Wednesday, 2 March 2016

Peyek “Dapoer Peyek” dengan Cita Rasa Lidah Sumatera



Peyek “Dapoer Peyek” dengan Cita Rasa Lidah Sumatera
Oleh Ilham wahyudi

Rempeyek atau peyek biasanya lidah orang Medan menyebut makanan gorengan asal Jawa ini. Secara umum, peyek adalah gorengan tepung beras (bisa juga tepung terigu) yang dicampur dengan air hingga membentuk adonan kental, diberi bumbu (terutama garam dan bawang putih), dan diberi bahan pengisi yang khas.
Sebagai makanan pelengkap yang fungsinya sama dengan kerupuk, peyek biasanya selalu diisi dengan biji kacang tanah atau kedelai. Namun, selain jenis kacang-kacangan, peyek juga bisa diisi dengan bahan pangan hewani berukuran kecil, seperti ikan teri, ebi, udang kecil, potongan ikan asin atau potongan belut. Bahkan, saat ini orang juga membuat peyek dari daun bayam.
Sebagai makanan yang cukup digemari orang banyak, peyek sangat mudah kita temukan di rumah makan, pasar tradisional, toko oleh-oleh, ataupun di swalayan. Salah satunya adalah peyek dengan merek dagang Dapoer Peyek.
Sebagai salah satu produsen peyek di kota Medan, Dapoer Peyek tentunya memiliki keunggulan dari produk sejenis. “Keunggulan produk kita, tanpa bahan pengawet, digoreng dengan minyak non kolosterol, resepnya asli leluhur. Selain itu rasanya juga khas dengan lidah orang Sumatera,” jelas Teguh Satria (23), Manager Pemasaran sekaligus Owner Dapoer Peyek saat dijumpai Medan Bisnis beberapa waktu yang lalu.
Ada 5 variasi bahan pengisi peyek yang ditawarkan Dapoer Peyek kepada para penikmat peyek: peyek kacang tanah, peyek kacang ijo, peyek teri medan, peyek kacang kedelai, dan peyek ikan asin goreng tepung. “Awalnya kita produksi peyek kacang tanah. Tapi tak lama kemudian karena ada permintaan dari pelanggan, kita pun menambah variasi isi peyek,” kata Teguh mengenai variasi isi peyeknya.

Melanjutkan Usaha Orang Tua

Usaha Dapoer Peyek yang telah berdiri sekitar tujuh tahun ini awalnya adalah usaha yang dirintis oleh orang tua Teguh. Ceritanya, setelah pensiun dari Semen Andalas, orang tua Teguh mencoba peruntungan dengan membuka bermacam usaha, antara lain: berdagang ayam di pasar tradisional, membuka warung nasi goreng, dll. Namun usaha tersebut tidak membuahkan hasil alias gagal, hingga akhirnya orang tua Teguh membuka usaha Dapoer Peyek.
“Sebelumnya banyak juga usaha yang dicoba bapak, tapi banyak yang gagal. Nah, baru usaha peyek inilah yang berhasil sampai saat ini. Sekarang gantian saya yang mengurusin usaha ini,” cerita Teguh sedikit tentang Dapoer Peyek.
Tapi itu cerita dulu, kini dengan semakin berkembangnya usaha yang dirintis oleh orang tua Teguh, Dapoer Peyek sekarang sudah bisa memproduksi 50 kg peyek setiap harinya. Camilan peyek ini sendiri sudah bisa didapatkan di toko-toko bakery, toko oleh-oleh, dan rumah makan kecil. Selain itu, Teguh juga menitipkannya di beberapa minimarket di sekitar kota Medan. Semuanya dititipkan dalam bentuk konsinyasi.
Melihat perkembangan penjualannya, Teguh pun bertekad dalam waktu dekat akan membuka toko sendiri, selain menembus pasar supermarket dan luar kota untuk mengembangkan usaha keluarganya ini. “Di supermarket belum ada tapi mau merambah ke sana juga. Ya, paling ke minimarket atau swalayan kecillah. Kalau keluar kota paling binjai, dan beberapa tempat lain tapi tidak rutin, seperti tebing, siantar, dan lain-lain” jelas Teguh mengenai pengembangan pemasaran produknya.
Oleh karena itu, Teguh juga bercita-cita agar kelak camilan yang fungsinya sama dengan kerupuk ini ke depan dapat menjadi oleh-oleh khas kota Medan, sehingga Dapoer Peyek dapat dikenal di seluruh nusantara. “Inginnya ke depan produk ini menjadi oleh-oleh khas dari Sumatera Utara, walau pun peyek ini asalnya dari Jawa. Jadi istilahnya peyek dengan rasa khas lidah orang Sumateralah,” ungkap Teguh mengenai harapannya ke depan.
Sementara itu untuk ukuran kemasan Dapoer Peyek juga menyediakan variasi ukuran. Mulai dari ukuran 100 gram, 200 gram, 220 gram, 440 gram, dan 500 gram. Mengenai harga tidak perlu khawatir, produk dari Dapoer Peyek ini dijamin tidak akan membobol kantong Anda. Harga yang ditawarkan Dapoer Peyek untuk ukuran 100 gram hingga 500 gram berkisar Rp 7.000 sampai Rp 25 ribu.
Selain itu, keunggulan lain dari peyek ini adalah sudah mendapat sertifikat label halal dari MUI Sumatera Utara pada tahun 2009 lalu. Nah, makanya jangan ragu lagi untuk menjadikan produk peyek ini sebagai oleh-oleh untuk kerabat Anda, atau sebagai camilan saat Anda bersantai bersama keluarga.
Untuk Anda yang ingin menjadi agen atau ingin membeli langsung selain di toko-toko dan warung-warung tempat biasa Teguh menitipkan peyeknya, produk ini juga dapat langsung Anda beli di markas produk ini diproduksi, Jalan Muktar Basri Gg. Supardi No. 40 Glugur Darat II Medan atau bisa juga masuk melalui Jalan Ampera VII Glugur Darat Medan.  

Medan, 2010





No comments: