Peyek
“Dapoer Peyek” dengan Cita Rasa Lidah Sumatera
Oleh Ilham wahyudi
Rempeyek atau peyek biasanya lidah orang Medan menyebut makanan gorengan
asal Jawa ini. Secara umum, peyek adalah gorengan tepung beras (bisa juga
tepung terigu) yang dicampur dengan air hingga membentuk adonan kental, diberi
bumbu (terutama garam dan bawang putih), dan diberi bahan pengisi yang khas.
Sebagai makanan pelengkap yang fungsinya
sama dengan kerupuk, peyek biasanya selalu diisi dengan biji kacang tanah atau kedelai.
Namun, selain jenis kacang-kacangan, peyek juga bisa diisi dengan bahan pangan
hewani berukuran kecil, seperti ikan teri, ebi, udang kecil, potongan ikan asin
atau potongan belut. Bahkan, saat ini orang juga membuat peyek dari daun bayam.
Sebagai makanan yang cukup digemari orang
banyak, peyek sangat mudah kita temukan di rumah makan, pasar tradisional, toko
oleh-oleh, ataupun di swalayan. Salah satunya adalah peyek dengan merek dagang
Dapoer Peyek.
Sebagai salah satu produsen peyek di kota Medan,
Dapoer Peyek tentunya memiliki keunggulan dari produk sejenis. “Keunggulan
produk kita, tanpa bahan pengawet, digoreng dengan minyak non kolosterol,
resepnya asli leluhur. Selain itu rasanya juga khas dengan lidah orang
Sumatera,” jelas Teguh Satria (23), Manager Pemasaran sekaligus Owner Dapoer
Peyek saat dijumpai Medan Bisnis beberapa waktu yang lalu.
Ada 5 variasi bahan pengisi peyek yang
ditawarkan Dapoer Peyek kepada para penikmat peyek: peyek kacang tanah, peyek
kacang ijo, peyek teri medan,
peyek kacang kedelai, dan peyek ikan asin goreng tepung. “Awalnya kita produksi
peyek kacang tanah. Tapi tak lama kemudian karena ada permintaan dari pelanggan,
kita pun menambah variasi isi peyek,” kata Teguh mengenai variasi isi peyeknya.
Melanjutkan
Usaha Orang Tua
Usaha Dapoer Peyek yang telah berdiri
sekitar tujuh tahun ini awalnya adalah usaha yang dirintis oleh orang tua
Teguh. Ceritanya, setelah pensiun dari Semen Andalas, orang tua Teguh mencoba
peruntungan dengan membuka bermacam usaha, antara lain: berdagang ayam di pasar
tradisional, membuka warung nasi goreng, dll. Namun usaha tersebut tidak
membuahkan hasil alias gagal, hingga akhirnya orang tua Teguh membuka usaha
Dapoer Peyek.
“Sebelumnya banyak juga usaha yang dicoba
bapak, tapi banyak yang gagal. Nah, baru usaha peyek inilah yang berhasil
sampai saat ini. Sekarang gantian saya yang mengurusin usaha ini,” cerita Teguh
sedikit tentang Dapoer Peyek.
Tapi itu cerita dulu, kini dengan semakin
berkembangnya usaha yang dirintis oleh orang tua Teguh, Dapoer Peyek sekarang
sudah bisa memproduksi 50 kg peyek setiap harinya. Camilan peyek ini sendiri
sudah bisa didapatkan di toko-toko bakery, toko oleh-oleh, dan rumah makan
kecil. Selain itu, Teguh juga menitipkannya di beberapa minimarket di sekitar kota Medan.
Semuanya dititipkan dalam bentuk konsinyasi.
Melihat perkembangan penjualannya, Teguh
pun bertekad dalam waktu dekat akan membuka toko sendiri, selain menembus pasar
supermarket dan luar kota
untuk mengembangkan usaha keluarganya ini. “Di supermarket belum ada tapi mau
merambah ke sana
juga. Ya, paling ke minimarket atau swalayan kecillah. Kalau keluar kota paling binjai, dan
beberapa tempat lain tapi tidak rutin, seperti tebing, siantar, dan lain-lain”
jelas Teguh mengenai pengembangan pemasaran produknya.
Oleh karena itu, Teguh juga bercita-cita
agar kelak camilan yang fungsinya sama dengan kerupuk ini ke depan dapat
menjadi oleh-oleh khas kota Medan, sehingga Dapoer Peyek dapat dikenal di
seluruh nusantara. “Inginnya ke depan produk ini menjadi oleh-oleh khas dari Sumatera
Utara, walau pun peyek ini asalnya dari Jawa. Jadi istilahnya peyek dengan rasa
khas lidah orang Sumateralah,” ungkap Teguh mengenai harapannya ke depan.
Sementara itu untuk ukuran kemasan Dapoer
Peyek juga menyediakan variasi ukuran. Mulai dari ukuran 100 gram, 200 gram,
220 gram, 440 gram, dan 500 gram. Mengenai harga tidak perlu khawatir, produk
dari Dapoer Peyek ini dijamin tidak akan membobol kantong Anda. Harga yang
ditawarkan Dapoer Peyek untuk ukuran 100 gram hingga 500 gram berkisar Rp 7.000
sampai Rp 25 ribu.
Selain itu, keunggulan lain dari peyek
ini adalah sudah mendapat sertifikat label halal dari MUI Sumatera Utara pada
tahun 2009 lalu. Nah, makanya jangan
ragu lagi untuk menjadikan produk peyek ini sebagai oleh-oleh untuk kerabat
Anda, atau sebagai camilan saat Anda bersantai bersama keluarga.
Untuk Anda yang ingin menjadi agen atau
ingin membeli langsung selain di toko-toko dan warung-warung tempat biasa Teguh
menitipkan peyeknya, produk ini juga dapat langsung Anda beli di markas produk
ini diproduksi, Jalan Muktar Basri Gg. Supardi No. 40 Glugur Darat II Medan
atau bisa juga masuk melalui Jalan Ampera VII Glugur Darat Medan.
Medan,
2010
No comments:
Post a Comment