Pengembangan Media Pembelajaran Membaca Puisi
Arsyad (2002:15) menyatakan bahwa dalam suatu proses pembelajaran, dua unsur yang amat penting adalah metode dan media pembelajaran. Kedua aspek ini saling berkaitan. Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis media pengajaran yang sesuai, meskipun masih ada berbagai aspek lain yang harus diperhatikan dalam memilih media, antara lain tujuan pengajaran, jenis tugas dan respon yang diharapkan siswa setelah pembelajaran berlangsung, dan konteks pembelajaran termasuk karakteristik siswa. Meskipun demikian, dapat dikatakan bahwa salah satu fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan guru lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru.
Hamidah (2003:11-14) menjelaskan bahwa untuk memperlancar pencapaian kompetensi dasar dalam pembelajaran Bahasa Indonesia diperlukan media yang sesuai. Media tersebut banyak ragamnya, antara lain (1) gambar, (2) chart, (3) bagan, (4) tabel, (5)grafik, (6) overhead proyektor (OHP), dan (7) tape recorder. Ragam media ini sangat bergantung pada kompetensi dasar yang akan dipelajari.
Pembelajaran membaca puisi dapat dibantu dengan menggunakan media. Berdasarkan ragam media yang telah disebutkan sebelumnya, pembelajaran membaca puisi dapat menggunakan media berupa gambar, bagan, overhead projector, dan tape recorder. Masing-masing ragam media tersebut dijelaskan sebagai berikut.
1 Gambar
Gambar yang digunakan sebagai media dapat berupa gambar jadi, misalnya gambar dari majalah, booklet, brosur, selebaran, internet, dan lain-lain, dapat pula berupa gambar garis atau sketsa/stick figure dan strip story (Hamidah, 2003:11).
Dalam pembelajaran membaca puisi, ragam media yang berupa gambar dapat dimanfaatkan untuk menjelaskan tokoh-tokoh puisi, gaya penyair, tipografi puisi, bentuk deklamasi, gambar gerakan-gerakan senam pemanasan, bentuk mulut dalam olah vokal, gambar gerakan dalam latihan olah napas, gambar latihan imajinasi, hingga gambar berupa ekpresi-ekpresi total dalam membaca puisi.
2 Bagan
Hamidah (2003:12) menjelaskan bahwa bagan dapat disusun secara vertikal maupun horisontal. Bagan secara vertikal/bagan pohon biasanya banyak digunakan untuk menunjukkan rantai perintah/koordinasi dalam sebuah organisasi. Sedangkan bagan horisontal/bagan alir banyak digunakan untuk menunjukkan urutan sebuah proses dan prosedur.
Dalam pembelajaran membaca puisi, ragam media yang berupa bagan dapat digunakan untuk menjelaskan tahapan-tahapan membaca puisi. Tahapan tersebut dapat ditulis dengan bagan, misalnya dimulai dari pemilihan puisi, interpretasi terhadap puisi yang dipilih, membaca berulang-ulang, memberi tanda jeda, mencari alur untuk menentukan pada bait mana puisi tersebut harus dibaca secara klimaks, dan melakukan latihan performansi yang dapat dimulai dari tahapan pemanasan, olah napas, olah vokal, konsentrasi, olah imajinasi/penghayatan, dan ekspresi.
3 Overhead Projektor (OHP)
Hamidah (2003:14) menjelaskan bahwa Overhead Projektor (OHP) merupakan media yang relatif sederhana. OHP terdiri dari terdiri dari dua bagian, yaitu hardware dan software. Hardware berupa overhead dan software berupa transparan proyektor. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan OHP-transparan, yaitu (1) tegangan listrik harus sesuai dengan peralatannya, (2) letak posisi transparan harus benar, dan (3) tombol pengatur fokus harus diatur sedemikian rupa sehingga gambar yang diproyeksikan bisa dilihat dengan jelas.
Dalam membaca puisi, OHP dapat hampir difungsikan sama seperti ragam media gambar. Hal ini disebabkan bahwa ragam media OHP merupakan alat untuk memproyeksikan objek. Jadi, gambar-gambar yang dijelaskan dalam ragam media gambar dapat ditayangkan di OHP dengan mencetaknya ke atas kertas transparan terlebih dulu sehingga semua siswa dapat menyaksikan di dinding kelas.tentu akan lebih praktis jika menggunakan alat ini karena semua siswa dapat melihatnya di depan.
Media OHP ini tidak hanya untuk gambar saja, untuk teks tentu juga bisa dilakukan. Pembelajaran dengan menggunakan media ini akan terasa efektif. Guru tidak perlu menulis di papan tulis. Cukup dengan menulis atau mencetak teks di atas media tentu tidak akan memakan waktu yang cukup lama dalam proses belajar mengajar meskipun membutuhkan waktu yang ekstralama dalam persiapan bahan ajar. Dalam pembelajaran membaca puisi, media ini dapat dimanfaatkan untuk menjelaskan pemberian tanda jeda, menandai alur mana yang harus dibaca dengan klimaks, hingga guru/siswa dapat membaca puisi tanpa memegang teks karena teks sudah dapat diproyeksikan di dinding. Gerakan pembacaan puisi akan menjadi lebih bebas dan menjadi total jika melakukan pembacaan puisi secara deklamasi/poetry reading.
4 Tape Recorder
Hamidah (2003:14) menjelaskan bahwa tape recorder merupakan salah satu media audio elektronik yang terdiri atas hardware dan software. Hardware berupa tape recorder, sementara itu software-nya adalah kaset yang berisi pesan. Tape recorder ini sangat cocok untuk pembelajaran menyimak. Namun juga bukan pula berarti pembelajaran kemampuan yang lain seperti berbicara, menulis, sastra, danm kebahasaan tidak bisa menggunakan media ini.
Lebih lanjut dijelaskan bahwa dalam menggunakan tape recorder untuk pembelajaran menyimak, terdapat tahapan-tahapan yang perlu diperhatikan, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap lanjutan. Ketiga tahap tersebut akan dijelaskan sebagai berikut. (1) Persiapan, meliputi merumuskan tujuan, menentukan bahan simakan, menentukan prosedur dalam menyimak, menentukan tugas-tugas yang dilakukan siswa dalam menyimak, dan menentukan cara evaluasinya. (2) Pelaksanaan, yaitu guru dan siswa mendengarkan informasi yang disampaikan secara seksama. Dalam proses mendengarkan ini, baik guru maupun siswa dapat membuat catatan-catatan kecil yang terkait dengan isi maupun bahasa. Catatan yang dibuat ini disesuaikan dengan tugas/petunjuk yang diberikan guru kepada siswa. (3) Langkah lanjutan, yaitu guru bisa melakukan kegiatan yang sudah direncanakan sebelumnya, misalnya mendiskusikan isi, bahasa, atau menyimpulkan materi yang disimak.
Dalam pembelajaran puisi, media tape recorder dapat digunakan untuk menyampaikan contoh pembacaan puisi dari penyair terkenal, dapat juga digunakan untuk evaluasi pembacaan puisi yang telah dilakukan oleh siswa untuk didengarkan kembali dan memutuskan untuk diperbaiki/tetap dipertahankan, hingga dapat digunakan untuk memberikan petunjuk-petunjuk latihan dalam membaca puisi mulai dari pemilihan puisi, memberi jeda, mengetahui alur agar memahami bait yang menjadi konflik dan dibaca lebih klimaks, memahami makna secara intensif, latihan pemanasan, olah napas, olah vokal, konsentrasi, imajinasi, dan ekspresi.
Sesuai dengan perkembangan zaman, media pembelajaran tentu mengalami kemajuan. Media pembelajaran tidak hanya berupa gambar, tabel, grafik, OHP, dan tape recorder, melainkan dapat berupa audio berbentuk CD (MP3/Wave), dapat pula berupa audio-visual berbentuk VCD (MPEG, DAT), dan terkini banyak dikembangkan e-learning yang memadukan multimedia secara interaktif.
Arsyad (2002:36) menyatakan bahwa interaktif video adalah suatu sistem penyampaian pengajaran dengan materi video rekaman disajikan melalui pengendalian komputer kepada siswa yang tidak hanya mendengar dan melihat video dan suara, tetapi juga memberikan respon yang aktif, dan respon itu yang menentukan kecepatan dan sekuensi penyajian. Dalam pembelajaran membaca puisi, dibutuhkan landasan teori puisi, unsur-unsurnya, apresiasi, hingga video latihan-latihan dasar, seperti konsentrasi, olah vokal, olah napas, dll. hingga tahap evaluasi. Oleh karena itu, guna menunjang pembelajaran tersebut, keberadaan serta pemanfaatan media pembelajaran sangat dibutuhkan.
No comments:
Post a Comment