SEJARAH TERBENTUKNYA KOMA
Perjalanan KOMA tak lepas dari sesosok mahasiswa yang gelisah... resah dalam mencari, mencari kawan yang sama-sama mau mengasah, mengasih dan mengasuh diri dalam dunia : menulis.
Muhammad Anhar Husyam .. sosok itu begitu lama terpaku merasa terasing di dalam kumpulan Mahasiswa yang – katanya – menggeluti bidang Sastra tapi – nyatanya -nggak nyastra.
Kak Anhar akhirnya menemukan kawan itu saat berjumpa dengan Lilik Suryadi / El-Surya, keduanya acapkali berjumpa membincangan nasib sendiri dan akhirnya mengerucut pada gagasan untuk membuat kumpulan mahasiswa yang punya kesukaan yang sama. Tapi Semua hanya sekedar cakap-cakap saja, tak direalisasikan, banyak hal yang jadi kendala : Intinya masih ragu dan takut.
Momentum. Dan itulah yang terjadi pada dua sosok ini, setelah mengikuti pelatihan Menulis yang diadakan HMJ BSI SE SUMUT yang mendatangkan sastrawan terkenal seperti : M.Raudhah jambak, Idris pasaribu, Safruddin Lubis, Suyadi San dan tentunya kakanda Hasan Al Banna membuat kedua anak Bahasa dan Sastra Indonesia ini menjadi jauh lebih akrab.
Selepas pelatihan itu ada Follow Up yaitu kompetisi menulis, “Bila karyanya bagus maka akan dibukukan” jelas panitianya Melihat kesempatan ini, Kak Anhar dan Kak EL jadi lebih sering bertemu, di warung bakso, halte bis, bahkan di pinggir jalan keduanya masih terus saling kritik karyanya masing-masing dan saling motivasi tentunya.
Lalu lewat email : beneranada@Gmail.com. Kak Anhar mengirimkan karya-karya itu.
Tiba pengumuman beberapa bulan kemudian bertempat di UISU, alhamdulillah salah satu karya mereka dimuat dalam antologi ‘Cermin’ dan terasa begitu spesial karena masuk 6 terbaiknya. Euforia mengangkasa karena kata pengantarnya di isi oleh kak Hasan Al Banna, seorang penulis yang jadi idola banyak generasi muda. Dimuatnya Cerpen ‘Pak Uban’ dalam antologi Cermin’ meyakinkan Keduanya – terlebih Kak anhar - untuk lebih – mau - peduli pada adik-adik kelas, pada kawan-kawan yang punya asa untuk sama-sama mengasah diri dalam dunia: menulis.
Maka digagaslah komunitas yang pada awalnya bernama KOTAMAYA ( komunitas pecinta membaca dan berkarya ), Kata KOTAMAYA sendiri diusulkan oleh kak Anhar, dan keduanya sepakat akan hal itu. Perbincangan mereka untuk komunitas ini lebih sering di warung atau di halte, berdua mereka selama dua bulan bergerilya dibalik layar dengan menggunakan nama pena Emha dan EL, sebuah strategi untuk mengetahui siapa saja mahasiswa yang ingin mendalami dunia menulis.
Untuk misi ini, keduanya membuat event : BUBUR ( BUat BUku Rame2 ) dengan menempelkan brosur2 BUBUR di mading2 kampus yang kebanyakan masih kosong, jujur… modal utama saat itu hanya satu kata : nekat.
Singkat cerita... karya2 mahasiswa itu terkumpul dan hingga saat ini sekitar 50-an puisi ada dalam file KOTAMAYA. Tapi – maaf – karyanya masih sangat jauh dari yang diharapkan. Jadi karya yang terseleksi dan layak untuk dipublikasikan hanya sekitar 10-an saja . Maka program BUBUR hingga saat ini masih menggantung dan memerlukan pemikiran ulang.
November akhir. Lokasi di Taman Budaya, Sekretariat KOMPAK, kak Anhar bermaksud hendak mengambil buku Antologi ‘Cermin’, disana ia bertemu dengan Pak Antilan Purba, Ketua KOMPAK: Sri Rizki handayani, Ketua HMJ BSI SE SUMUT : Budianto , dan penggagas KOMPAK: Dani Sukma.
Dengan Dani Sukma, Kak anhar ngobrol sana – sini seputar dunia menulis dan masalah2 seputar komunitas menulis, ada sinyal dukungan untuk merealisasikan komunitas penulis di UMN ini. Maka berangkat dari situ, awak KOTAMAYA yang cuman dua orang itu harus bolak-balik dari kampus depan ke kampus belakang, curi-curi jam kuliah.. hanya dengan asa : bahwa yang KAMI perbuat ini adalah BENAR dan JAUH lebih BERMARTABAT dan BERMANFAAT ketimbang duduk manis di kursi mendengar perkuliahan yang kering .
Satu SMS dari Kak Dani Sukma yang terus menyengat awak KOTAMAYA untuk terus mobile :
“ Utamakan yang lebih utama, Cita-cita muliamu akan terwujud jika kaderisasi penulis di komunitasmu telah lahir …. “
Sejatinya, dasar dibentuknya Komunitas ini adalah sebagai wadah bagi mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia UMN untuk tidak menjadi sosok guru yang munafik di masa depan. Sosok yang seutuhnya bisa di gugu dan dituru dalam empat aspek keterampilan berbahasa – Menyimak, berbicara, membaca dan menulis .
Tapi karena antusiasme dari kawan2 di jurusan lain yang begitu besar, maka menimbang untuk membuat komunitas ini lebih berwarna layaknya pelangi, maka jurusan manapun, organisasi Siapapun dan agama apapun … bisa bergabung dalam komunitas ini, komunitas ini di dasari untuk memfasilitasi semua mahasiswa yang berkeinginan menulis, tak ada dikriminasi, urgensi parsial yang hanya mementingkan golongan tidak berlaku di sini, Keluarga KOMA di sini semua saling menghormati dalam satu Keluarga.
Dua minggu terakhir pada bulan desember 2009, dalam rencana pelatihan perdana KOTAMAYA yang akan di isi Kak Dani Sukma Agus Setiawan. Kak Anhar dan Kak EL mulai menyambangi ke adik2 kelas di semester I, alasan logis pada saat itu meyakini bahwa mahasiswa2 baru ini belum terlalu banyak terkontaminasi kebiasaan ngampus yang ala kadarnya… dan terbukti Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia yang baru masuk ini, jauh lebih dewasa dari kakak stambuk mereka, teringat kata “ kedewasaan bukan dilihat dari umur…. “ teman2 dari jurusan lain LEBIH LUAR BIASA LAGI karena mau menyingsingkan ego untuk merelakan diri melebur dalam lingkaran pelangi KOTAMAYA .
Berjumpa dengan pemikiran Catur karya KOMPAK, terutama kak Dani Sukma, bagi kak anhar dan kak El adalah sebuah keberuntungan yang sangat disyukuri, banyaknya masalah seringkali terhapus oleh motivasi2 beliau. Atas masukan2 beliau, KOTAMAYA akhirnya disingkat menjadi KOMA yang berarti tak akan berhenti melaju karya terus menggurat makna hingga tak ada lagi yang tersisa.
Maka, pada hari kamis… tanggal 31 Desember 2009, pelatihan perdana KOMA untuk umum berlangsung, Kak Dani Sukma menjadi pemateri dengan tema : Nobility of Writing . alhamdulillah pesertanya membludak hampir 40 orang.
Dan selanjutnya ...kemarin hari Jum’at, seleksi KOMA Angkatan I sukses mengantarkan 23 Mahasiswa dari berbagai fakultas dan jurusan menjadi bagian dari KELUARGA KOMA, Artinya ke-23 ditambah kak anhar dan kak El jadi 25 mahasiswa , MEREKA SEMUA ADALAH PENDIRI KOMA.
KOMA bukanlah milik kak Anhar atau kak El, tapi milik Keluarga KOMA, Milik kita wahai Mahasiswa yang cinta baca dan karya !. MILIK EngKau WahAi :
PARA PENARI MAKNA DI LINGKAR PELANGI.
Dan hari ini ... di tempat ini ... tanggal 09 Januari 2010 akan dideklarasikan Berdirinya KOMA disaksikan dan ditandatangi kakanda Hasan Al Banna
maka KOMA sudah terlahir di belantara Sastra Dunia
-- 0 ---
SEMOGA K' KOMA jadi sebenar2 KOMA yang benci TITIK !
1 comment:
keren2...
hehe,
salam sastra kak!
( M.Anhar H )
Post a Comment