Sunday 21 February 2016

DRAMA ANAK RAUDAH JAMBAK



Drama Anak-anak
M. Raudah Jambak, S. Pd

INDAHNYA SALING MEMAAFKAN
ADEGAN Satu
RUANG KELAS
Anak-anak sedang sibuk di ruang kelas. Ada yang membaca. Ada yang bercerita. Ada yang sedang menghapus papan tulis. Mereka lalu sibuk ketika Bu Elvi datang.
Andana           : Ssst, Bu Elvi datang
Bu Elvi            : Selamat pagi, Anak-anak?
Siswa               : Selamat pagi, Bu?
Bu Elvi            : Anak-anak, kemarin Ibu memberikan tugas Bahasa Indonesia membuat pantun, semua sudah mengerjakan?
Siswa               : Sudah, Bu….
Bu Elvi            : Andana, coba kamu bacakan pantun yang kamu buat.
Andana           : Iya, Bu. (Membaca) Apa tanda kota belawan/ Lampu merah sebelah kanan/Apa
                          tanda kita berkawan/Saling bantu dalam kesusahan

Bu Elvi            : Bagus. Kalau kamu Nauval? Sudah siap?

Nauval             : Sudah, Bu. Jalan-jalan kegunung jati/Hati-hati meniti titi/Apa tanda manusia sejati/
                          Bila berjanji harus ditepati

Bu Elvi            : Sekarang giliranmu, Thariq......

Thariq              : Baik, Bu. Awas tertusuk paku berkarat/ Paku berkarat disamping papan/ Mau         
                          selamat dunia akherat/ Sholat wajib jangan tinggalkan

Bu Elvi            : Pintar semua. Sekarang kamu, Alvin. Apakah kamu sudah membuat pantun?
Alvin               : Sudahlah, Bu.
Bu Elvi            : Coba kamu bacakan untuk teman-temanmu…
Alvin               : (sambil tersenyum mengejek) Jalan ke hutan melihat salak /Ada pula pohon-pohon tua /Ayam jantan terbahak-bahak /Lihat Farah giginya dua....
Siswa               : (Tertawa)
Bu Elvi            : Alvin, kamu nggak boleh seperti itu sama temannya. Kekurangan orang lain itu bukan untuk ditertawakan. Coba kamu buat pantun yang lain.

Alvin               : Iya, Bu....



ADEGAN Dua.
HALAMAN SEKOLAH.
Alvin sedang berjalan dengan teman-temannya. Farah dan Humaira datang mendekati.

Farah               : (Wajah cemberut) Alvin, kenapa sih kamu selalu usil? Kenapa kamu selalu meng
                          ejek aku? Memangnya kamu suka kalau diejek?
Alvin               : (tertawa)  Aduh…maaf lah, Farah.
Andana           : (Ikut tertawa) Wah, Farah marah, Vin.
Nauval             : (tertawa juga) Wah, bisa gawat kalau Farah marah.
Alvin               : (tertawa) Kamu marah ya, Farah?
Farah               : Iya lah. Habis…kamu nakal. Kamu memang sengaja mengejek aku kan, biar anak-
                          anak sekelas mentertawakan aku.
Alvin               : Wah…jangan marah lah, aku kan cuma bercanda.
Andana           : Iya, kan cuma bercanda.
Nauval            : Iya, Farah. Alvin kan cuma becanda kok.
Alvin               : Sudahlah, Farah. Eh, katanya marah itu bisa menghambat pertumbuhan badan lho,
                          nanti kamu badannya pendek terus, hahaha…
Farah               : Huh! kalian jahat! (Berteriak) Aku nggak mau cakap lagi sama kalian!
Humaira          : (menenangkan) Sudahlah Farah, nggak usah dipikirin. Alvin kan memang usil dan nakal. Nanti kalau kita marah, dia malah tambah senang. Kita diamkan saja anak itu sama kawan-kawannya (mengajak pergi) Yok, kita pergi....
Thariq             : Ya, sudahlah, Farah. Orang-orang seperti itu tidak usah diurusin.
Alvin               : Ya, pergi yang jauh. Nanti dikejar kucing (tertawa meledek).
Andana           : Jangan lupa, permisi sama mama, hahaha....
Nauval            : Eee, merajuk ni yeee....hahaha
Thariq             : (mendekat) Sekali lagi kalian bicara.....?!
Alvin               : Kenapa? Ha?! Kalau kami sekali lagi bicara kenapa?!
Farah            : Sudahlah, Thariq. Kan kamu sendiri yang bilang orang-orang seperti mereka tidak usah diurusin.
Thariq              : Tapi, Farah. Mereka sudah keterlaluan.
Farah                : Sudahlah. Ayo....
Humaira          :  Ya, Thariq. Sudahlah. Kita tidak akan pernah menang dengan orang-orang seperti ini.
Farah, Thariq dan Humaira pergi meninggalkan Alvin dan kawan-kawan yang masih terus tertawa.


ADEGAN Tiga
RUANG KELAS
Alvin sedang bercanda  dengan teman-temannya. Farah dan Humaira masuk ke dalam kelas.

Alvin               : (mendekati Humaira) Rah, nama kamu kok bagus sih. mengeja nama Farah itu
                          kekmana?”
Farah               : Apa sih, kamu mau mengganggu lagi ya? Beraninya cuma sama anak perempuan…
Alvin               : Yah…aku kan cuma bertanya, mengeja nama Farah itu kekmana. Masak gitu aja
                           Farah...eh, marah....
Farah               : Memangnya kenapa sih? (Curiga) Farah ya mengejanya F-A-R-A-H lah!
Alvin               : Haaa…kamu itu gimana sih, Rah. Udah kelas empat kok belum bisa mengeja nama   
                          sendiri dengan benar. Farah itu mengejanya Parah. Itu lho kayak  
                           pemotong kayu, hahaha….
Andana           : Itu parang, namanya, hahahaha.....
Alvin               : Parang? O, yang dipohon itu, ya, hahaha......
Nauval             : Itu, batang. Bukan parang, hahaha…..
Alvin               : O, Batang. Ucapan yang selalu diletakkan dekat pintu masukkan? Selamat Batang,
                          hahaha..............
Humaira          : Sudahlah, Alvin, kamu selalu begitu! Bisa nggak sih, sehari tanpa berbuat nakal?
                          Lagian kamu cuma berani nakalin anak perempuan. Dasar!                        
Thariq              : Sudahlah. Mereka tidak usah kita ladeni.
Alvin               : Eh, ada orang rupanya.
Thariq              : Kamu pikir kami ini apa?! (marah)
Alvin               : Nggak, ah. Kami pikir hari gini kok ada alien, alias makhluk angkasa luar, hahaha...   
Humaira          : Sudahlah, yok….
Thariq              : Kali sudah tidak bisa dibiarkan.
Farah               : Thariq. Kamu sahabatku yang paling penyabar. Jangan rusak kesabaranmu dengan
                           hal-hal sepele seperti ini.
Thariq              : Ya, aku mengerti. (Kepada Alvin) Hei, kalian. Kalau bukan karena Farah. Sudah
                           habis kalian kubuat.
Alvin               : Terimakasih, Pahlawanku. Terimakasih atas pengampunannya, hahaha....
Alvin dan kawan-kawan tertawa terbahak-bahak. Farah dan kawan-kawannya segera menyibukkan diri dengan pelajaran. Anak-anak yang lain sedang sibuk juga di ruang kelas. Ada yang membaca. Ada yang bercerita. Ada yang sedang menghapus papan tulis. Mereka lalu sibuk ketika Bu Elvi datang.Bel Berbunyi….
ADEGAN Empat.
DI RUMAH FARAH
Suasana di rumah Farah terlihat sibuk. Bu Astuti, Ibu Farah sibuk mempersiapkan segala keperluan sekolah Farah. Sementara Farah, hanya terduduk di kursi ruang tamunya.
Bu Astuti        : Sudah jam berapa ini, Nak? Ayo cepat. Nanti kamu terlambat....
Farah               : Malas, Ma....
Bu Astuti        : Lho, Anak Mama. Kamu tidak boleh bicara seperti itu.
Farah               : Farah malas sekolah hari ini, Ma.
Bu Astuti        : Kamu tidak biasanya seperti ini. Biasanya kamu selalu bersemangat jika hendak
                           berangkat ke sekolah. Ayo, cerita ke Mama. Ada apa sebenarnya? 
Farah               : (menggeleng)
Bu Astuti        : O, Mama mengerti. Kamu belum dapat uang jajan dari papa, ya?
Farah               : (menggeleng)
Bu Astuti        : Jadi apa, sayang? Kamu belum siap PR, ya? Sudahlah biara Mama telpon gurumu...
Farah               : (menggeleng)
Bu Astuti        : Dimarahi Ibu Guru ya, di sekolah? Atau, Hm, Mama tahu kamu berekelahi dengan
                          temanmu kan?
Farah               : Alvin, Ma?
Bu Astuti        : Alvin?
Farah               : (mengangguk)
Bu Astuti        : Teman sekelasmu?
Farah               : (mengangguk)
Bu Astuti        : Hm, anak mama. Sudah mulai hm, hm ya...
Farah               : Iiih, Mama. Farah masih kecil tahu. Farah masih mau belajar….
Bu Astuti        : Jadi apa, Sayang? Mama nggak ngerti kalau kamu nggak cerita ke Mama. Ayolah...
Farah               : (menggeleng)
Bu Astuti        : Berarti kamu mengganggu Alvin, ya?
Farah               : Alvin yang mengganggu Farah (menangis)
Bu Astuti        : Lho, anak Mama. Kok ditanya malah menangis?
Farah               : Alvin yang mengganggu Farah, Ma (menangis)
Bu Astuti        : Ya, tapi kamu jangan menangis. Sudah. Tuh, cantiknya bisa hilang lho. Eh, anak
                          Mama. Cepat berangkat ke sekolah ditungguin Papa tuh...
Farah masih menangis. Bu Astuti berusaha membujuknya. Pada saat itu Papa masuk.



Papa                : Aduh, Anak Papa. Ditungguin kok masih di sini? Lho, Anak Papa kenapa
                          menangis? Kenapa, Ma?
Bu Astuti        : Biasa, Pa. Anak-anak. Farah nggak mau sekolah. Malas katanya.
Papa                : Aduh, Anak Papa. Kalau nggak sekolah, cantiknya bisa berkurang lho.
Farah               : Biarin...
Bu Astuti        : Sayang, Mama. Nggak boleh bicara seperti itu sama Papa, ya....
Papa                : Ada apa sebenarnya, Ma?
Bu Astuti        : Ini lho, Pa. Katanya Farah digangguin sama temannya. Siapa namanya, Sayang?
Farah               : Alvin...
Bu Astuti        : Ya, Alvin...
Papa                : Mungkin kamu buat salah?
Farah               : Alvin yang salah, Papa?! (menangis)
Bu Astuti        : Papa...
Papa                : Ya, sudah. Nanti Papa beritahu guru kamu....
Farah               : Jangan...
Bu Astuti        : Atau ke Mama Alvin
Farah               : Jangan....
Bu Astuti        : Kenapa, Sayang?
Farah               : Nanti Alvin Nakalin Farah lagi?
Papa                : Jangan kuatir. Papa akan membujuk Alvin supaya nggak nakal lagi ke kamu,
                          Sayang.  
Farah               : Benar, Pa?
Papa                : Iya, Sayang...
Farah               : Papa janji?
Papa                : Papa janji...
Bu Astuti        : Nah, sekarang diam, ya. Ayo berangkat ke sekolah. Nanti kamu terlambat.
Papa                : Ayo...
Bu Astuti        : Sayang. Bilang apa?
Farah               : Farah ke sekolah, Ma (cium tangan) Assalammualaikum…
Papa                : Papa pergi dulu ya, Ma. Assalammualaikum…
Bu Astuti        : Ya, Pa. Waalaikummussalam…..



ADEGAN Lima.
HALAMAN SEKOLAH.
Alvin dan kawan-kawannya sedang bermain sepeda. Farah dan Humaira sedang berjalan kaki menuju sekolah. Tiba-tiba di belakang mereka terdengar bunyi bel sepeda berdering-dering.

Alvin               : Hoi…minggir…minggir…. Pangeran Alvin yang ganteng ini mau lewat. Rakyat
                          jelata diharap minggir.
Farah               : Hei hati-hati…
Farah, Humaira dan Thariq cuma menoleh kesal. Alvin melewati mereka dengan tertawa keras. Tahu-tahu…gubrak! Karena kurang hati-hati, sepeda Alvin menabrak sesuatu  yang ada di pinggir jalan.
Humaira          : Rasain kamu! (berteriak). Makanya kalau naik sepeda itu lihat depan.
Thariq              : Hore....Makhluk alien jatuh.....
Farah               : Iya. Makanya kalau sama anak perempuan jangan suka nakal. Sekarang kamu kena
                          batunya.….
Alvin               : Aduh…tolong dong. Aku nggak bisa bangun nih?
Humaira          : Ngapain ditolong. Dia kan suka nggangguin kita. Biar tahu rasa sekarang. Lagian,
                           paling dia cuma pura-pura. Nanti kita dikerjain lagi.…
Alvin               : Aduh…aku nggak pura-pura. Kakiku sakit sekali,(merintih) aku janji nggak akan
                          ngerjain kalian lagi.
Farah               : Ditolong yuk, Humaira …
Humaira          : Tapi
Farah               : Sudahlah, kita kan nggak boleh dendam sama orang lain. Bagaimanapun, Alvin kan
                          teman kita juga.….
Humaira mengangguk. Kedua anak itu lalu mendekati Alvin. Alvin kesakitan....

Farah               :  Apanya yang sakit, Vin?
Alvin               : (Meringis kesakitan) Aduh…kakiku sakit sekali. Aku nggak kuat berdiri nih.
Farah               : Gini aja Humaira, kamu ke sekolah cari Pak Yan yang jaga sekolah. Pak Yan kan
                          punya kendaraan bermotor. Nanti Alvin biar diantar pulang sama Pak Yan.
                          Sekarang aku di sini menemai Alvin!
Humaira          : Ide yang bagus ….
Humaira semangat. Ia segera berjalan cepat-cepat menuju ke tempat penjaga sekolah yang masih kelihatan dari tempat itu.

Alvin               : Farah…(lirih) Maafkan aku ya. Aku sering nggangguin kamu, Humaira, Thariq,
                          dan teman-teman yang lain.
Farah               : Makanya kamu jangan suka ngerjain orang, apalagi mengolok-olok kekurangan
                          mereka. Jangan suka meremehkan anak perempuan. Nyatanya, kamu membutuhkan
                          mereka juga kan?
Alvin               : Iya lah, aku janji nggak akan ngerjain kalian lagi.
Farah               : Lagian  kalau kamu nggak nakal, sahabatmu pasti tambah banyak. Juga, punya
                          banyak sahabat itu menyenangkan kok. Kalau mereka ulang tahun kan aku jadi
                          sering ditraktir, hihihi….
Tidak berapa lama Kepala Sekolah, Bu Ida,  melintas dan melihat kejadian itu.
Bu Ida             : Kamu lagi. Kamu lagi.
Alvin               : E, anu, Bu...
Bu Ida             : Tidak ada anu, anu. Alvin, Berapa kali Ibu bilang. Jangan lagi kamu membuat
                          ulah....
Alvin               : Tapi, Bu....
Bu Ida             : Kamu tidak apa-apa Farah....
Farah               : Maaf, Bu. Saya tidak apa-apa....
Bu Ida                         : Benar?
Farah               : Benar, Bu....
Tidak berapa lama Humaira dan Thariq kembali.
Humaira          : Pak Yan, sakit.
Thariq              : Sudah kita gotong aja....
Bu Ida             : Ada apa...
Humaira          : Alvin jatuh dari sepeda, Bu...
Thariq              : Iya, Bu....
Bu Ida             : Bukannya Alvin yang nakal sama kalian...
Thariq              : Awalnya, ya, Bu....
Humaira          :  Tapi, Alvin sudah minta maaf kok, Bu…
Bu Ida             : Betul itu, Alvin?
Alvin               : Iya, Bu.
Bu Ida             : Kamu Andana, Nauval?
Andana           : Saya juga, Bu.
Nauval             : Saya menyesal, BU.
Bu Ida             : Syukurlah. Lebih baik berteman daripada bermusuhan, ya?!
Semua             : Ya, Bu...
SELESAI
MEDAN, 2011

No comments: