Tuesday, 28 September 2010

Pantun dan Teks Pelajaran

Anak-anak sekolah di Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau, dari tingkat SD sampai SMA, menggalakkan pantun pada berbagai kegiatan. Pantun telah menjadi salah satu cabang pendidikan tambahan.

Guru besar Universitas Negeri Medan (Unimed), Prof Dr Lince Sihombing, Mpd, mengatakan, dewasa ini seni berpantun telah hilang dari sebagian besar isi buku teks Bahasa Indonesia.

"Padahal pantun sangat berpotensi untuk menyosialisasikan kesantunan berbahasa sekaligus menyantunkan pengguna bahasa Indonesia," katanya di Medan, Sabtu (2/1/2010).

Pantun adalah cara seseorang untuk menyampaikan maksud atau isi hati kepada orang lain secara sopan, santun, dan tidak dengan kata-kata yang kasar. Disebut santun sebab maksud hati tidak disampaikan secara langsung tetapi dialihkan melalui penyertaan sampiran yang sesungguhnya lebih sering tidak berhubungan dengan isi pantun yang terdapat pada baris-baris berikutnya.

"Artinya dengan pantun, orang diajarkan untuk menyampaikan maksudnya dengan cara yang sopan, halus dan santun meskipun apa yang akan disampaikannya itu sebenarnya bentuk protes ataupun kecaman," katanya.

Ia mencontohkan, ketika seseorang pembuat pantun duduk merenung atau memikirkan bagaimana menautkan kata-kata yang terdapat dalam baris-baris sampiran dengan kata-kata yang berada dalam baris-baris berikutnya, maka secara tidak langsung dia telah melakukan seleksi atau memilih kata-kata yang digunakan, mana yang layak dan mana pula yang tidak layak.

Selain itu pembuat pantun juga harus memikirkan rima ataupun harmonisasi bunyi dari kata-kata terakhir dari dua baris sampiran dan dua baris isi yang membentuk pantun.

Tidak tertutup kemungkinan pembuat pantun terpaksa mengganti salah satu dari kata yang ada di baris-baris sampiran maupun di baris-baris isi agar ketika diucapkan tercapai harmonisasi bunyi dan ketika dikaji secara tidak langsung akan melatih pembuat pantun santun menggunakan kata-kata .

Sebaliknya, seorang penikmat pantun juga akan merekam dalam benaknya untuk tidak sembarangan menggunakan kata-kata ketika akan menyampaikan maksud hati. Jika pantun diajarkan di sekolah, akan membuat siswa menjadi santun dalam berbahasa sehari-hari," katanya.

No comments: