Monday, 20 February 2017

D.Rifai Harahap Kembali ke Asal


Mihar Harahap

Puisi "Asal" ditulisnya, Juni 2009. Lalu, bersama puisi lain, dibukukan berjudul "Sila"(2014) kerjasama Omong-Omong Sastra Sumut dengan Laboratorium Sastra Medan. Puisinya:"Saat ini/kita bermain/di depan pintu/rumah kita sendiri"(bait 1). "Esok/kita tercampak/ke dalam lembah gelap/ sempit/dingin/tanpa matahari/tanpa hati/itulah tandanya/kita sendiri"(bait 2). "Di sana, di dalam gelap yang pekat/hanya ibadah yang diridhoi Allah/menerangi"(bait 3). Dia pernah berumah di Sei Kera Medan, terakhir di Luat Dendang Deliserdang. Rumah besar, dihuni keluarga, berpintu, berhalaman. Katanya: "Rumah kita sendiri"(bait 1). Tetapi, bukan rumah asal. Bayangkan, lembah, gelap pengap, sempit, dingin, tanpa matahari. Itulah rumah asal. Katanya:" Itu tandanya/kita sendiri"(bait 2). Namun rumah asal bisa terang, sejuk, nyaman, kalau ibadah ridhoi Allah. Katanya: "Hanya ibadah dunia yang diridhoi Allah/menerangi"(bait 3).

Rupanya, pada hari Selasa (29/11/2016) pukul 10.45.Wib dia meninggal dunia dalam usia 73 tahun. Di rumahnya,"rumah kita sendiri" (bait 1). Dan 5 jam kemudian, pada hari itu juga (setelah dia dikafani dan disholatkan) dia diantar ke pemakaman. "Itu tandanya/kita sendiri"(bait 2). Itulah rumah asal. Memang penyakit lama diderita hanya sebab. Ingin ke rumah sakit, tiba-tiba tak jadi. Jadinya, dia kembali ke rumah asal. Sesuai janji, takdir dan saatnya tidak berkurang sedetikpun.

"Wahai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhoi Allah. Maka masuklah ke dalam jamaah hamba-hambaku, masuklah ke dalam syurgaku" (Al-Qur"an, surah Al-Fajr ayat 27-30). Kembali ke rumah asal, kubur, terlihat oleh mata, mungkin untuk diziarahi. Namun hakikatnya, jiwa yang tenang itu, kembali kepada Tuhannya. Berjamaahlah "jiwa yang tenang itu" untuk masuk ke dalam syurgaku, kata Allah Swt. Semoga demikianlah adanya.

Hanya kepada yang hidup (keluarga, saudara, tetangga, teman, seniman) mari memanjatkan doa."Ya, Rab, ampunilah segala dosa saudaraku ini.Terimalah semua amal ibadahnya, selaku seorang seniman, teaterawan, sastrawan. Tempatkanlah dia di dalam surga yang Kau janjikan". Khusus untuk keluarga, untuk anak, doakan terus-menerus sampai kapanpun. Kepada teman, seniman dan anak didikan, mari memaafkan atas segala kesalahannya. Semoga lapanglah kuburnya.

Kini, tinggal mengenang riwayat kreativitasnya. Namanya Darwis Rifai Harahap atau D.Rifai Harahap, terkadang bernama Berto Wafa atau Wisnu De Rifhara. Mulai berkesenian/berteater sejak SMP. Ketika itu, dia aktif di Sanggar Setanggi Timur pimpinan Admad Setia (Pak Badu, seorang polisi). Tahun 1963, bergabung dengan Bengkel Kerja Actor Studio pimpinan Arief Husin Siregar. Tahun 1964 masuk Teater Nasional. Tahun 1972, bersama Hartono dan Aleks mendirikan Teater Imago.

Tahun 1976, terbit "Tiga Kumpulan Sandiwara Anak". Menyusul cerita anak "Culik Brewok"," Sang Ayah","Pawang Seman","Rakit dan Mimpi" serta "Menentang Badai", semua terbitan Hasmar. Tahun 1978, "Oasa" memenangkan Lomba Naskah Drama Anak-Anak Departemen P dan K.Tahun itu juga, "Balada Marlina", memenangkan Lomba Penulisan Naskah Drama Taman Budaya Yogyakarta. Tahun 1982, memenangkan Lomba Penulisan Naskah Drama Departemen P dan K lagi.

Menulis naskah drama, dipentaskan dan disutradarai sendiri, misalnya "Raja Yang", "Raja-Raja","Raja Hong", "Mimpi", "Mimpi Alam Kinaot","Buih Putih Memburu Karang", "Sarung Ajaib". Pernah menyutradarai "Sepuluh Batang Bertindih" dalam Temu Teater Indonesia di Solo (1993). Dan pernah berkunjung ke luar negeri, antara lain ke Malaysia, Singapura, Bangkok, Amsterdam, Berlin, Paris, Bonn, Brussel, Munchen, Bochum, Denhaag serta kota-kota turis lainnya di dunia.

Pengamat kesenian mengaku bahwa Darwis Rifai Harahap memang rajin, setia dan piawai dalam dunia kesenian. Sebagai teaterawan, dia menulis naskah drama, sutradara, pemain dan esais. Namun harus diakui bahwa dia juga adalah sastrawan, sebab dia juga menulis puisi, cerpen, novel dan cerita anak. Bahkan pernah ikut menggarap film dan senitron. Dia juga aktif membidani teater, pengurus kesenian (DKSU, MKM) dan aktif Omong-Omong Sastra dari rumah ke rumah.

Karya sastranya, semisal cerpen "Mak", terdapat dalam buku "Tikar" (2014). Editor Mihar Harahap, Afrion dan M.Raudah Jambak. Sedangkan karya teater seperti drama "RajaYang" terdapat dalam buku "Raja Yang Trombol" (2013). Kata Pengantar ditulis Mihar Harahap. Naskah ini beberapa kali dipentaskan di Medan dan mendapat sambutan hangat penonton. Kedua karya ini merupakan kritiknya terhadap penguasa dan kebijakannya yang dianggap menyimpang dari tugas.

Cerpen "Mak" menceritakan Mak, orang miskin, tetapi tidak memeroleh Bantuan Langsung Tunai (BLT). Sementara Wak Kus, boleh dibilang bukan orang miskin (memiliki tanah, rumah, sepeda motor) justru memerolehnya. Ternyata, Kepala Lingkungan, pendistribusi BTL itu adalah menantu Wak Kus. Sedangkan Mak, tidak memiliki siapa-siapa, keculai kesabaran. Hal ini disorot pengarang, terjadi kolusi dan nipotisme. Selain melanggar hukum, juga pendistribusian tidak tepat.

Tak sampai di situ, pengarang sendiri menghukum Wak Kus. Uang BTL yang diperlihatkannya kepada Mak, disambar perampok. Ingin mengejar perampok, tak berdaya. Dimintanya anak muda, tak seorang pun yang sudi menolongnya. Wak Kus, selain orangnya angkuh karena menantu Kepala Lingkungan, anaknya ditandai masyarakat di desa itu, juga adalah perampok. Cerpen ini melukiskan bahwa kolusi, nipotisme dan kejahatan, juga terjadi di tengah-tengah masyarakat desa.

Drama "Raya Yang" menceritakan raja yang bagaimana dalam memimpin rakyatnya. Apakah raja yang lalim berindak zalim? Atau raja yang pandir berlaku kikir? Ataupun raja apa yang berlagak bagaimana? Jawabannya, akan terasa kalau naskah drama ini dipentaskan. Penonton bukan melihat bagaimana memerintahnya, melainkan tipe sosok raja yang bagaimana. Sebab, penulis mengobrak-abrik raja secara jenaka, ambigu, satire dan kontroversi di tengah-tengah rakyatnya.

Sebenarnya Raja Yang adalah raja pengganti yang telah wafat sebelumnya. Menariknya, usai terpilih, cerita pun selesai. Namun, Raja Yang dilukiskan, suka makan haram, main perempuan, main main telunjuk, berjudi, main api, main bunga dan main pundi-pundi. Akibatnya, rakyat bersikap "raja alim raja disembah (tetapi kalau) raja zalim raja disanggah", meski mungkin saja ada orang yang suka demi kepentingannya. Namun inilah kritik pengarang terhadap sosok para penguasa.

Dihari berduka, Damiri Mahmud meng-sms."Aku senang kita jumpa walau sekilas di tengah duka kehilangan sahabat.Trio teman sekolah ( A.Rahim Qahhar-Darwis Rifai Harahap-Damiri Mahmu Mahmud), tinggal aku. Demikianlah suka-duka kubawa ke pedalaman Hamparan Perak hingga senja meredup. Aku terpana membaca sms ini. Damiri bukan saja tinggal sendiri karena kehilangan teman, tetapi juga sendiri karena tinggal di Hamparan Perak sana. Begitulah hidup berkawan.

(Penulis adalah kritikus sastra, budaya, mpr-oos, ketua fosad, apwas, pengawas dan dosen UISU)

PARA PENYAIR BUKU KUMPULAN PUISI (ANTOLOGI) MEMO UNTUK PRESIDEN. 1 NOvEMBER 2014



Sebuah tonggak kesusastraan Indonesia Terkini yang patut dibaca oleh seluruh masyarakat . Sajian syair bagi negeri yang penuh dinamika perjalanan.
Penyair hanya menunjukan jalan 'lurus agar tak tersesat
Penyair hanya memberi sedekah buah pena tanpa meminta sedekah materi apa pun.
Penyair hanya berkiprah pada jalurnya tanpa meminta imbalan
Adalah kewajiban para penyair untuk mengisi Indonesia
Sebagaimana cita-cita pendahulu kita.
Dan wajar bila bila penyair berkata dalam : MEMO UNTUK PRESIDEN.
SELAMAT DAN SUKSES SLALU PENYAIR INDONESIA
(fotho Saat Penyair Nyekar di Makam Bung Karno oleh sastra Riau)
Rg Bagus Warsono (Indramayu)

 Daftar penyair Antologi Memo untuk Presiden
1. A. Slamet Widodo (Jakarta)
2. Aang Ayatullah K. @Aazatara (Jakarta
3. Abah Yoyok (Tangerang)
4. Abdurrahman El Husaini (Martapura)
5. Abidin Hanif (Lahat)
6. Acep Syahrir (Indramayu)
7. Ade Riyan Purnama (Jakarta)
8. Agam Jaya Syam (Wellington)
9. Agus Kusnandi Suling (Tegal)
10. Agus R. Subagyo (Nganjuk)
11. Agus Sighro Budiono (Bojonegoro)
12. Agus Triwibowo @Agus Subakir (Wonogiri)
13. Agustav Triono (Banyumas)
14. Ahmad Ardian (Pangkep)
15. Ahmad Samuel Jogawi (Pekalongan)
16. Ahmad Solihin @Rangdag Dawala (Tangerang)
17. Akhmad Sekhu (Jakarta)
18. Ali Syamsudin Arsy (Banjarbaru)
19. Aloeth Pathi (Pati)
20. Amar Ar-Risalah (Depok)
21. Anang Famuji (Purwokerto)
22. Andi Jamaluddin AR.AK (Tanah Bumbu)
23. Andreas Kristoko (Yogyakarta)
24. Andrian Eka Saputra (Boyolali)
25. Andrias Edison (Blitar)
26. Anjar Bayu Saputra (Yogjakarta)
27. Anna Mariyana (Banjarmasin)
28. Anung Ageng Prihantoko (Cilacap)
29. Arafat Ahc (Demak)
30. Arba Karomaini @Sugih Mblegedhu (Brebes)
31. Ardi Susanti (Tulungagung)
32. Arind Reza (Purworejo)
33. Aris Rahman Yusuf (Mojokerto)
34. Arsyad Indradi (Banjarbaru)
35. Asmoro El Fahrabi (Pasuruan)
36. Asril Koto (Padang)
37. Asro Al Murthawy Pamenang (Jambi)
38. Autar Abdillah (Surabaya)
39. Awan Hadi Wismoko (Banjarbaru)
40. Ayid Suyitno PS (Jakarta)
41. Ayu Cipta (Tangerang)
42. Bagus Putu Parto (Blitar)
43. Baharuddin Iskandar (Pinrang)
44. Bambang Eka Prasetya (Magelang)
45. Bambang Hirawan @ Buana K. S. (Muara Bungo)
46. BambangWidiatmoko (Jakarta)
47. Barlean Bagus S. A. (Jember)
48. D. S. Dhani (Schwerin)
49. D. Z. Sandyarto (Malang)
50. Daladi Ahmad (Magelang)
51. Darman D. Hoeri (Malang)
52. Daryat Arya @Arya Sutha (Semarang)
53. De Sucitra (Banten)
54. Deni Puja Pranata (Sumenep)
55. Denny Mizhar (Malang)
56. Dharmadi (Jakarta)
57. Diah Rofika (Berlin)
58. Diana Roosetindaro (Solo)
59. Didid Endro S (Jepara)
60. Dimas Arika Mihardja (Jambi)
61. Dimaz IndiaNa SEnja (Brebes)
62. Dody Yan Masfa @Teater Tobong (Surabaya)
63. Dulrokhim (Purworejo)
64. Dwi Ery Santoso (Tegal)
65. Dyah Kencono Puspito Dewi (Bekasi)
66. Eddie M. N. S Soemanto (Padang)
67. Eddy Pramduane (Depok)
68. Eddy Pranata PNP (Purwokerto)
69. Effendi Saleh (Blitar)
70. Eka Pradhaning (Magelang)
71. Eko Widianto (Jepara)
72. Endang Wahyuni Ramli (Surabaya)
73. Endang Setiyaningsih (Bogor)
74. Endang Supriyadi (Depok)
75. Esti Ismawati (Klaten)
76. Euis Herni Ismail (Subang)
77. Eva Nur Aprillail (Jakarta)
78. Fahrurraji Asmuni (Amuntai)
79. Fariz Ihsan Putra (Riau)
80. Fendi Kachonk (Sumenep)
81. Fikar W. Eda (Jakarta)
82. Fransiska Ambar Kristyani (Semarang)
83. GusHar Wegig Pramudito/ Agus Suharsono (Jakarta)
84. @H. A. Nurhadi Moekri/ Akhmad Nurhadi Moekri (Sumenep)
85. Hardho Sayoko SPB (Ngawi)
86. Hasan B Saidi (Batam)
87. Hasan Bisri Bfc (Bogor)
88. Helwatin Najwa (Banjarbaru)
89. Helyn Avinanto @ Helin Supentoel (Ngawi)
90. Hendra Royadi / Hendra Satiawan (Amuntai)
91. Herman Syahara (Jakarta)
92. Heru Mugiarso (Semarang)
93. Hidayat Raharja (Sumenep)
94. Husnu Abadi (Riau)
95. I Putu Supartika (Buleleng)
96. Iberahim (Barabai)
97. Ibnu Hajar (Sumenep)
98. Imam Ekapuji Al-ghazali @Ki Tapa Wengi (Sumenep)
99. Irna Novia Damayanti (Purbalingga)
100. Iwan Kusuma Ngo Cak (Jember)
101. Jhon F. Pane (Kotabaru)
102. Joshua Igho (Tegal)
103. Jumari HS (Kudus)
104. K. Pudji Peristiwati @Dewi Nurhalizah (Malang)
105. Kidung Purnama (Ciamis)
106. Kunthit Widodo (Kudus)
107. Kurnia Fajar (Wonogiri)
108. Langtijiwa Andra (Surabaya)
109. Lukni Maulana (Semarang)
110. M. Amin Mustika Muda (Marabahan)
111. M. Raudah Jambak (Medan)
112. Mameth Suwargo (Tegal)
113. Maria Roeslie (Banjarmasin)
114. Marlin Dinamikanto (Jakarta)
115. Melur Seruni (Magelang)
116. Mochammad Asrori (Mojokerto)
117. Moh Fauzi (Sumenep)
118. Mohamad Fauzi (Pemalang)
119. Much Khoiri (Surabaya)
120. Muhammad Hafeedz Amar Riskha (Indramayu)
121. Muhammad Lefand (Jember)
122. Muhammad Rois Rinaldi (Cilegon)
123. Muhtar S. Hidayat (Ngawi)
124. Muttafaqur Rohmah (Banyuwangi)
125. Najibul Mahbub (Pekalongan)
126. Nanang Anna Noor (Banyumas)
127. Nanang Farid Syam (Depok)
128. Nugraha A. T. @Andhyka Nugraha (Palembang)
129. Nur Auda Maulidia @Aida Raja (Sumenep)
130. Nur Widowati (Cirebon)
131. Nurani Soyomukti (Trenggalek)
132. Nurochman Sudibyo Y. S. (Indramayu)
133. Oscar Amran (Bogor)
134. Pekik Sasinilo (Kebumen)
135. Puput Amiranti (Blitar)
136. Puspita Ann (Solo)
137. Raedu Badrus Shaleh (Sumenep)
138. Rahman Sudrajat @Sejatineurip Drajat (Purworejo)
139. Rahmat Agung (Pasuruan)
140. Rahmi Airin @Amoy AiRior (Jakarta)
141. Rakhmat Giryadi (Sidoarjo)
142. RD Kedum (Lubuklinggau)
143. Restuti Saragih (Medan)
144. Rg Bagus Warsono (Indramayu)
145. Ria Oktavia Indrawati (Depok)
146. Ribut Achwandi (Pekalongan)
147. Rini Ganefa (Semarang)
148. Riswo Mulyadi (Banyumas)
149. Riyanto (Purwokerto)
150. Rusdiansyah (Bontang)
151. Rusliadi Darwis (Makassar)
152. Saiful Bahri (Aceh)
153. Saiful Hadjar (Surabaya)
154. Salman Yoga S. (Takengon)
155. Sanusi Pane (Jambi)
156. Sari Nurfatwa Hakim (Ciamis)
157. Sarwendah Rahman (Malang)
158. Shantined (Bontang)
159. Shella (Jepara)
160. Shonhaji Muhammad Al-Gowzhyne (Sidoarjo)
161. Sonny H. Sayangbati (Jakarta)
162. Sudarmono (Bekasi)
163. Sujudi Akbar Pamungkas (Kotawaringin Timur)
164. Sukur Budiharjo (Bogor)
165. Sulaiman Juned (Aceh)
166. Sulis Bambang (Semarang)
167. Sumanang Tirtasujana (Purworejo)
168. Sumasno Hadi (Banjarmasin)
169. Sunaryo Broto (Bontang)
170. Surya Hardi (Riau)
171. Sus S. Hardjono (Sragen)
172. Susmi Hartini (Purwokerto)
173. Sutejo Ssc (Malang)
174. Suyitno Ethex (Mojokerto)
175. Syarif Hidayatullah (Banjarmasin)
176. Syarifuddin Arifin (Padang)
177. Syarifuddin HH @Arif Al FanZa (Jember)
178. Syibram Mulsi (Barabai)
179. Tarmizi (Batam)
180. Taufik Ikram Jamil (Pekanbaru)
181. Tengsoe Tjahjono (Surabaya)
182. Thomas Budi Santoso (Kudus)
183. Thomas Haryanto Soekiran (Purworejo)
184. Tri Tedi Maedison (Padang)
185. Trisnatunabuyafi Ranaatmaja (Banyumas)
186. Udo Z. Karzi (Lampung)
187. W. Haryanto (Blitar)
188. Wage Tegoeh Wijono (Purwokerto)
189. Wahyu Prihantoro (Ngawi)
190. Wanto Tirta (Banyumas)
191. Wardjito Soeharso (Semarang)
192. Wawan Kurn (Makassar)
193. Yogira Yogaswara (Bandung)
194. Yusti Aprilina (Bengkulu)
195. Zulfa Fahmy (Kendal)
196. Zulkarnain Siregar @Lela Jingga (Medan)

250 Penyair Lolos Seleksi Antologi Puisi Kopi “1550 MDPL”



Setelah melalui seleksi secara ketat oleh tim kurator sejak tanggal 24 Oktober 2016, akhirnya pihak penyelenggara event antologi puisi penyair dunia mengumumkan nama-nama penyair yang lolos seleksi, Kamis 17/11/2016. Dari 1.526 naskah puisi (572 penyair) yang diterima oleh panitia, kemudian berdasarkan hasil kurasi dinyatakan lolos dalam event ini 250 Penyair.
Berdasarkan informasi yang diproleh dari salah satu tim kurasi Salman Yoga S menyebutkan, penyeleksian naskah puisi ini sangat ketat dilakukan oleh tiga orang kurator, diantaranya Fikar W Eda (Aceh Culture), Mustafa Ismail (Ruang Sastra) dan Salman Yoga S (The Gayo Institute). Sehingga membutuhkan waktu kurang lebih setengah bulan dalam proses kurasi. Penyair yang dinyatakan lolos berasal dari berbagai daerah di Indonesia juga luar negeri.
“Buku ini diberi Judul Kumpulan Puisi Kopi 1550 MDPL, setelah dikurasi dan ditetapkan nama-nama penyair yang dinayatakan lolos. Selanjutnya buku ini akan naik cetak dan akan diluncurkan dalam acara Pesta Puisi Kopi Dunia di Takengon, 25-27 November 2016. Bagi penyair yang membutuhkan undangan untuk mengahdiri acara tersebut harap menghubungi panitia,” ungkap Salman.
(WinAnsar)
Berikut nama-nama penyair yang dinyatakan lolos dalam Puisi Kopi 1550 MDPL:
1. Abu Ma’mur MF
2. Abd Rasyid (Kopi Penyair)
3. Abd.Sofi
4. Abu Rahmad
5. Ace Sumanta
6. Agustina Thamrin
7. Achmad Fathoni
8. Achmad Hidayat Alsair
9. AD. Rusmianto
10. Ahmad Fahmi
11. Ahmadun Yosi Herfanda
12. Ahmad Zaini
13. Alam Terkembang
14. Alveng Subrata
15. A. Musabbih
16. Amelia Hashim / Malaysia
17. Amrin Moha
18. Amrin Tambuse
19. Andi Jamaluddin, AR.AK (Kopi Pahit Dalam Pahit Kopi)
20. Anisa (Dalam Secangkir Ingatan)
21. Anil Hukma
22. Anisa Afzal
23. Anisa Isti
24. Ansar Salihin (Aceh)
25. Anwar Putra Bayu
26. Anwar Sadat
27. Arafat Nur:
28. Ardi Susanti
29. Arif HD Borobudur (Atas Nama Kopi)
30. Arif Hidayat
31. Arya Helmi (Rokok Kopi Dan Wajah Kekasih)
32. Asa Jatmiko
33. Astrajingga Asmasubrata
34. Asril Koto (Puisinya belum ada judul)
35. Asrina Novianti
36. Apep Wahyudin
37. Awaluddin Ishak
38. Ayoung Faridah Athar (Kopi Politik)
39. Ayu Cipta (Reportase Kopi)
40. Ayu Harahap
41. Alexander Robert Nainggolan
42. Aqilah QC
43. Aqin Jejen
44. Arya Helmi
45. Bambang Widiatmoko
46. Bangkit Prayogo (Antonim Kopi Ibu Dan Kopi Kafe)
47. Bataona Noce
48. Bimo Prasetyo
49. Bonari Nabonenar (Secangkir Kopi dan Kelahiran Puisi)
50. Budi Maryono
51. Budhi Setyawan
52. Budi Wiryawan (Kopi dan WA)
53. BS.Icen Jumpa (Kopimu Kotaku)
54. Barlean Bagus Satrio Aji
55. Beni Setia
56. Catur Hari Mukti
57. Chalvin Papilaya
58. Damiri Mahmud
59. Dari Fuadi
60. Dedy Tri Riyadi
61. Denni Meilizon (Kopi Pasaman di Amsterdam)
62. Dewi Salistiawati
63. DG Kumarsana
64. Dian Rennuati
65. Dian Rusdiana (Secangkir Kopi Kenangan)
66. Dianovka (Ayat-Ayat Kopi)
67. Dimas Arika Mihardja
68. Djazlam Zainal
79. D Kemalawati
70. Eddy Pranata PNP
71. Edy Samudra Kertagama
72. Edrida Pulungan
73. Emi Suy Hariyanto (Ayat-Ayat Kopi)
74. Endang Supriadi
75. Endut Ahadiat
76. Er El Em
77. Eri Syofratmin
78. Ersa Sasmita
79. Erye Rao
80. Ervira Maresha
81. Ewith Bahar
82. Ezra Tuname
83. Chairul Anam (ambil dua puisi saja)
84. Fuadi
85. Fitria Panjang (Bukan Gula yang Larut dalam Kopiku)
86. Freeman Rudolfo Rumbiak (Kopi Salam)
87. Fakhrunnas MA Jabbar
88. Fahmi Wahid (Perempuan Di Aroma Kopi)
89. Faidi Rizal Alief
90. Faruk Abdurrahman
91. Fatin Hamama
92. Fauraria Valentine
93. Fauzi Rohmah
94. Fendi Kachonk
95. Fikar W Eda
96. Fitrah Anugerah
97. Fransisikus Emilius D. Kadju
98. Frid Dacosta
99. Gita Fetty Utami
100.Gunta Wirawan (Kopi pada Senja yang Penghabisan)
101.Gust Kn
102.Hadi Sastra
103.Habib Safillah Akbariski (Aceh Dalam Segelas Kopi)
104.Hafney Maulana
105.Hamdani
106.Handry Tm
107.Harko Transept
108.Hasta Indriyana
109.Hasan Bisri BFC
110.Hasti Nahdiana (Menangis)
111.Heni Hendrayani
112.Heri Maja Kelana
113.Herman RN
114.Heru Tock
115.Hidayatullah Habibi
116.Hery Mulyadi (Dzikir Kopi)
117.Hoiri Asfa
118.Humam S. Chudori (Kopi Nusantara)
119.Husnu Abadi
120.H. Shobir Poer (Secangkir Kopi Cinta)
121.Ida Fitri
122.Idhey Detti
123.Ihsan Subhan
124.Ika Y. Suryadi
125.I Made Suantha
126.Iman Sembada (Sepasang Kopi)
127.Inaliyatul ‘Umama
128.Irawan Sandhya Wiraatmaja
129.Irvan Mulyadie
130.Isbedy Stiawan ZS
131.Itov Sakha
132.Iva Fauziah
133.Iyut Fitra
134.Jasman Bandul
135.Jen Kelana
136.Jhojhox (Kopi Tua)
137.Jhon FS. Pane (Perjamuan Kopi)
138.Julaiha S.
139.Julia Hartini
140.Jumari HS
141.Khaidir Syahrian
142.Khairul Umam Al-faqih
143.Khusniwati Md Mohani (Sepahit Kopi Hitam…)
144.Kidung Purnama (Hujan Belum Reda)
145.Kim Al Ghozali AM
146.Kocha Bani
147.Kunni Masrohanti
148.Kurnia Effendi
149.Kurnia Hidayati
150.Kris da Somerpes
151.Kristopel Bili
152.L Surajiya
153.Lailatul kiptiyah
154.Lailatur Raziqah
155.LK Ara
156.Larasati Sahara
157.Lathifah Inten Mahardika (Pemujaan Kopi)
158.Liska Rahayu
159.Mahdi Idris
160.Mahan Jamil Hudani
161.Mahroso Doloh
162.Matdon (Kopi Malabar)
163.Matroni Musèrang
164.Meifrizal (Sejauh Mocha Sejauh Kenangan)
165.Melur Seruni Astuti (Cerita Dari Meja 23)
166.Mezra E. Pellondou (Sepasang Mata Kopi)
167.Mohammad Arfani
168.Mohd Adid Ab Rahman
169.Muhammad Daffa
170.Muhammad de Putra
171.Muhammad Husein Heikal
172.Muhammad Sarjuli
173.Muhammad Subhan
174.Mukti Sutarman Espe
175.Muslih Marju
176.Musmarwan Abdullah
177.Mustafa Ismail
178.M Rain (Sehabis Kopi Gayo)
179.Rmn. Kindy
180.Nasir Ali
181.Niken Kinanti
182.Noor El Niel
183.Noer Listanto Alfarizi
184.Novy Noorhayati Syahfida
185.Pierra Imo
186.Pilo Poly
187.Polanco S. Achri
188.Purnama K Ruslan
189.Rahmad Sanjaya (Beranda Satu Meja)
190.Rahmat Hidayat (Tak Ada Desau)
191.Raudah Jambak
192.Ramon Damora
193.Renda Setyadiharja
194.Rida K. Liamsi
195.Rida Nurdiani
196.Ridhafi Ashah Atalka (Kwatrin Tentang Kopi)
197.Rie Kusuma
198.Rini Intama
199.Robi Akbar
200.Rohani BTE Din
201.Rudy Ramdani Aliruda (Kahwa, Perempuan…)
202.Rusdi El Umar
203.Ryan Rachman
204.Saiful Bahri
205.Salimi Ahmad
206.Salman Yoga S
207.Sastri Bakry (Sang Pelukis)
208.Sengat Ibrahim
209.Seruni Unie
210.Siwi Widjayanti
211.Soeryadarma Isman
212.Soe Marda Paranggana (Kopi Marathon)
213.Soni Farid Maulana
214.Sri Wintala Achmad
215.Sugik Muhammad Sahar
216.Sulaiman Djaya (Jazz & Kopi)
217.Sulaiman Juned (Menabung Cinta.. & Hikayat..)
218.Sihar Ramses Simatupang
219.Sulaiman Tripa
220.Sus S. Hardjono
221.Suyadi San
222.Syarifuddin Aliza (Sajak Sepi Secanngkir Kopi)
223.Syarifuddin Arifin
224.Teja Alhabd (Bercangkir Kopi Sekanak)
225.Teuku Dadek
226.Thoni Mukarrom I.A. (Kopi Bapak)
227.Titis Hening (Suatu Waktu)
228.Tiara Sari
229.Tora Kundera
230.Ummi Rissa
231.Vera Hastuti (Kotamu)
232.Viddy Ad Daery
233.W Haryanto
234.Wiekerna Malibra (Kawan Kopi 3)
235.Willy Ana
236.Wilfridus Setu Embu
236.Win Gemade
237.Winar Ramelan
238.WirjaTaufan (Secangkir Kopi Mengenang Toet 2)
239.Yahya Andi Saputra
240.Yudhie Yarcho
241.Yohan Lejap
242.Zabidi Zay Lawanglangit
245.Zainab Al Kautsar (Sebab)
246.Zaki Ef (Kosakopi)
247.Zakir (Rindu Kental…)
248.Zulfaisal Putera
249.Zuliana Ibrahim (Lepat dan Sisa Kopi…)
250.RAMAI & DUA CANGKIR KOPI (PENULIS ???)