FK METRA SUMUT, adalah Forum Komunikasi Media Tradisional Sumatera Utara. Kepengurusannya, di Masa Bakti Tahun 2011-2016 diketuai oleh Ibu Dr.Ir.Hj.Hidayati, M.Si, yang pengukuhannya dilakukan oleh Plt Gubernur Sumatera Utara H.Gatot Pujonugroho, ST pada tanggal 21 Maret 2012 di Asrama Haji Medan. Ketua sebelumnya, H.Dahri Uhum Nasution, atau akrab disapa dengan Atok Ai, bangga bercampur haru dengan regenerasi ini. Artinya, Ibu Hidayati, yang semasa remajanya adalah salah satu dari sekian banyak anak didik Atok Ai di Teater Nasional (TENA) Medan, membuktikan dirinya mampu menerima kepercayaan untuk memimpin sebuah organisasi kesenian berbasis tradisi lokal berskala provinsi. Perlu diketahui, Atok Ai merupakan salah satu penggagas sekaligus pendiri FK METRA NASIONAL, yang ditetapkan pada tanggal 20 Mei 2005 di Jakarta bertepatan dengan Hari Kebangkitan Nasional, dengan harapan bangkit pula Media Tradisional di seluruh Indonesia. Dan diaktekan pada tanggal 5 Desember 2005 oleh Notaris Ratih Gondokusumo Siswono, SH di Jakarta.
FK METRA SUMUT merupakan wadah kemasyarakatan didalam menampung, mengurus dan membina seluruh komunitas/grup media tradisional di Sumatera Utara, termasuk media tatap muka, luar ruang dan pameran. Dengan kata lain, FK METRA yang kegiatannya bukan hanya media pertunjukan rakyat, tapi juga termasuk media komunikasi tatap muka, media luar ruang dan media pameran. Juga sebagai unsur utama kebudayaan Nasional pertunjukan rakyat atau kesenian tradisional yang komunikatif, yang ada dialognya, yang mempunyai pengaruh yang lebih besar terhadap masyarakat.
Media Tradisional adalah berbagai macam seni petunjukan yang secara tradisional dipentaskan di depan khalayak ramai terutama sebagai sarana hiburan yang memiliki sifat komunikatif, sehingga bentuk kesenian tersebut dapat dimanfaatkan sebagai media pembawa pesan-pesan pembangunan untuk kesejahteraan rakyat dalam penyelenggaraan pemerintah, non pemerintah ataupun swasta. Unsur tradisional dan sifat komunikatif dari seni pertunjukan tersebut memudahkan untuk dapat digunakan sebagai media komunikasi yang efektif tanpa harus kehilangan fungsinya sebagai media hiburan.
DASAR PEMIKIRAN
Sumatera Utara atau Medan khususnya, yang dihuni oleh berbagai etnis serta agama, memiliki kultur budaya yang berbeda dengan daerah lain di Nusantara. Suku pendatang seperti Jawa maupun warga keturunan misalnya, yang dalam kurun waktu tertentu telah menetap di kota wisata kulineri ini, mau tidak mau terbaur dengan karakter masyarakat setempat serta ‘terkontaminasi’ dengan ciri yang ada. Kondisi tersebut lambat laun menjadi bagian tak terpisahkan dari karakter khas masyarakat Sumatera Utara. Kita sebut saja karakter yang cenderung berwatak keras dan dinamis dalam mempertahankan prinsip, tegas, terbuka, bahkan blak-blakan dalam berbicara maupun mengungkapkan pendapat. Istilah-istilah atau plesetannya pun kerap muncul dan terlahir secara spontan, sekenanya, berpantun, dan tak pernah mati, serta bergulir lancar didalam obrolan sehari-hari.
Dalam konteks berkesenian, muatan lokal atau corak kehidupan masyarakat Sumatera Utara tersebut telah menginspirasi kami sebagai penggiat seni pentas untuk mengekspresikannya dalam bentuk pertunjukan. Maka jadilah sebuah menu hiburan dan pesan – yang dalam hal ini kami sebut sebagai berkelakar dan berpesan lewat seni pertunjukan drama, tari, nyanyi dan musik. Dan didalam penggarapannya sengaja kami libatkan unsur (seni) tradisi yang terdapat di Sumatera Utara sebagai akar konsepnya. Dalam kesempatan kali ini, kami pilih Sandiwara Bangsawan, yang kental beraroma Melayu.
KONSEP
OPERA METRA (OPETRA) adalah pertunjukan rakyat yang dikemas sarat hiburan dan gampang difahami karena didalam penyampaiannya banyak menggunakan bahasa sehari-hari. Selain itu, juga banyak menyelipkan pantun serta lagu yang kontekstual dan aktual sebagai variasi dialog guna kepentingan atau muatan humorisnya. Disamping itu, OPETRA meramu atau melibatkan unsur-unsur tradisi dari berbagai etnis atau budaya lokal yang terdapat di Sumatera Utara seperti Mandailing, Batak, Simalungun, Karo dan lain seterusnya, Tarian/nyanyian dengan sentuhan alat musik tradisional seperti Gendang/Pakpung, Akordion, Taganing, Gondang Dua, Tamborin, Keteng-Keteng, Hasapi, Biola, Gong dan lainnya, membentuk suatu kemasan tontonan atraktif serta dinamikanya mengajak penonton untuk ikut berdendang dan bergoyang tanpa mengenyampingkan unsur-unsur informatif dan edukatif. Dengan kata lain, OPETRA dapat dispesifikasikan sebagai Lagak Lagu Anak Medan (Sumatera Utara). ‘Kombur Malotup’ para penggiat seni pentas Sumut yang bergabung dalam OPETRA ini jangan buru-buru diartikan secara sempit dan negative. Karena dia adalah merupakan sebuah karya pertunjukan pentas yang dipersiapkan dan di tata secara khusus & khas, yang kontensnya merupakan tontonan dan tuntunan. Sejalan dengan fungsi ideal Media Tradisional kita yang telah digariskan oleh pemerintah. Seperti yang digambarkan si Pancarita (Dalang) dalam dialognya pada segment opening di setiap pementasannya ; … Satu sama lain kami membaur – dengan niat yang terukur – bukan sekedar bertutur dan menghibur – tapi ada pesan yang mau ditabur …
DISAIN
Setiap cerita yang ditampilkan OPETRA dikemas dalam bentuk pertunjukan rakyat yang sarat hiburan dan mengandung pesan sosial, budaya, pendidikan, hukum dan lainnya. Penyampaiannya lugas, tangkas, bernas, kocak bombas. Kritik menggelitik, segmentik, etnik dan asyik.
PERSONIL
Para personil OPETRA terdiri dari penggiat-penggiat seni drama, tari, nyanyi dan musik, yang notabene para pengurus FK METRA SUMUT. Dan masing-masing mereka telah berulangkali memperoleh penghargaan dalam berbagai ajang lomba baik di tingkat lokal, regional maupun nasional. Selain itu masing-masing personil dimaksud juga telah berulangkali dihunjuk sebagai Duta Seni Sumut ke even-even seni dan budaya didalam maupun luar negeri. Tersebutlah Dahri Uhum Nasution/Atok Ai ( Aktor/ Sutradara/
Pengarah sekaligus Penggagas/Pendiri FK METRA NASIONAL dan SUMUT); Yan Amarni Lubis (Aktor Drama Pentas Terbaik SUMUT 1976/Pemain Sinetron & Film
/Sutradara Film Pendek/Penulis Naskah/Kreator Pelakon/Tim Kreatif beberapa mata acara di TVRI Sumut maupun beberapa Instansi Pemerintah); M.Raudah Jambak (Aktor Terbaik Medan/Sastrawan Aktif Kreatif/Direktur Komunitas Home Poetry); Dayon Arora (Komedian/MC/Telangkai/Host beberapa mata acara di TVRI Sumut/ Penggiat Wadah Pendidikan); Munir Nasution (Komedian/MC Kondang/Finalis Audisi Pelawak atau API/TPI); Andy Mukly (Aktor/Sutradara Terbaik Drama Pentas/Pemain Sinetron/Film/Pemenang I di banyak Even Lomba Baca Puisi di Medan /Pengajar Seni Akting di beberapa SMP dan SMA di Medan/Komedian-8 Finalis API/TPI); Sofyan (Penyanyi/MC/Telangkai); Eva Gusmala Yanti (Penyanyi/Etnomusikolog/Aktris Terbaik I Lomba METRA NASIONAL Tahun 2011 di Solo); Liza Zahrina (Juara 1 Lomba Pemilihan Remaja Deli Berbakat 2008/Juara I Lomba Puisi Se-SUMUT/Juara I Puisi Remaja dalam acara Festival Seni Dakwah Islam Tahun 2010/Juara II Lomba Calon Penyiar Televisi TVRI Sumut dalam rangka HUT TVRI ke-41 Tahun 2011); Ade Fitri Nasution (Pemain Sinetron dan Drama Pentas yang sudah banyak pengalaman); Tafa Mustafa (Pemain Drama Pentas yang sudah banyak pengalaman dan bergabung dalam Tim METRA SUMUT, yang berhasil meraih Juara III dalam Lomba METRA NASIONAL Tahun 2012 di Manado); Ifan Minimalis (Pelakon seni drama yang sudah berulangkali dipercayakan sebagai goal getter dalam setiap penampilannya di pentas maupun televisi); Rubino (Pemusik yang sudah berulangkali bergabung dalam Tim Kesenian Sumut ke berbagai daerah di tanah air maupun luar negeri/Pengajar Seni Musik & Nyanyi); Samsidi (Pemusik yang sudah berulangkali bergabung idalam Tim Kesenian Sumut ke berbagai daerah di tanah air maupun ke Asia, Amerika dan Eropa/Pengajar Seni Musik); Ade Jabbal (Pemusik muda berbakat namun sudah diberi kepercayaan beberapa sutradara drama pentas untuk memberi sentuhan musik pada pementasan mereka/Pernah bergabung dalam sebuah Tim Kesenian Sumut dalam lawatannya ke negeri ‘kincir angin’ Belanda/Berandil besar dalam kelompok musiknya dalam menjuarai beberapa ajang lomba musik Islami di Medan/Aktor drama pentas); Jamal Dee Jee (Penata Panggung di banyak pementasan drama di Medan) serta beberapa seniman berpengalaman di berbagai bidang seni yang kami tempatkan sebagai nara sumber guna mendapatkan keakuratan materi untuk penguatan cerita yang hendak ditampilkan.
PANDANGAN KE DEPAN
FK METRA SUMUT serta OPETRA-nya berkepentingan terus hadir ditengah lapisan masyarakat lewat pertunjukan berkemas pengembangan dari kesenian tradisional Sumatera Utara. Seperti kita ketahui, kesenian tradisional adalah sebuah karya budaya leluhur bangsa yang merupakan kekayaan dan aset bangsa yang harus dilestarikan, dikembangkan dan diberdayakan. Maka sudah seharusnya seluruh bangsa Indonesia (tanpa kecuali) menghormati perjuangan dan pengorbanan para pahlawan dan pendahulunya yakni leluhur bangsa. Sebagai anak bangsa yang cinta budaya kita wajib mensyukuri dan berbuat yang terbaik bagi rakyat, bangsa dan negara, dengan mewujudkan cita-cita kemerdekaan, mendayagunakan segenap potensi bangsa dan negara, termasuk potensi seni dan budaya nusantara yang merupakan hasil cipta, rasa dan karsa leluhur bangsa Indonesia.
Sandiwara Bangsawan
SAYEMBARA TIM SUKSES CALON PANGLIMA RAJA
Naskah drama M. Raudah Jambak
PARA PEMERAN
Panitia 1
Panitia 2
TS 1
TS 2
Rakyat 1
Rakyat 2
Warga 1
Warga 2
Beberapa Pendukung
Sinopsis
SUNGGUH sangat wajar kiranya, di sebuah negeri. Di manapun itu, selalu ingin memberikan yang terbaik. Diantaranya adalah memilih pemimpin. Rakyat bersemangat ingin memilih pemimpin yang terbaik, walaupun masih saja ada kekurangan di sana-sini. Sesuatu yang sangat wajar kiranya. Bagaimana kisahnya....Tabik....
Panitia1 : Pengumuman-pengumuman, diumumkan kepada umum bahwa
ada Pengumuman yang harus disampaikan kepada umum,bahwa
pengumumman Ini untuk umum agar diketahui umum.
Pengumuman ini dari raja untuk masyarat umum. (melirik ke kiri
ke kanan) wah, panitia pada kemana kok belum ngumpul. Inilah
kebiasaan yang harus diubah. Selalu menggunakan
jam karet alias jam molor.....
Panitia 2 : (muncul dengan make-up menor)
Panitia 1 : Ya, ampun. Neng, mau kemana……
Panitia 2 : katanya mau menyambut para TS…?
Panitia 1 ; iya, tapi kok dandanannya kayak donat gitu?
Panitia 2 : katanya suruh dandan.....?
Panitia 1 : kita ini mau menyambut TS. Bukan pergi ke sirkus...
Panitia 2 : Abang itu pakaiannya..?
Panitia 1 : kenapa?
Panitia 2 : Kaya KERA-KERA NINJA?
Panitia 1 : Maksudmu KURA KURA NINJA?
Panitia 2 : Itu kalau telungkup, Bang............
Panitia 1 : Ah, porno kau..... Pengumuman-pengumuman, diumumkan
kepada umum bahwa ada Pengumuman yang harus disam
paikan kepada umum,bahwa raja, akan memanggil seluruh TS
calon panglima untuk hadir ke pendopo tiara istana kerajaan ini.
Di harapkan masyarakat untuk hadir menyaksikan pertanggung
jawaban selama pesta para TS calon panglima. Yang akan
menjadi TS calon panglima selanjutnya yang menggantikan
panglima kerajaan yang telah pangsiun.
Panitia.2: Loh, kok Pangsiun, bukannya Pensiun...
Pantia 1 : itu kalau pangkat rendah. Kalau tinggi Pangsiun. Udah dengar
aja kau....
(MUSIK PENGANTAR)
TS.1 : Selamat siang!
Panitia.2: Selamat siang, bang udah datang satu TS. Silakan duduk.
TS. 1 : Dengan hormat,Maaf bapak, maaf ibuk, maksud kedatangan saya
kemari, tidak lain dan tidak bukan untuk memenuhi undangan
panitia.
Panitia.1: Silahkan duduk.
(MUSIK PENGANTAR)
TS.2 : ( Masuk )
TS.2 : Kacang bukan sembarang kacang, kacang melilit kayu delima.
Datang bukan sembarang datang, datang memenuhi undangan
panitia.
Rakyat.1: Tanam Pinang sirapat-rapat, agar puyuh tak dapat lari, kukenang
-kenang takdapat-dapat, naik becaklah aku kemari.
(MUSIK PENGANTAR).......R2 MASUK TERLAMBAT LARI ANJING.
Rakyat.2 : Kain rombengan kain keramat, maaf cowok rombengan
terlambat.
Panitia.2 : Kain rombengan dibelit-belit, jalannya kok kayak kesembelit....!
Silahkan ambil tempat.
Panitia.1 : Baiklah karena para TS sudah kumpul maka pertemuan kita
hari ini kita mulai. Saya akan sampaikan ketentuan yang harus
dipatuhi bagi semua TS, pertama ; tiap TS memperkenalkan
dirinya kemudian menyampaikan kegiatannya selama masa
kampanye. dan waktunya 5 menit. Kalau mendengar suara
seperti ini (bel) kesempatan menutup laporan selama 30 detik.
Selanjutnya akan ada sesi tanya jawab waktunya 7 menit. Ada
pertanyaan....? Mungkin belum jelas.
TS.1 : Bang, kirim-kirim salam boleh bang...?
Panitia.1 : Gaknyambung kau, ini bukan acara Ring dan Lagu,
TS.1 : Tapi itu ada kamera....
Panitia.1 : (mendatangi) Kuikat tali kamera maukau...!
Kalau tidak ada pertanyaan lagi acara kita mulai.
Panitia.2: (menarik gendut, memindahkan duduknya ) Bang Goninya tarok
dimana....
Panitia.1: (memindahkan gendut kembali) Jangan disini... nanti gulanya
basah.... Oke, sekarang acara kita mulai, silahkan TS yang awal
hadir perkenalkan diri.
TS.1 : Susudara-susudara yang berbahaya, nama saya CPNS, TS Calon
panglima necis, bukan panglima buncis. Catat. ! Seperti yang
selalu saya sampaikan dalam setiap acara pesta pemilihan calon
panglima kerajaan, bahwa setiap calon panglima harus memiliki
visi dan misi yang jelas dan tegas agar dapat dapat membangun
dengan terencana. Dan juga selalu juga saya sampaikan kepada
rakyat bahwa rakyat harus mengetahui, setiap visi dan misi setiap
calon panglima agar rakyat tidak merasa kecolongan. Dan tidak
seperti membeli kucing dalam sarung. Dan juga yang terpenting
setiap calon panglima harus jujur dan bertanggung jawab agar
rakyat mau dan ikhlas membantu serta mendukung visi dan misi
yang dimaksud. Saya tegaskan sebagai TS visi dan misi calon
panglima saya tidak sekedar tertulis, tidak sekedar selogan atau
janji-janji belaka. Karena calon panglima saya takut rakyat marah
dan beliau juga takut Tuhan Murka kepadanya. Dan calon saya
akan memberikan bukti itu kepada rakyat, karena suara rakyat
adalah suara Tuhan. Sekian dan demikian.
Panitia.1: TS,Berikutnya silahkan memperkenalkan diri.
TS.2 : Kalau aku takpalalah memperkenalkan diri, udahtaunya orang ini
kalau aku Seleberiti.
Panitia.2: Bang, kalau abang takmau memperkenalkan diri, paling tidak
selama jadi TS, berapa banyak abang dapat komisi.
TS.2 : Iya tau aku, kalau begitu kacang bukan sembarang kacang.......
Rakyat.1: Hei bung tak ada lagi pantun kau selain kacang!
TS.2 : Usah kau becakap duduk manis saja kau disitu. Kacang bukan
Sembarang Kacang, kacang melilit si kayu meranti, kalau kau
tanyak soal komisi itu bagian rahasia pribadi. Baiklah bapak-
bapak, ibu-ibu,ocik-ocik, wakngah, ….wak ulong…Kalau awak
udah tak begigi, usahlah lagi memakan nasi, kalau soal visi dan
misi, calon kami tak usah diragukan lagi, pokoknya lezat dan
bergizi.
TS 1 : Eh, Wak. Kacang bukan sembarang kacang.................
TS 2 : Stop. Itu pantun aku jangan main curi aja kau.....lagi pula aku
bukan uwak kau............ Yang lain......
TS 1 : Ok. Tanam pinang sirapat-rapat, agar puyuh tak dapat lari......
TS 2 : Stop lagi. Tadi sudah dipantunkan........nggak kreatif kau, yang
lain........
TS 1 : Yang lain pun jadi. Dalamnya laut dapat diduga. Dalamnya kali
apalagi...Nyaman mulut kalau bicara. Tapi, semuanya tak ada
bukti......
TS 2 : Bung, jangan menghitamkan kambing yang memang sudah
hitam ya....
TS 1 : Ada bunga di atas meja. Bunganya jatuh karena vasnya pecah.
Tak kuduga kau banyak bicara. Apa kepingin endasmu kubelah.......
TS 2 : Tak ikut aku membawa kelapa. Apalagi membelah dua. Tak takut
Aku laga digjaya. Sebelum darahku melepas raga. (memasang
kuda-kuda mengajak berkelahi)
TS 1 : Kalau makan Ikan bawal. Pastikan makan si ikan teri. Kalau tuan
mau menjual. Pasti aku beli (memasang gaya petinju)
Panitia 1: (Segera memisah dengan membunyikan sempritan) Stop.
Sekarang belum waktunya berdebat. (mengeluarkan kartu
kuning kepada TS 1) Sekarang TS 2 waktunya menyampaikan
pandangannya...........
TS 2 : (Bergaya) Baiklah. Bukan kacang sembarang kacang. Kacang enak
Kalau Dimakan. Bukan tandang sembarang bertandang. Sekarang
ada yang akan saya sampaikan. Para warga.... Ada hal terpenting
yang harus diperhatikan pilihan kita tentu pimpinan yang teladan.
Teladan di segala aspek, terutama di lingkungan dan keluarganya.
Pimpinan kita memiliki komitmen yang kuat, konsisten terhadap
apa yang telah diucapkan dan dijanjikannya. Di samping itu,
pengetahuan dan pemahaman yang luas tentang masyarakat
tentunya sudah makanan sehari-hari dari pimpinan kita.
Semuanya itu adalah sesuatu yang sangat mutlak menjadi
syarat seorang pemimpin yang baik. Dengan begitu ia bisa
menyusun rencana dan strategi dalam membangun sekian
tahun kedepan dan bukan hanya rencana-rencana kosong
apalagi sekadar slogan saja. Burung irian burung cedrawasih
cukup sekian dan terimaksih..............
Panitia I : Ya, sudah terimaksih. Selanjutnya kita akan adu
kecerdasan.....................
Warga 1 : (kesal) ini tidak bisa dibiarkan. Eh, lae apa tidak ada acara lain?
Hiburan, misalnya.....menari, menyanyi atau melawak misalnya
ngertinyaa kau maksudku, ha.
Warga 2 : Ya, apa tidak ada acara lain? Hiburan, misalnya.....menari,
menyanyi atau melawak misalnya. Tetapi, aku terserah kelen
aja yang penting menguntungkan!!!??
Warga 1 : Kau...sedikit-sedikit menguntungkan. Sedikit-sedikit
menguntungkan. Menguntungkan, kok sedikit-sedikit....?
TS 1 : Aku setuju. Maunya ada acara hiburan. Biar lebih segar dan
tidak terlalu Tegang .............
TS 2 : Aku tidak setuju. Ah, hiburan. Bagaimna kerajaan ini mau maju?
Hanya memikirkan hiburan? Basi ! Itukan hanya lipstik. Karya
nyata lebih baik daripada karya kata. Aplikasi jelas. Konjuksi
langsung berkomunikasi daripada audiensi.
Panitia 2 : Dua-duanya asyik……….
TS 1 : Ah, itukan katamu saja, karena pilihanmu itu gemetar kalau
cakap. Kata-kata dibalek-balek. Kalimat jungkir balek. Paragraf
terbalek. Sebentar lagi muka mu yang terbalek. Eh, bung.
Dengar kita harus memberi keyakinan kepada masyarakat,
bahwa pemilihan itu penting. Bagaimana menyatukan
pandangan. Bagaimana meningkatkan kebersamaan kita.
Bagaimana caranya untukmmemberi peluang terbuka demi
kesejahteraan rakyat. Termasuk juga mau turut serta dengan
ikhlas mendukung calon terpilih. Turut aktif dalam
pembangunan walaupun tidak terpilih. Siap menang-siap
kalah......Damai-damai......, Bung.... Dan ingat jangan
GOLPUT...........
TS 2 : Itukan teori. Bung, rakyat sekarang butuh yang kongkrit bukan
yang bacrit. Rakyat sekarang sudah tahu, yang mana yang
penipu, yang mana yang memang mau dan yang mana yang
sungguh-sungguh berbuat demi
kepentingan sosial, masyarakat dan publik.
TS 1 : Susudara-susudara, tidak bisa kita pungkiri pemimpin yang cerdas,
mumpuni, yang melindungi rakyatlah yang paling kita pilih. patuh
dan taat pada setiap ketentuan perundang-undangan selama
proses penyelenggaraan serta memedomani asas jujur dan adil
(jurdil), serta langsung, umum, bebas dan rahasia (luber) Saya
memilih kriteria yang seperti itu. Saya yakin Susudara-susudara
setuju dan sependapat dengan saya. Pilihan saya tentu pilihan
susudara-susudara juga. Bagaimana? Setuju?
TS 2 : Hai, Bung. Jangan mempengaruhi rakyat dengan janji-janji
kacangan. Apapun judul ceritanya, teori tetaplah teori. Tetapi, saya
haqqul yakin masyarakat tidak akan mau lagi bertepuk sebelah
tangan.
Panitia 2 : Stop, maaf Bang. Apa bisa………….?
TS 2 : Loh, yang bilang bisa bertepuk sebelah tangan siapasiapa? Panitia
saudara, saya komplain atas argumentasi daripada saudari panitia.
Tolong kontrusi saya jangan lagi diklarifikasi. Etika, etika, macam
mananya kalien....Mari kita menjunjung tinggi sportivitas dan
sekali lagi etika, serta berkompetisi secara sehat dan jujur. Setiap
permasalahan yang timbul dari penyelenggaraan itu akan ditem
puh secara terbuka melalui prosedur dan aturan, bukan melalui
tindakan anarkistis. Kita tidak mau kan anarkisasi di sini gara-gara
panitia bertepuk sebelah dada. Terima kasih.
Warga II : Aku setuju-setuju saja asal kucing dan dadanya menguntung
kan.
Warga I : Tolong sekali lagi. Kita di sini serius. Kami sebagai warga
jangan dibuat bingung lagi.
Warga II : Aku oke-oke saja, asal bingungnya bingung yang menguntung
kan
Panitia I : Maaf, beribu-ribu maaf. Kita sudah lari dari prosedur. Tolong
jangan melebar kemana-mana. Sekarang kita fokus pada titik
persoalan. Kita sayembara tergantung keahlian. Mari Kita
ciptakan suasana yang kondusif dalam seluruh proses yang
dilalui. Sesuai jaduaaal. Kita lomba memecahkan balon. Yang
terbanyak memcahkan balon. Dia lah yang terpilih sebagai
pemenang dan menjadi TS untuk Panglima selanjutnya.
Warga II : Aku nggak ada masalah kalau balonnya pun menguntungkan he
he he
Panitia 1 : Siap........... Untuk mengambil balon waktunya lima menit.
Selebihnya memcahkan balon waktunya 7 menit. Siap..............
mulai...............
PESERTA LALU DIBAGI-BAGIKAN BALON. DI SINI TINGKAH POLAH KONYOL DIPEERLIHATKAN. SAMPAI AKHIRNYA TERDENGAR SUARA BEL.
Warga 1 : Eee, Boboho ini punyaku main rampas aja...
Warga 2 : Jadi punyaku yang mana....?
Warga 1 : ya, terserah kau lah. Panitia bilang yang menang yang bisa
mengumpulkan sebanyak-banyaknya.
Warga 2 : Ya, tapi punyaku yang mana............?
Warga 1 : Eh, bung…….ku gulung kau nanti jadi risol. Mau kau…….
Warga 2 : Ada risol. Asyiiik. Mintalah….
Warga 1 : Sakit kau.
TS 2 : Eh, kau jangan suka mempermainkan. Apalagi menghina makhluk
lemah seperti ini.
Warga 1 : Lemah apanya? Tangannya aja sebesar pahakku.....
TS 2 : Berarti kau yang lemah. Sebagai orang yang lemah. Kau jangan
mengusik yang kuat....
Warga 1 : Tebalek kau cakap. Odong-odong.....
Warga 2 : Stop. Tolong. Kau boleh menghina aku. Tetapi, kau jangan
menghina dia. Dengar ya, jelek-jelek begitu masih manusia.
Warga 1 : Siapa yang bilang monyet....
Warga 2 : Ah, banyak kali cakap kau (mau memukul)
Panitia 2 : Stop. Tunggu. Gaya dulu saya mau memoto..(memoto dengan
segala gaya)
Panitia 1 : Sudah. Stop waktu habis. Yang terpenting di sini adalah kita
harus terima apapun hasilnya. Semua siap menang. Siap kalah.
Mari berkompetisi secara damai. Jangan saling salah menyalah
kan. Jangan sampai menimbulkan susuatu. Jangan suka
menciptakan perpecahan, apalagi sampai tawuran. Dan ingat
jangan lupa. Hari pemilihan, pukul tujuh pagi sampai jam satu
siang. Tanggal sekian bulan sekian tahun 2013. Harus ikut aktif
memilih. Jangan sampai GOLPUT. Dan karena besok minggu
tenang, lebih baik kita kerahkan tenaga untuk membongkar
atribut kampanye yang terpasang. Kita bersihkan kembali.
Apalagi yang dipohon-pohon itu. Dinding-dinding. Gerbong-
gerbong. Pokoknya dimana saja. Karena selain siap menang
siap kalah, PILKADA damai. Kita juga diharapkan tetap menjaga
kebersihan dan keindahan. PILKADA INDAH. Cocok. (semua
mengangguk) sekarang ayok kita bersihkan.
Ok.................Setuju...!
SELESAI
Medan, 2013
M. Raudah Jambak
No comments:
Post a Comment