Thursday 3 July 2008

Puisi M. Badri

Dari Negeri Badri


MALAM PINANGAN

Aku ingin menanami hamparan sawah yang memanjang di hatimu
Dengan padi-padi yang tumbuh dari gairah jiwaku
Lalu kualiri dengan sungai yang memancar di lubuk rindu
Dengarlah seruling cinta itu, mengalun sampai ke padang-padang
Beriring kasidah panjang di keremangan petang
Aku ingin melingkarkan sebait puisi di jemarimu
Sampai embun pagi memutih
Menghapus kesunyian kita sepanjang pematang
Saat mengeja nama anak-anak yang tertulis di setiap bulir padi
Hingga menguning dan berwarna gading
Semalam, aku menunggu bukit-bukit meluruhkan bunganya
Sebab di rambutmu yang gambut ingin kusemai doa-doa
Agar matamu memancarkan cahaya seperti bintang-bintang
Saat pelangi melukis warna warni rumah kita
Ketika aku menerjemahkan isyarat angin menjadi bahasa cinta
Lihatlah, menjelang malam Tuhan mengirimi bulan
Hingga puisi yang lekat di jemarimu berkilauan
Kunang-kunang pun menabuh reranting menjadi irama merdu
Burung-burung kemudian memahat kesetiaan
Dengan paruhnya yang meruncing karena rindu
Tiba di dermaga, ayah ibu kita, pasangan kekasih tua itu
Memberi sebuah sampan yang ditatahnya dari batu karang
Sebab laut akan mengiringi, dengan gelombang surut dan pasang
Sampai waktu membuktikan setiap makna
Dari kata-kata yang kita kayuh berdua
Bogor, 2008
Sajak ini menjadi pemenang "Karya Terpuji" Sayembara Puisi Cinta Tabloid Nyata 2008

Perempuan yang Mencintai Laut
: evy

dermaga 1
bidukmu terapung di celah senja yang merona
antara percikan ombak dan dayung, mengitari semenanjung
menembus angin pesisir di pulau-pulau anyir
oleh aroma ikan, wangi kehidupan
ah geliat tubuhmu serupa duyung berenang ke tepian
menjemput cintamu yang tertambat di pelabuhan

dermaga 2
kepada karang kau bercerita tentang kehidupan
di laut yang membiru oleh ikan-ikan dan terumbu
warna jala dan kemilau nelayan menggarami petang
dan di pesisir, anak-anak itu, menyusu pada asin perahu
yang berlayar dari pulau ke pulau, sampai ke laut paling dalam
menebar masa depan dan impian

dermaga 3
jangan menangis, katamu
sebab air mata akan menenggelamkan separuh daratan
menghapus isyarat cinta yang terukir di atas pasir
bermekaran sepanjang pantai, sampai ke ujung palung
dan di lautmu, aku mencoba memahami bahasa ombak
membaca kilau mutiara di dasarnya

No comments: