SAJAK KEPADA AZIS ANGKAT
dan kaulah itu
lelaki yang menyimpan perih
pada paripurna yang tak pernah selesai
sebab, luka rakyat begitu parah
memerah
dan kaulah itu
lelaki yang menjadi korban ketidak berdayaan
rakyat sebab lapar dan dahaga yang semakin
menua setua zaman ketidakberdayaan
ketidakpercayaan
dan kaulah lelaki itu
penebus dosadosa masa lalu pemimpin
yang tak pernah jera menggodam
ketidakberdayaan kami,
rakyatmu
PUISI M. RAUDAH JAMBAK
KAMI HANYA RAKYAT
Kami hanya rakyat yang bisanya hanya
Melumaskan seisi perut, tapi
Para buaya mengatakan rakyat hanya pelumas
Nafsu dalam perutperut panasnya
Kami hanya rakyat yang sekadar penikmat
Segelas air pada sebatas tenggorakkan, tapi
Para buaya berkata rakyat hanya penikmat
Raga mereka yang tak henti menguras keringat
Lalu, adakah diri mereka ketika rakyat
Membutuhkan setetes embun
Pada lapar dan haus kami?
(dan buaya itupun menerkam kepalamu,
mengunyah dan mencabiknya tanpa merasa
berdosa)
MARI BEREMBUK
Mari berembuk kata mereka sambil mengunyah
Sepotong roti dan dengus nafas yang
Memburu.
Mari, ujar kami
Pada aliran ludah yang tak berhenti menetes
Diujung bibir yang kering sekering rindu
Dalam bayangbayang semu
Mari berembuk kata mereka sambil mengayunkan
Godam ke kepala kami yang hanya kami
Pergunakan untuk mencari hidup untuk anak
Dan istri
Mari, ujar lirih kami
Pedih
(lalu mereka bersembunyi meninggalkanmu sendiri)
PENGEMIS BELIA DI SIMPANG JALAN RAYA
entah darimana angin menghembusnya
sepotong koran terjatuh tepat di kaki
seorang pengemis belia
ia membaca berpuluh santri disodomi
gurunya yang mengaku karena sayang
dan cinta
lalu di halaman utama dari sobekan
yang tersisa, ia membaca duka anak-anak
Palestina yang ditinggal mati ayah-ibu mereka
(sebaris anak sungai mengalir deras dari telaga
air matanya)
medan , awal januari 2009
DOA
Tuhan,
aku ingin boneka, untuk kujadikan teman
bermain dan berbagi cerita
Tuhan,
ibu terlalu sibuk menjajakan berbagai
cinderamata,tapi aku selalu dilupa
Tuhan,
ayah larang jangan tambah ibu baru lagi
sebab, kalau aku sudah punya boneka
aku tak perlu siapa-siapa
Tuhan,
berilah aku boneka
amin
medan , awal januari 2009
KEPADA KALIAN ANAK-ANAK PALESTINA
kepada kalian aku sampaikan jangan simpan
sebab kemanusiaan telah menjadi santapan
para hewan yang kelaparan
tidurlah, dik
mimpi indahlah
sebab ibu bidadari telah menanti
dengan senyum seharum kesturi
awal januari, 2009
SEORANG ANAK SEBELUM TIDUR
Tadi pagi seekor kucing tergilas truk
Dan seorang anak menangisinya
Lalu, ibu membujuk sekaligus mengajak
Doa bersama
(si anak berdoa sambil mengeluarkan air
mata)
Siang ini teman sebangkunya jatuh
Dari lantai tiga sekolah taman kanak-kanak
Si anak menangisinya, sebab sepertinya
Ia akan kehilangan kawan bicara
Lalu, Bu guru membujuk teman sekelas
Untuk doa bersama
(si anak berdoa sambil menangis dengan
air mata tersisa)
Malam ini, ia tidak bisa tidur, karena tanpa
Sengaja ia menukar chanel televisi yang
Sedang memberitakan tentang Palestina
Ibu membujuk setengah memaksa, sebab
Bapak tengah mengaum dari kamar tidur
(si anak berdoa sambil menangis kehabisan
air mata)
medan , awal januari 2009
TENTANG SAJAK CINTA 1
Sebuah cinta kau kalungkan menjadi
Seuntai puisi yang tak pernah habishabisnya
Di buku diarymu
Katakanlah sayang
Apakah cinta hanya sebatas katakata
Tanpa pengorbanan?
TENTANG SAJAK CINTA 2
Cinta seperti segelas air sejuk
Yang merambat pada kerontang
Tenggorokanku
Adakah rindu itu
Selain dari sekadar hasrat
Ingin berjumpa?
TENTANG SAJAK CINTA 3
Berlembar sudah surat cinta yang
Kau kirimkan padaku yang
Selama berharihari menunggu
Kecup mesramu di pipiku
Apakah hanya surat sebagai
Pelepas rindu atau kau yang
Tak memiliki waktu untuk menemu?
TENTANG SAJAK CINTA 4
Cintaku padamu bukanlah cinta semu
Cintaku padamu seperti sisipus
Yang selalu menghindar dari batubatu
Cintaku padamu adalah cinta selembut
Salju dan setetes embun penyejuk kalbu
Dalam rindu ada hasrat membara, menggelora
No comments:
Post a Comment