Sunday, 7 March 2010
TENTANG SEBUAH CATATAN
TENTANG SEBUAH CATATAN
ada catatan yang tertinggal, di laci
dan tas sekolah tentang pelajaran
yang tak sempat tertuntaskan
“seminggu lagi kita ujian...”
ada catatan yang tertulis, di papan tulis
dan buku-buku pelajaran tentang
kisi-kisi standard kelulusan nasional
“tolong kalian pelajari di rumah...”
ada catatan yang tersobek, di saku-saku
celana dan baju tentang jawaban
yang tak sempat terhapalkan
“jangan bocorkan...”
PADA LEMBAR JAWABAN
ini soal yang ke sekian yang tak dapat
terjawab, sebab entah siapa yang menyusunnya
ini soal yang ke sekian tak terpahamkan,
sebab entah siapa yang mencatatanya
ini soal yang tak sesuai dengan standard
kelulusan, sebab entah siapa yang menharuskan
ini soal yang ke sekian tak tertuntaskan,
entahlah semoga tuhan yang memberi bocoran
SEBELUM PENGUMUMAN
entah debar yang ke berapa tercatat
dalam gemuruh hati bertubi-tubi
orang-orang berdesakan pada perasaan
beragam
aku hanya berdiri di barisan paling akhir
demi menjaga kesedihan yang akan mengalir
menjaga cuatan amarah, atau gundahan kecewa
entah debar yang ke berapa tercatat
pada sesak dada demi berharap satu kata
tentang sebuah kelulusan
tentang sebuah kejujuran
MEMANEN PEDIH
air mata memang tak pernah minta ditumpahkan
sekecil atau sederas papun sebuah kepedihan
tetapi, hati yang pedih seolah memaksa
bendungan kesabaran membuncahkan
debarnya
air mata memang tak pernah ingin dialirkan
dari suasana yang bagaimanapun
tetapi, hati tak tahan menahan desakan alirnya
membasahi luka yang sebenarnya tak pernah ada
pada jiwa dengan luka yang terus menganga
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment