itu
( MENCIUMI ANTON
)
ANTON
( MENARIK
WAJAHNYA DARI RINDA
) Soalnya, aku
harus mengatakannya padamu
terus terang, bahwa
aku berada dalam
satu posisi yang
sulit, yang mengharuskan
aku berpikir 10
kali… aku tak
bisa sembarangan…. (
PAUSE )
Andainya, katakanlah….
Kita setarap, andainya
aku orang kaya
atau berpangkat, maka…
tak akan pernah
timbul keinginan untuk
berpisah dengan kau.
Namun kau harus
menyadari, betapa keadaanku
untuk hidup bersamamu.
( PAUSE )
Bila kulihat
lelaki tua itu
merangkulmu dan membawamu
ke kamar tidur,
rasanya hatiku menanggung
beban-berat seumur hidup.
Aku tak
seperti lelaki lain,
yang sudah merasa
puas dengan memperoleh
kebutuhannya dari seorang
wanita. Aku merasa
paham dengan makna
cinta-sejati, aku merasakan
gigitannya didalam hatiku….
RINDA
Mengapa kau
ceritakan semua ini
padaku?
ANTON
Rinda, apalagi
yang dapat kulakukan
selain dari menceritakannya padamu?
Bagaimana aku bisa
mendiamkannya….? ( PAUSE
)
Barangkali, telah
diceritakan orang semua
pada suamimu dan
semua rinciannya. Mungkin
bukan lagi satu saat
nanti, bahkan besok-pun
tidak,… aku harus
membereskannya dan tak
boleh lagi ada
tanda-tanda dirinya yang
terkesina di rumah
ini.
RINDA
Tidak! Tidak!
Aku tidak akan
pernah mau berpisah
denganmu. Jika harus
kutempuh… Apakah dia
yang mati atau
aku, namun…. Aku
harus tetap memilikimu!
ANTON
Itu tak
akan kubiarkan terjadi,
Tentu saja ada
caranya, Rinda. Andainya
aku tidak mencintai seseorang
diatas derajatku, tentu
aku sudah berbahagia
sekarang. ( PAUSE
)
Apakah kau
pikir, kau masih
selalu dapat bercinta
denganku dibelakang suamimu,
Rinda? Apakah itu
merupakan kehormatan bagimu,
bila kau tetap
jadi majikanku?
Aku ingin
jadi suamimu dan
menikahimu dengan sah,
walaupun nanti akan
selalu merasa diriku
ada dibawahmu………
Tapi paling
tidak, aku dapat
mengatakan kepada dunia,
betapa aku menghormati
isteriku….
RINDA
Aku tahu
sekarang, bagaimana aku
membuatmu menjadi seorang
saudagar kaya dan
hidup denganmu secara
layak.
Cuma, jangan
buat aku sedih,
sebelum tiba waktu
yang tepat.
( MERANGKUL
DAN MENCIUMI ANTON
) Ayolah… kita
pergi tidur sekarang….
(
MEREKA BANGKIT, ANTON
MENGGULUNG KARPET, LALU
MENGIRINGKAN RINDA MASUK
RUMAH )
LAMPU PENTAS
MATI ( BLACK-OUT
)
MALAM YANG
SEPI, LAU TERDENGAR
SUARA DERIK PINTU
PERLAHAN- LAHAN, KEMUDIAN TERDENGAR
SUARA KUCING MENGEONG….
NGEONG….
LAMPU REDUP/SAMAR HIDUP
DIATAS TEMPAT TIDUR.
TAMPAK RINDA DAN
ANTON SEDANG TIDUR.
SEEKOR KUCING BERJALAN-JALAN DIATAS
TUBUH RINDA. SEKALI-SEKALI
DIA MENGEONG…NGEONG…NGEONG.
OFF STAGE
:
RINDA
(
BERGUMAM ) Kucing
apa pula yang
masuk ke kamar
ini? Pintu kamar
sudah betul-betul kukunci
tadi, aku sendiri
yang menguncinya. Jendela
sudah kututup rapat-rapat,
tapi kucing ini
masih juga masuk.
( PAUSE )
Biar kulemparkan kucing
ini keluar…. (
KUCING ITU MENGEONG….
LALU TERDENGAR SUARA
:
KUCING
Kucing macam
apakah aku ini,
Rinda? Mengapa kau
menyebutku kucing? Betapa
liciknya kau Rinda,
menyebutku kucing…. Padahal
kau tahu “
aku adalah roh
mertuamu”. ( PAUSE
)
Karena aku sakit hati,
hatiku hancur-luluh karena
perlakuanmu maka aku
jadi kecil…. Dan
aku kelihatan seperti
kucing bagi mereka
yang kurang mengenal
aku.
Apa
kabarmu, rinda? Betapalah
kesetiaanmu dimata Hukum
dan Agama?
Aku
datang dari kuburan,
khusus melihat kau
dan Anton, menghangatkan
tempat tidur suamimu
dengan cinta-durjana.
(
NGEONG… NGEONG…. NGEONG
)
Apakah kau
takut padaku, Rinda?
Lihatlah mataku, tinggal
rongga karena makanan
beracun yang kau
berikan padaku.
(
RINDA MENATAP MATANYA….
LALU MENJERIT. ANTON
TERJAGA DAN MENAMPAR-NAMPAR RINDA.
RINDA DUDUK DAN
MEMANDANGI SEKELILINGNYA….
KEMUDIAN RINDA
MENDENGAR ORANG MEMBUKA
PINTU PAGAR BESI
DI LUAR DAN
GONGGONGAN ANJINGNYA, KEMUDIAN
TERDENGAR SUARA PUTARAN
KUNCI DI PINTU
DEPAN….
OFF
STAGE :
RINDA
Apakah aku
ini bermimpi, ataukah
suamiku yang pulang……
dan membuka pintu
dengan kunci cadanagnnya?
( MEMBANGUNKAN
ANTON ) Bangun,
bangun Anton…. Dengar…!
(
TERDENGAR SUARA LANGKAH
ORANG DI LUAR.
RINDA CEPAT BANGKIT
DARI TEMPAT TIDUR,
LALU MEMBUKA JENDELA
KAMAR PELAN-PELAN, LALU
MENYURUH ANTON KELUAR
DARI JENDELA DENGAN
HANYA MEMAKAI CAWAT
) RINDA BERBISIK
:
Tidak, jangan… jangan!
Baring saja disini
dan jangan kemana-mana.
( RINDA MELEMPARKAN
PAKAIAN ANTON DAN
SEPATUNYA LEWAT JENDELA.
RINDA KEMBALI KE
TEMPAT TIDUR, BERSELIMUT
KEMBALI DAN MENUNGGU.
KEMUDIAN TERDENGAR KETUKAN
DI PINTU )
Siapa itu?
BASRON
Aku! Buka
pintunya…..
RINDA
Bapak, ya?
BASRON
Ya, aku.
Tak kau kenal
suaraku? ( RINDA
BANGKIT BERKUMUL SELIMUT,
MEMBUKA PINTU DAN
KEMBALI KE TEMPAT
TIDUR, BASRON MASUK )
RINDA
Udara dingin
sekali menjelang subuh
begini…….
( BASRON
MENYALAKAN LAMPU DAN
MEMANDANGI SEKELILING )
BASRON
Apa kabarmu
selama aku pergi?
RINDA
Baik-baik, pak.
( PAUSE )
kumasakkan air buat
teh, pak ya?
BASRON
Suruh saja
Darmi memasaknya. (
RINDA KELUAR, DAN
LAMA TAK KEMBALI.
BASRON MEMBUKA DAN
MENGGANTUNG JASNYA, LALU
DUDUK DI KURSI.
SEMENTARA ITU TERDENGAR
PERCAKAPAN BERBISIK : )
OFF STAGE
: -----
RINDA
( BERBISIK
) Tetap saja
tinggal disini.
ANTON
Untuk berapa
lama, Rinda?
RINDA
Kau
tak mengerti juga!
Kau tetap saja
disini sampai kupanggil.
( TAMPAK RINDA
MASUK KE KAMAR
KEMBALI ).
BASRON
Mengapa kau
begitu lama?
RINDA
Aku menjerangkan
air di dapur,
pak. ( BASRON
MASUK KE KAMAR
MANDI )
BASRON
(
TERDENGAR DIA BERKUMUR-LUMUR, BATUK-BATUK
DAN MENCUCI MUKA
). Bagaimana kau
menguburkan ayah ketika
dia meninggal?
RINDA
Ya, namanya
jenazah… ya, kami
kubur seperti biasa.
BASRON
Tak adakah
kau lihat yang
aneh-aneh.
RINDA
Tak ada.
Semuanya biasa dan
tak ada yang
mencurigakan.
BASRON
( BERJALAN
MONDAR-MANDIR DALAM KAMAR
)
Apa yang
kau kerjakan, untuk
melewatkan hari-harimu selama
ini?
RINDA
Tidak kemana-mana,
kecuali menonton teater
satu kali.
BASRON
Tampaknya, kau tidak begitu
gembira menyambut suamimu
pulang,….
RINDA
Kita kan
tidak muda lagi
pak, yang senang
bertingkah gila-gilaan setiap
kali bertemu.
Apa lagi
yang bapak inginkan?
Aku tetap siap
untuk mengerjakan apa
yang bapak inginkan….
( RINDA
KELUAR LAGI. LAU
TERDENGAR : )
OFF STAGE
:
RINDA
(
TETAP WASPADA, ANTON
)
BASRON BERDIRI,
MELANGKAH KE TEMPAT
TIDURNYA. IA MENEMUKAN SEBUAH
JAM TANGAN LAKI-LAKI
DAN SEBUAH IKAT
PINGGANG DI ATAS
TEMPAT TIDUR. IA MEMPERHATIKANNYA DENGAN
CURIGA.
RINDA MASUK
KEMBALI MEMBAWA TEKO
DAN CANGKIR DI
ATAS BAKI. DAN
MELETAKKANNYA DIATAS MEJA.
BASRON MENDEKATI RINDA
)
BASRON
Mengapa kau
gabung dua tempat
tidur itu, padahal
kau cuma sendirian
saja?
RINDA
Aku selalu
menunggu dan mengharapkan
kedatanganmu setiap saat.
RINDA
Oh, begitu?!
Terima kasih atas
kerinduanmu……. ( PAUSE
)
Mengapa benda-benda
ini ada di
tempat tidur? Siapa
punya?
RINDA
Kudapat dihalaman,
lalu kubuat pengikat
rok-ku.
BASRON
Ya!
( PAUSE ).
Aku juga ada
mendengar kabar tentang
rokmu itu.
RINDA
(
CURIGA ) apa
yang bapak dengar?
BASRON
Semua yang
terjadi disini.
RINDA
Tak
ada terjadi apa-apa
disini, pak….
BASRON
Akan kuselidiki
nanti…. Aku akan
tau tentang itu
nanti…. ( DIAM )
Semua yang
terjadi tentang dirimu.
( PAUSE )
Akan kita bawa dan
lihat dibawah sinar
matahari.
RINDA
Rinda tidak
akan takut….. aku
sungguh-sungguh tidak akan
takut tentang hal
itu.
BASRON
(
TERSINGGUNG ) apa?
Apa yang kau
bilang!
RINDA
Itu
tak berarti apa-apa
bagiku…..
BASRON
Aaa,… begitu?!
Lihatlah…! Kau sudah
terlalu pandai bicara
selama aku pergi.
RINDA
Mengapa pula
aku harus jadi
pendiam!?
BASRON
Mestinya kau
harus jaga dirimu
baik-baik.
RINDA
Aku
tak perlu jaga
diriku sendiri. Belum
cukup rupanya panjang-lidah
itu menceritakan skandal
padamu, yang ujung-ujungnya mengancam
aku?!
BASRON
Tak
ada hubugannya dengan
orang panjang-lidah.
Aku
sendiri sudah tau
kebenaran skandal-cintamu.
RINDA
(
MEMBANTAH ) skandal
cinta apa?
BASRON
Aku
sudah tau semua
itu.
RINDA
Jika memang
sudah tau, coba
katakan terus-terang.
BASRON
(
MANAMPAR PIPI RINDA
)…. Tak ada yang perlu
dibicarakan lagi!
RINDA
(
MELEMPARKAN SENDOK KE
TAPAK TEH BASRON
)
Ayolah, katakan
apa yang diceritakan
si-pelapor itu padamu.
Siapa kekasihku yang
kau tau itu.
BASRON
Kau
akan tau waktunya
nanti, tak usah
telalu buru-buru.
RINDA
Mereka cerita
bohong padamu soal
Anton, iya kan?
BASRON
Akan kuselidiki…
akan kuselidiki Rinda.
Tak seorang pun
mengambil-alih kekuasaanmu atas
dirimu…. Tak seorangpun….
Aku akan membuatmu
mengatakannya sendiri….
RINDA
Aalah… aku
sudah muak dengan
semua ini. (
BERDIRI DAN KELUAR, LALU
MASUK LAGI BERSAMA
ANTON )
Ini
dia orangnya,… ternyata
dia dan aku,
tentang apa yang
sudah kau tahu.
Barangkali, kau
akan perlu juga
mengetahui sesuatu yang
tak perlu kau
tanya-tanya lagi.
(
DUDUK DI PINGGIR
TEMPAT TIDUR, BASRON
MEMANDANG ANTON DI
PINTU )
BASRON
Apa
yang kau lakukan
dengan isteriku, hei
ular berbisa?
RINDA
Tanyakan pada
kami, tentang apa
yang sudah kau
tahu kebenaran itu!
Kau pikir, kau
bisa menakut-nakuti aku
dengan ocehan orang?
Namun, itu
semua tidak akan
pernah terjadi.
Barangkali, aku
tahu apa yang
harus aku lakukan
sebelum kau memberikan
janji-janjimu. Bagaimana juga….
Aku akan selamanaya.
BASRON
Apa
kau bilang? (
MARAH ) Keluar
kau!
RINDA
(
MEMBANTAH ) mana
bisa begitu! (
CEPAT-CEPAT BERDIRI DAN
MENGUNCI PINTU KAMAR
DAN MENGATONGI KUNCINYA,
DAN DUDUK KEMBALI
KE TEMPAT TIDUR
)
Kemari Anton….
Mari kemari, sayangku!
( ANTON DATANG
DAN DUDUK DI
SAMPING RINDA )
BASRON
Ya,… Tuhan….
Tuhan Yang Maha
Suci! Apa yang
kau lakukan ini?
Apa yang membuat
kau begini biadab!
RINDA
Katakan sekarang…
tidak hebatkah ini?
Lihat…. Lihatlah, betapa
tampannya kekasihku ini?
( TERTAWA DAN
MENCIUMI ANTON BERULANG-ULANG DIDEPAN
MATA SUAMINYA )
BASRON
(
MARAH DAN BANGKIT,
LALU MENAMPAR PIPI
RINDA )
Kurang ajar!
Biadab! ( LALU
PERGI KE JENDELA
)
Oh…
begitu? Baiklah tua-bangka,
terima kasih…..
Itulah yang
kutungggu-tunggu. Sekarang aku
tahu sudah…. Sekarang
bukan lagi kemauanmu,
tapi kemauanku….
(
DENGAN SENTUHAN CEPAT
DIA DORONG ANTON.
MENDEKATI BASRON, RINDA
LANGSUNG MENDEKAPNYA DARI
BELAKANG DAN MEMBANTINGNYA
KE LANTAI. ANTON
LANGSUNG MENUNGGANGI TUBUH
BASRON DAN MENCEKIK
LEHER BASRON )
ANTON
Pegang tangannya…..!!!
(
RINDA CEPAT MELEPASKAN
CEKAMAN TANGAN BASRON
DARI RAMBUT ANTON,
LALU ANTON MENCEKIK
KERONGKONGAN BASRON HINGGA
IA TAK BERDAYA
DAN MATI………
MEREKA BERDIRI,
LALU MENGANGKAT TUBUH
BASRON KE DALAM
UNTUK MEREKA KUBURKAN
DI GUDANG )
LAMPU PENTAS
: BLACK-OUT ( MATI )
LAMPU PENTAS
HIDUP KEMBALI PERLAHAN
(
TAMPAK RINDA DAN
ANTON SEDANG DUDUK
BERDAMPINGAN MINUM TEH
SORE )
RINDA
(
AGAK CEMAS )
Anton, bagaimana kalau
hal ini ketahuan
nanti?
ANTON
Tak
akan ada yang
tahu itu, sampai
hari-kiamat, sayang……
RINDA
Kalau begitu,
kau akan segera
kujadikan seorang saudagar
kaya…. ( MENCIUMI
PIPI ANTON BERULANG-ULANG)
ANTON
Maksudmu, bagaimana?
RINDA
Dalam waktu
dekat, aku akan
segera menjadi saudagar-kaya, lalu
kita-pun akan hidup
bahagia….
(
TIBA-TIBA TERDENGAR KETUKAN
DI PINTU. RINDA
BANGKIT DAN MEMBUKANYA.
MASUK SEORANG LAKI-LAKI
BERJACKET )
LELAKI
Selamat sore,
nyonya….
RINDA
Selamat sore.
Silahkan masuk….!
(
SETELAH DUDUK )
ada yang dapat
saya bantu, pak?
LELAKI
Tidak, nyonya.
Saya hanya mau
bertemu Pak Basron.
RINDA
Oh,
Pak Basron…. Bapak
belum pulang, pak….
Sudah hampir 3
bulan ke luar kota….
LELAKI
Belum pulang
kata nyonya? (
HERAN ) aneh….
RINDA
Apanya yang
aneh, Pak?
LELAKI
Tapi,… tapi,…
aku sendiri yang
mengantarkan tadi pagi-pagi,
kira-kira pukul 04.00….
sampai ke pintu
gerbang depan.
RINDA
(
PURA-PURA TAK PERCAYA
) Akh, masyakh ….?
LELAKI
Benar, nyonya.
Sungguh! Beliau menjanjikan
oleh-oleh buat saya,
sebuah jam tangan
Titus, dan menyuruh
saya mengambilnya sore
ini.
RINDA
Oh,
begitu? Tapi Pak
Basron belum sampai
ke rumah, Pak.
Apa bapak tidak
keliru?
RINDA
Keliru bagaimana
nyonya? Aku kenal
baik dengan Pak
Basron. Kami ketemu
di stasiun-bus. Karena
dia sampai larut-malam,
dia minta aku
mengawalnya sampai ke
rumah ini.
RINDA
Kalau begitu,
kemana, ya….
LELAKI
Baiklah, nyonya.
Kalau begitu, saya
permisi dulu.
RINDA
Ya…. Ya….
Silahkan…. ( LELAKI
ITU KELUAR )
LELAKI
(
BERDIRI ) Kau
percaya itu?
RINDA
Bahwa dia
mengantar Pak Basron?
Mungkin saja…. Tapi,
mungkin juga dia
mau merampok kemari.
Tak mustahil jika
dia tahu Pak
Basron sudah lama
di luar kota.
ANTON
Ya,
mungkin juga.
RINDA
Apa
yang harus kita
lakukan sekarang?
ANTON
Kupikir kau
haus lapor ke
polisi, bahwa Pak
Basron sudah 3
bulan tak pulang
dan tak ada
kabar.
RINDA
Untuk apa
dilapor?
ANTON
Untuk minta
surat-Kuasa untuk bertindak
atas nama Pak
Basron,…. Mengurus dan
meneruskan perusahaanya.
RINDA
(
GEMBIRA ) Tepat
sekali! Satu langkah
yang sangat tepat!
Dan setelah itu…
baru kita menikah,
setuju?
ANTON
Tentu saja
setuju, sayang… (
MENCIUM PIPI RINDA.
TERDENGAR KETUKAN DI PINTU. MEREKA
SALING BERPANDANGAN CURIGA.
RINDA BERDIRI DAN
MEMBUKA PINTU. TAMPAK
SEORANG PERWIRA POLISI
MASUK )
PERWIRA
Selamat sore,
nyonya….
RINDA
Selamat sore,
ada apa, pak?
PERWIRA
Saya dari
kepolisian kota,
nyonya.
RINDA
Maksudnya, Pak?
PERWIRA
Saya dapat
perintah dari atasan,
untuk memeriksa dan
mengledah rumah nyonya…
maaf, nyonya (
MENUNJUKKAN SURAT PERINTAH
)
(
MEMBERI ABA-ABA KEPADA
ANAK BUAHNYA, LALU
MASUK 3 ORANG
POLISI )
Tuan dan
nyonya, harap tetap
di tempat. Silahkan
duduk.
(
PADA ANAK BUAHYA
) periksa semua
kamar dan tempat-tempat
yang mencurigakan.
(
KETIKA POLISI ITU
MASUK, TAK BERAPA
KELUAR DARMI )
DARMI
(
KETAKUTAN ) ada
apa, nyonya?
PERWIRA
Kau
siapa?
DARMI
Saya…. Saya
pembantu di rumah
ini, Pak…
PERWIRA
Baik! Duduk
disitu…. Jangan pergi
kemana-mana….!
RINDA
Kenapa rumah
saya di gledah
pak?
PERWIRA
Kami akan
mengadakan penyelidikan
pertama, nyonya….
RINDA
Apa
maksudnya? Pak!
PERWIRA
Anak buahku
melaporkan, bahwa dia
mengawal dan mengantarkan
Pak Basron tadi
pagi. Tapi ternyata,
nyonya bilang belum
sampai di rumah
….
(
SALAH SEORANG POLISI
ITU KELUAR UNTUK
MELAPOR )
POLISI - I
Di
temukan kain berlumur
darah, Pak. (
MENUNJUKKAN )
POLISI - II
Lapor pak.
Di temukan sebuah
lobang panjang galian
baru dalam gudang.
Ternyata sebuah kuburan
berisi mayat, Pak.
PERWIRA
OK!
Tahan orang ini,
dan bawa ke
kantor!
POLISI - II
Siap, Pak.
( LALU MEMBORGOL
ANTON DA N RINDA DARMI
)
PERWIRA
(
PADA POLISI -
III ) Bapak
tinggal disini. Jaga
dan awasi rumah
ini dan orang-orang
yang ada disini.
Akan saya
kirim petugas untuk
mengangkat mayat dari
lobang itu.
POLISI - III
(
MEMBERI HORMAT )
siap komandan!
PERWIRA
Ayo! Bawa
mereka :
( POLISI
- I DAN
II, MENCABUT PISTOLNYA
MASING-MASING )
POLISI - I
Ayo,….! Maju!
( RINDA,
ANTON DAN DARMI
DIGIRING POLISI KELUAR,
POLISI - III
TAMPAK SIAP MENJAGA
)
LAMPU PENTAS MATI
PERLAHAN-LAHAN
T.A.M.A.T
Medan,2004
No comments:
Post a Comment