Wednesday, 26 November 2008

Puisi-puisi Ardani

Pusuk Buhit

Sawah Menguning
di bawah lembah Siargur Mula-Mula
dari kaki gunung Pusuk Buhit
mulanya orang Batak


Bogor

Gerimis di pagi-pagi
merangkul dingin
yang membeku
di kota hujan

Bogor yang gerimis
Mengiris-iris
diseharian
di kota yang hening

Rindu

Rumah batu
jendela besi
di sini kusimpan rindu
Padamu mutiaraku

Jatinanggor

Rindu padamu
membuat kuseberangi lautan
dalam sejuk senja Jatinanggor
kutemui bidadriku

dara dan pemuda
berdiri tegar dengan unifrom
menimba ilmu jadi pamong
untuk kelak jadi pemimpin

Kavleri Berkuda

Lembang yang dingin
ada sepasukan kavleri berkuda
begitu gagah
lindungi negeri

Pahlawan

Satu tujuh delapan tahun empat lima
awal kemerdekaan bangsa ini
saksi sejarah
Veteran yang telah tua renta

jika mereka tiada
kepada siapa kita berguru
tentang kepahlawanan
tentang cita-cita merdeka


Orang Istimewa Bernama Koruptor

Tak bisa dibedakan
antara pengacara dan terdakwa
sama parlentenya

tak bisa dibedakan
antara seleberiti dan terdakwa
saling umbar senyum dan tertawa

tak bisa dibedakan
antara jaksa dan terdakwa
karena mereka bisa main mata


Tak Punya Malu

Seorang ayah bertanya pada anak
apalagi yang kau butuhkan, nak
mau mobil ada
mau rumah ada
mau uang ada
mau bini tinggal tancap

seorang ibu bertanya pada anaknya
apa yang kau risaukan nak
semuanya kita punya
tetapi bu kita tak punya malu

Kelahiran

Embun gugur ke halaman rumah
dinginnya yang menyekap
malam yang pekat
perempuan itu menyerit
seorang bayi lahir



Rumah Rakyat

Katanya gedungnya rumah rakyat
ketika kau minta suara kami kau wakil kami
tak menyuarakan nasib kami

musim datang lagi
dengan 34 wajah
berjanji-janji
apa iya nanti


Perut

Kisah tentang perut
melahap
tahu, singkong, tempe,ramos , kuku balam
sampai raskin

kisah tentang perut
tentang nafsu dan kekuasaan
melahap segalanya
semen, besi, hodmix….


Parpol

Kini kau hadir lagi
berganti kulit
kutu loncat
melompat-lompat

memikat lagi
membujuk-bujuk
marah, tak ada yang mau
golput


Suap

Ketika bayi
mereka disuapi ibu
ketika besar
mereka masih suka suap
suap untuk sebuah jabatan
suap untuk proses hukum

1 comment:

Bambang Saswanda Harahap said...

salam
saya bertandang bang
apa kabar?