......
Akhirnya, kita sepakat membangun rumah
Sesudah lelah memimpikannya dalam sajak
Dalam benak berlumut: rumah dengan dua pintu
Ke dalam dan ke luar, rumah dengan dua kamar
Dan sepasang lubang kunci, kau dan aku
Kemudian kita jadi terlebih memahami rumah
Rumah ternyata menyimpan begitu banyak lubang
Begitu banyak kamar, kita pun tak paham kapan
Kita bisa sampai di sana untuk sekadar rebah mati, atau
Lewat lorong dan pintu yang mana sebaiknya masuk
Sebab rumah adalah labirin, laut, dan pada setiap kelok
Pojoknya menganga palung-palung bahasa
.........
No comments:
Post a Comment